Friendsweet

Bukan Aprilia
Chapter #15

LIMA BELAS

Bella mengaktifkan ponselnya seraya tersenyum lega. Akhirnya ia memegang kembali benda kesayangannya itu. Baru beberapa menit menyala, sudah banyak pesan yang masuk ke ponselnya.

Sambil merebahkan tubuhnya di depan televisi, Bella membuka satu per satu pesan yang masuk. Bahkan Bella baru menyadari kalau ia ditambahkan dalam grup Bakar-bakar Tahun Baru yang dibuat oleh Aldian.

Bella hendak membuka ruang obrolan grup itu, namun ia urungkan ketika melihat nomor asing tepat di bawah grup Bakar-bakar Tahun Baru.

Nomor yang sama dengan teror saat dirinya di Jogja.

+62 856-6787-****: Masih deket-deket Bayu juga? Secepatnya ngaca deh. Lihat diri lo, pantes apa gak lo buat Bayu?!

Kening Bella mengernyit. Kembali memikirkan siapapun yang memungkinkan mengirim pesan ini. Dari siapa juga, dia mendapatkan nomor ponselnya?

Bella mengabaikan pesan itu, memilih menyimpan nomor tak dikenal itu. Siapa tahu, orang itu membuat status yang bisa menjadi petunjuk untuk Bella. Lalu ia beralih ke grup BTB (Bakar-bakar Tahun Baru)

Bakar-bakar Tahun Baru (8)

Rasepta Adiwijaya: Nanti malem jangan lupa pada dateng ke rumah gue!

Ghena Ardiansyah: Asalkan banyak makanan, ya kali ga kuy.

Lema Huntara: Lo mah makan mulu Ghen. Pantes Ghendut.

Ghena Ardiansyah: Eh jangan ngadi-ngadi ya lu Alteko!

Nugraha Bayuzena: Jam berapa Sep jadinya?

Rasepta Adiwijaya: Terserah. Yang penting jangan kemaleman.

Rasti Indah: Jangan lupa jemput gue ya Lem.

Aldian Ega: Widiw. Gak ada kabar-kabar nih.

Lema Huntara: Iye Ras, iye.

Lema Huntara: Iri bilang bos!

Rasepta Adiwijaya: Bayu sama Bella bisa gak?

Divbayu: Bisa.

Abellia: Bisa kok Sep. Bay jemput.

Divbayu: Siap Ratu.

Aldian Ega: Dunia seakan milik berdua. Yang lain mah di planet lain!

Bella memutuskan untuk menutup aplikasi berkirim pesan itu tanpa membalas pesan Aldian. Perutnya berbunyi, minta diisi. Bella melangkah keluar kamar menuju dapur. Mencari apa pun yang bisa ia makan untuk mengganjal perutnya.

Baru saja hendak menyuap, pintu rumah terbuka. Bella melongok, mencoba melihat siapa yang datang. Bapak dan ibuknya bilang baru bisa kembali setelah tahun baru. Jadi, pasti bukan mereka yang datang.

"Mau ngapain?" tanya Bella begitu sosok yang membuka pintu berdiri di hadapannya.

"Numpang tidur."

Bella menghela napas, memandang Bayu malas. Tanpa menghiraukan lagi, ia memulai aksi makannya. Sementara Bayu, ia melangkah kembali ke ruang tamu. Mencari posisi ternyaman, lalu memejamkan mata.

Acara makan Bella terhenti ketika ponselnya berdenting. Tangannya merogoh saku celananya, mengeluarkan benda pipih dari sana.

Pesan masuk. Dari pengirim teror yang sama.

Tak Dikenal: Gak dibalas? Cupu banget si!

Lihat selengkapnya