"Kamu pacarnya Bayu?" tanya Iyat yang menyadari ketakutan Bella.
Cepat-cepat Bella menggelengkan kepalanya. Rasa takut belum sepenuhnya hilang meski suara Iyat terdengar halus. Seringai Iyat yang terus terngiang di pikiran Bella.
"Kalau bukan pacarnya Bayu ... jadi pacarnya saya aja gimana?"
Raut Bella bertambah pias mendengar pertanyaan selanjutnya dari Iyat.
"Bercanda. Saya sudah punya tunangan. Jangan tegang gitu," ujar Iyat diikuti kekehan ringannya. Tidak tega juga Iyat melihat wajah Bella yang sudah pucat.
Bercandanya gak lucu banget tau! Mana bisa gue santai! gerutu Bella dalam hati. Sebisa mungkin ia tidak menampakkan wajah kesalnya pada Iyat.
"Eh ... i iya," jawab Bella kikuk.
"Kamu deket banget sama Bayu?"
"Eh?" Bella terkejut, "maksudnya gimana ya?"
"Kamu bukan pacarnya tapi diajak ke sini. Kalian pasti deket banget," ujar Iyat menjelaskan.
Bella manggut-manggut. "Kenal dari kelas sepuluh sih. Bayu orangnya baik, jadi enggak ada salahnya kalau saya temenan sama Bayu." Bella tersenyum, mengingat perkenalannya dengan Bayu. Cowok itu rela dihukum untuk menyelamatkannya dari hukuman.
"Bayu sering cerita kalau dia punya keluarga baru di Jakarta pas telepon bapak atau ibuk di sini," kata Iyat, "itu keluargamu?"
"Eum ... bisa dibilang begitu sih. Soalnya Bayu sering banget main ke rumah saya."
"Boleh saya tahu Bayu di Jakarta seperti apa?"
Bella terdiam sejenak. Menimang apa saja yang hendak ia ceritakan pada Bayu. Akhirnya Bella mengangguk, bersiap cerita kepada Iyat.
"Duduk di depan saja ya? Enggak enak cerita sambil berdiri gini," kata Iyat. Ia membalikkan badan melangkah menuju halaman depan. Bella mengikutinya dari belakang.
Sampai di teras Bella terpukau dengan apa yang dilihatnya di teras rumah Bayu. Berbagai macam tanaman tertata rapi di sisi kiri depan rumah Bayu. Semalam, yang Bella tahu hanya di halaman rumah Bayu ada pohon mangga. Ia belum melihat bunga-bunga.
"Silakan kalau mau cerita." Ucapan Iyat menyadarkan Bella dari kekaguman atas tanaman bunga. Ia mengalihkan pandangannya menuju Iyat.
"Saya cerita dari mana ya?" tanya Bella ragu.
"Terserah."
Bella memulai ceritanya. Dari bagaimana ia bisa mengenal Bayu hingga dirinya begitu dekat dengan Bayu. Ia juga menceritakan tentang sahabat-sahabat Bayu yang lain. Bella menceritakan banyak hal. Termasuk kebiasaan tidur Bayu.
"Mendengar cerita kamu ... saya boleh minta tolong?"
"Minta tolong apa?"
Iyat mengambil nafas panjang, kemudian menatap Bella dengan sorot sungguh-sungguh. "Apapun yang terjadi sama Bayu, saya harap kamu tetap menjadi temannya. Jangan biarkan Bayu sendiri."
Setelah mengatakan yang hendak ia utarakan pada Bella, Iyat berbalik meninggalkan Bella. Sementara Bella mematung di tempatnya, memikirkan maksud ucapan Iyat.
Memangnya Bayu kenapa?
—FRIENDSWEET—
Usai berbincang dengan Iyat, Bella bergegas mandi. Tubuhnya terasa lengket, juga merasa bau keringat mulai tercium oleh indera penciumannya.
Selesai mandi, Bella menemukan Bayu tengah berbaring di kasurnya dengan mata terpejam. Bella tersenyum kecil. Tidur memang sudah menjadi kebiasaan Bayu.
Pelor. Begitulah Bella menjuluki Bayu. Namun seringkali justru Bayu yang menggunakan istilah itu untuk mengejek Bella.