Jam sembilan Bella sudah siap untuk berkelana menuju tempat wisata pilihan Bayu yang akan dikunjungi hari ini. Duduk di teras untuk menunggu Bayu yang sedang memanasi motor milik Iyat, ia memainkan ponselnya. Membalas pesan dari teman-temannya yang belum sempat ia balas.
Tadi pagi Bayu meminta Iyat untuk tidak membawa motornya. Dengan sedikit perdebatan, akhirnya Iyat mengalah. Ia meminta salah satu teman kerja yang searah dengan rumahnya untuk menghampiri. Alhasil hari ini Bayu akan jalan-jalan dengan motor Iyat.
"Nih pakai." Bayu melempar helm kepada Bella yang untungnya dengan sigap Bella menangkapnya. Coba saja kalau Bella masih berkutat dengan benda pipih miliknya, sudah pasti Bayu akan menjadi sasaran kemarahan Bella.
Bella memakai helm sambil berjalan menuju Bayu. Cowok itu sudah duduk di motor, dan Bella duduk di boncengannya.
Motor itu melaju menyusuri jalanan yang cukup ramai di pagi hari. Membawa Bella keliling Jogja untuk pertama kali.
Bella merentangkan kedua tangannya seraya menyanyikan sebuah lagu yang baru-baru ini terus terngiang di kepalanya, tidak peduli banyak pengguna motor melihatnya. Yang penting Bella bahagia, sudah itu saja.
Tujuan awal mereka adalah Pantai Ngobaran yang berlokasi di Dusun Gebang, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekitar 65 km dari Kota Yogyakarta.
Usai menempuh perjalanan selama hampir 2 jam, Bayu menghentikan motornya di parkiran.
"Akhirnyaaaaa," seru Bella seraya merentangkan kedua tangannya. Semilir angin mulai menerpa wajahnya, membuat beberapa helai rambutnya terbang kesana-kemari.
"Ayo."
Bayu menggenggam tangan Bella, membawanya mendekat pantai. Sementara Bella, ia mengedarkan pandangannya ke arah pedagang yang berjualan di sisi jalan.
"Gila, gila, gila ... berasa kaya di Bali nih," girang Bella. Matanya meneliti bangunan berbentuk gapura dan patung-patung simbol agama Hindu dan Budha.
"Kenapa namanya Pantai Ngobaran, Bay?" tanya Bella setelah keduanya duduk di gazebo.
"Kalau kata Ibuk, pengambilan nama itu dari jaman kerajaan dulu," ujar Bayu, "mau denger?"
Bella mengangguk antusias. Ia mengubah duduk menjadi menghadap Bayu sepenuhnya—bersiap mendengar cerita dari Bayu.
"Pada zaman dahulu," Bayu memulai cerita.
"Kaya kartun aja," celetuk Bella.
"Biarin. Lo dengerin aja," perintah Bayu, "Kerajaan Majapahit yang dipimpin Raja Prabu Brawijaya V diserang oleh Kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah, putra dari Raja Prabu Brawijaya V."
"Anak nyerang bapak dong? Wah, wah, wah, durhaka nih," potong Bella.
"Iya. Tapi Raja Prabu Brawijaya V tidak mau melawan sendiri. Dia melawan bersama Bondan Kejawen."
"Di pantai ini, sang Raja tidak menemukan jalan keluar lain. Kemudian ia memutuskan untuk melaksanakan Upacara Moksa atau ritual perbaikan diri. Pembakaran ini menghasilkan kobaran api yang sangat besar. Dan dari sinilah asal-usul nama Ngobaran, dari kata 'kobaran'."
Bella mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan dari Bayu. Matanya kembali mengamati sekelilingnya, rasanya dirinya seperti di Bali. Pantai Ngobaran adalah Uluwatu versi Gunung Kidul.
Tak sengaja Bella melihat tukang foto yang sedang memotret di salah satu spot foto Pantai Ngobaran. Bella jadi tertarik untuk berfoto.
"Bay, foto yuk?" ajak Bella, "tuh ada tukang foto," kata Bella menunjuk fotografer yang dilihatnya.
Bayu menganggukkan kepalanya, menuruti keinginan Bella untuk berfoto. Sayang juga, sudah jauh-jauh dari Jakarta tapi enggak punya kenang-kenangan.
Dari belakang, Bayu mengikuti Bella yang melangkah riang menuju sang fotografer yang baru selesai memotret.