Friendsweet

Bukan Aprilia
Chapter #8

DELAPAN

Setelah mendapatkan izin dari Bayu untuk ikut ke Jogja, yang harus Bella lakukan sekarang adalah meminta izin bapak dan ibuk. Mumpung bapak hari ini pulang, Bella akan minta izin hari ini.

Bella melangkah keluar kamar, menghampiri bapaknya yang sedang duduk menonton siaran sepakbola ditemani secangkir kopi. Namun sebelum itu, Bella menyempatkan diri untuk mengambil minum di dapur.

"Pak," panggil Bella setelah duduk di samping Asnawi--Bapak Bella.

Asnawi yang sedang memfokuskan diri pada siaran sepakbola di televisi menoleh, melihat anak satu-satunya. "Kenapa?" tanya Asnawi seraya membenarkan letak kacamatanya.

"Mulai Senin kan Bella udah liburan," ujar Bella menjeda ucapannya, "Bella ... mau ke Jogja ya?" pinta Bella.

"Liburan di rumah kan juga bisa," ujar Asnawi. Kembali memfokuskan diri ke televisi. Siaran sepakbola itu lebih menarik daripada Bella.

Bella mendesah. Memang susah minta izin bapaknya untuk pergi-pergi. Terlebih Jakarta-Jogja tidak sedekat Jakarta-Tangerang.

"Bella kan pengen lihat Jogja," kata Bella, "boleh ya Pak?" rayunya lagi.

"Lihat di Google atau YouTube kan juga ada Jogja."

"Ish, Bapak mah gak asik. Masa Bella gak boleh liburan kaya teman-teman yang lain," rengek Bella, "Bella kan juga pengen jalan-jalan."

"Kata Ibukmu dari kemarin kamu jalan-jalan sama Bayu. Itu udah jalan-jalan kan," ujar Bapak masih teguh dengan pendiriannya.

Lagi-lagi Bella mengembuskan nafas kecewanya. Sebagai anak satu-satunya yang juga perempuan, Bella sangat dijaga oleh Asnawi. Seringkali Asnawi melarang Bella untuk bepergian jauh-jauh, apalagi malam hari. Untung saja pekerjaan Asnawi membuat Asnawi hanya pulang ke rumah ketika hari Sabtu dan Minggu. Hal itu sedikit membebaskan Bella dari kurungan.

"Bella nanti ikut Bayu," rengek Bella, belum menyerah. Sebelum Asnawi menyetujui, Bella akan terus merayunya. Sampai titik darah penghabisan.

"Minta izin Ibuk dulu sana," ujar Asnawi. Mata Bella langsung berbinar. Ini tandanya Asnawi sudah mengizinkannya untuk pergi ke Jogja.

"Siap, Kapten!" seru Bella semangat. Setelahnya Bella bergegas menuju kamar orangtuanya. Asri ada di sana.

Dengan hati berbunga-bunga Bella mengetuk kamar orangtuanya. Asri membuka pintu, menatap heran anaknya yang sedang berseri-seri.

"Buk, Bella mau liburan ke Jogja ya," ujar Bella langsung, tanpa basa-basi.

"Mau ngapain toh? Udah bilang Bapakmu belum?"

Bella mengangguk semangat. "Udah. Katanya suruh bilang Ibuk," kata Bella.

"Bapak udah bilang ngizinin?" tanya Asri lagi.

Kini Bella terbungkam. Asnawi belum mengatakan boleh, hanya mengatakan untuk bilang kepada Asri terlebih dahulu. Perlahan Bella menggelengkan kepalanya, raut wajahnya berubah sedih lagi.

Asri mengulurkan tangan, mengelus puncak kepala anaknya. Ia sangat tidak tega melihat Bella bersedih seperti ini. Tetapi apa daya, Asri sangat menyayangi Bella dan tak ingin anaknya kenapa-kenapa.

"Kalau Bapak beri izin, pasti Ibuk izinin," kata Asri menenangkan.

Bella mengangguk pelan. Kini ia melangkah kembali menuju ruang keluarga. Menghampiri Asnawi yang masih menonton sepakbola. Bella mengambil duduk di sebelah bapaknya.

"Kata Ibuk, kalo Bapak ngasih izin ya Ibuk ngizinin," lapor Bella, "jadi ... Bapak izinin Bella ya?" pintanya sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Besok suruh Bayu ke sini. Bapak mau bicara sama dia," ujar Asnawi.

Bella berseru riang dalam hati. Kalau sudah seperti ini pasti akan lebih besar kemungkinan bapaknya memberi izin.

"Siap, Pak," ujar Bella riang, "Bapak udah izinin Bella kan?"

"Ya ... tergantung," jawab Asnawi.

"Tergantung apanya?"

"Bayu bisa meyakinkan Bapak atau tidak. Kalau tidak bisa ya, kamu liburan di rumah saja bantu Ibukmu."

Bella kembali memberengut. Aish, beginilah rasanya jadi anak tunggal-perempuan pula. Susah sekali minta izin mau main.

"Lagian nanti kalau kamu ke Jogja, siapa yang nemenin Ibukmu di rumah?" Pertanyaan yang terlontar dari Asnawi membuat Bella diam. Benar yang dikatakan bapaknya, kenapa Bella tidak memikirkan itu tadi?

Menundukkan kepala dan memainkan jari-jarinya yang kini Bella lakukan. Pikirannya kembali bergelut, liburan ke Jogja atau menemani ibuk di rumah.

Bella bimbang dibuatnya. Atau ... Bella ajak saja ibuk ke Jogja? Ah, jangan. Nanti bukan liburan jadinya.

"Kasihan Ibukmu kalau harus di rumah sendirian," ujar Asnawi lagi setelah Bella bungkam tak menjawab pertanyaannya.

Lihat selengkapnya