Friendsweet

Bukan Aprilia
Chapter #13

TIGA BELAS

"Bell, jadi jalan-jalan enggak?"

Suara Bayu menyentak lamunan Bella. Saking asiknya melamun, Bella hingga lupa kalau hari ini ia dan Bayu akan kembali menjelajahi Jogja. Tujuan hari ini adalah Desa Wisata Kalibiru dan Bukit Bintang. Awalnya mereka juga hendak pergi ke Taman Sari, tetapi demi memperpendek waktu juga supaya tidak terlalu melelahkan, Bella tidak jadi mengajak Bayu ke sana.

"Eh, iya, Bay. Bentar ya ganti pakaian dulu," tukas Bella kemudian berlalu cepat menuju kamar. Rasanya cukup canggung setelah perbincangan kemarin. Bahkan semalam pun, selesai makan malam Bayu langsung ke kamar Iyat. Tanpa mengajaknya bicara sama sekali.

Sementara Bayu, merasa ada yang berbeda dari Bella. Mungkinkah cewek itu marah kepadanya karena ucapannya kemarin?

Tak lama Bella kembali dengan pakaian yang berbeda dengan tadi. Sederhana, tetapi sangat pas di tubuh Bella.

"Padahal kan gue belum bilang mau jalan-jalan jam berapa. Tadi gue cuman nanya. Kenapa lo udah ganti baju aja?" tanya Bayu heran.

Ah, iya! Bella menundukkan kepalanya. Dirinya dan Bayu bahkan belum sepakat hendak pergi jam berapa. Ini otak Bella lagi kenapa sih?

"Nanti habis Dhuhur aja perginya. Biar sekalian pulangnya ke Bukit Bintang," kata Bayu lagi.

Bella mengembuskan napasnya panjang. Ia kembali berbalik tanpa membalas ucapan Bayu. Bella menuju kamar untuk mengganti lagi pakaiannya.

Kali ini Bella tidak kembali menemui Bayu. Ia lebih memilih berdiam diri di kamar memainkan ponselnya.

Saat sedang stalking akun Instagram mantan, sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk ke ponselnya.

+62 856-6787-****: Heh lo siapanya Bayu sih? Nempel mulu kaya benalu! Sadar diri dong, Bayu itu gak pantes buat benalu kaya lo! Kasihan, nanti dia mati!

Bella mengernyitkan keningnya. Ia tak merasa punya masalah dengan siapapun saat ini. Tetapi pesan ini ... dari siapa? Bella mengembuskan napas kasar. Niatnya hendak liburan, kenapa malah kedatangan teror seperti ini?

Tanpa berniat membalas, Bella menghempaskan ponsel ke kasur. Ia merebahkan tubuhnya, memejamkan mata. Mencoba mencerna apa yang terjadi belakangan ini padanya.

Suara pintu terbuka membuat Bella membuka matanya. Bayu berdiri di ambang pintu tengah menatapnya.

"Kenapa?" tanya Bayu. Ia berjalan mendekat Bella.

Hanya gelengan kepala yang Bayu dapatkan sebagai jawaban.

"Lo marah sama gue?" tanya Bayu lagi.

Ingin rasanya Bella berteriak kepada Bayu bahwa dirinya yang sejak kejadian kemarin mendiamkannya? Kenapa sekarang bertanya seperti ini?

"Bukannya kamu yang marah ya? Kenapa malah nuduh aku?"

"Gue gak marah."

"Ya udah. Aku juga gak marah."

"Bella," panggil Bayu dengan suara lembutnya.

"Kenapa?"

"Lo kenapa?"

"Emangnya aku kenapa? Kamu lihat kan, aku baik-baik aja," sahut Bella mendadak kesal.

"Kenapa malah diem di kamar? Gue dari tadi nunggu di depan."

"Ngapain nunggu? Kan jalan-jalannya nanti sore."

Bayu mengembuskan napas panjang. Ia tak paham dengan apa yang sedang terjadi pada Bella.

"Gue minta maaf."

Kening Bella mengernyit. "Untuk apa?"

"Soal kemarin."

Lihat selengkapnya