Friendsweet

Bukan Aprilia
Chapter #9

SEMBILAN

Usai merampungkan persiapan, Bella mencangklong tas ranselnya dengan perasaan gembira. Hari ini ia akan ikut Bayu ke Jogja setelah mendapat izin dari bapak dan ibuknya. Setelah berpamitan dengan kedua orangtuanya, Bella melangkah keluar rumah. Menghampiri Bayu, Septa, dan Aldian yang menunggunya di teras.

Bayu sengaja minta tolong kepada Septa dan Aldian untuk mengantarnya ke stasiun. Tidak memungkinkan juga untuk dirinya membawa motor ke stasiun. Bisa-bisa waktu pulang nanti motornya udah tidak ada. Entah pergi kemana.

"Ayo buruan berangkat. Keburu ketinggalan kereta," kata Bella heboh.

"Bell, ini tuh masih jam tiga. Keretanya masih nanti jam setengah lima," sungut Aldian.

Bayu sengaja memilih tiket yang jam berangkatnya sore dan sampai Jogja tengah malam. Jadi, masih ada waktu untuk istirahat sebelum siangnya akan ia gunakan untuk jalan-jalan.

"Ya kan biar enggak ketinggalan, Yan," ujar Bella pada Aldian, "lebih baik datang dua jam lebih awal daripada terlambat satu menit," lanjut Bella.

Aldian mengangguk pasrah. Malas mendebat ucapan Bella yang nantinya akan menjadi debat yang berkepanjangan. Ia mengikuti Bayu yang sedang berpamitan pada kedua orang tua Bella.

Bella membonceng Septa, sementara Bayu membonceng Aldian. Mereka berangkat menuju Stasiun Pasar Senen.

"Jangan lupa oleh-oleh khas Jogja, Bay!" seru Aldian sambil menepuk keras bahu Bayu setelah mereka sampai di stasiun.

"Jangan jadi kaya Ghena deh," cibir Bayu. Sementara Aldian tertawa keras.

Bella bersama Septa menyusul dari belakang. Menghampiri Bayu dan Aldian yang sampai stasiun lebih dulu.

"Jagain anak orang Bay," ujar Septa. Bayu menjawabnya dengan anggukan kepala dua kali.

"Kalian hati-hati pulangnya. Jangan ngebut," peringat Bella.

Dua anak manusia yang diberi peringatan menunjukkan cengiran lebarnya. Sudah bukan rahasia lagi kalau Bayu dan teman-temannya suka sekali ngebut di jalan. Kecuali saat memboncengkan Bella tentunya.

Setelah Septa dan Aldian berjalan menjauh, Bayu menggenggam tangan Bella, mengajaknya menuju ruang tunggu. Kereta mereka akan tiba dalam dua puluh menit lagi.

Begitu kereta tiba, Bayu dan Bella masuk ke gerbong yang tertera di tiketnya. Dua anak manusia itu satu gerbong, tetapi tidak bersebelahan tempat duduknya. Sebab tempat duduk di samping Bayu sudah lebih dulu di-booking orang lain.

"Bell berani sendiri gak?" tanya Bayu setelah Bella duduk di kursinya. Bella tersenyum kecil kemudian menganggukkan kepalanya.

"Udah sana kamu duduk," ujar Bella, mengusir.

"Mbak, permisi." Bukannya menuju kursinya, Bayu justru menyapa perempuan yang duduk di sebelah Bella.

Perempuan itu menoleh, menatap heran Bayu.

"Boleh tukeran tempat duduk enggak ya? Saya mau bareng adik saya soalnya," ujar Bayu sopan.

Si mbak itu belum menjawab, sedang berfikir. Sementara Bella, dalam hati merasa dongkol. Apa Bayu bilang? Adik saya? Ya memang sih usia Bella lebih muda dari Bayu. Tapi masa iya, adik? Adik ketemu gede gitu maksudnya?

"Tempat duduk saya juga di sebelah jendela kok, Mbak," ujar Bayu masih negosiasi.

Akhirnya Si mbak mengangguk. Ia mengambil tasnya kemudian melangkah menuju kursi yang telah ditunjukkan Bayu.

"Kok gitu sih, Bay? Nanti kalo ditanyain tiketnya gimana coba?" protes Bella.

"Udah tenang aja. Yang penting kan lo duduk sama gue," jawab Bayu santai, "lo mau yang situ apa deket jendela?"

"Deket jendela aja deh." Bella menggeser duduknya, sehingga Bayu kini duduk di tempatnya tadi.

Kereta sudah melaju, meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta. Dalam hati Bella berseru bahagia. Ini kali pertama dirinya liburan ke Jogja.

FRIENDSWEET—

Bayu menepuk-nepuk pelan pipi Bella yang tertidur pulas. Tengah malam kereta yang membawanya menuju Jogja baru akan sampai.

Lihat selengkapnya