Sehabis salat Isya, Bayu, Ghena, Aldian, Nugraha, Lema, Septa, Bella, dan Rasti bergerak menuju halaman belakang rumah Septa. Tidak luas, tetapi cukup untuk sekadar bakar-bakar.
Bella dan Rasti menenteng jagung pilihan mereka, menunggu Septa menyalakan arang untuk membakar. Ghena dan Aldian memegang daging, Nugraha membuat bumbu, Bayu mengambil kipas di dalam, dan Lema membuat minuman untuk mereka semua.
"Sini gue bakarin. Lo nunggu aja di sana," ujar Bayu merebut jagung di tangan Bella, dan menyuruh cewek itu duduk di bangku sebelah pintu belakang rumah Septa.
Tak banyak protes, Bella menjauh dari gerombolan teman-temannya yang sedang menyiapkan acara bakar-bakaran. Rasti menyusul setelah jagungnya diambil alih oleh Lema.
"Lo deket banget ya sama Lema?" tanya Bella.
Rasti menoleh. "Lo deket banget ya sama Bayu?" tanya Rasti balik.
Alis kanan Bella terangkat. "Kok malah tanya balik?"
Rasti terkekeh, Bella heran dibuatnya.
"Gimana gue gak deket kalau dia saudara gue?"
"Eh? Kok lo gak pernah bilang?"
"Ya buat apa bilang? Emangnya lo deket sama Bayu bilang-bilang?"
"Ya ... enggak si. Ya udah deh lupain aja." Bella mengibaskan tangannya. Kembali memandang para laki-laki yang sedang sibuk membakar daging dan jagung.
"Lo suka Bayu, Bell?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Rasti membuat Bella terdiam. Ia mencoba menelaah, apakah dirinya punya rasa lebih untuk Bayu.
Kepala Bella menggeleng dua kali, sedikit ragu.
"Lo suka Bayu, Bell."
"Enggak, Ras."
"Untuk yang kedua, pernyataan. Bukan pertanyaan," ujar Rasti menekankan.
Bella kembali terdiam dibuatnya. Benarkah dirinya suka Bayu?
Bella menatap Rasti lagi. "Kok lo bilang gitu?"
Rasti mengedikkan bahunya. "Kelihatannya gitu," kata Rasti, "enggak ada pertemanan yang sehat antara cewek sama cowok. Kalau bukan lo yang suka, bisa jadi Bayu yang suka," tambah Rasti seraya memandang datar ke depan.
Ucapan Rasti terus terulang di kepala Bella. Kalau bukan lo yang suka, bisa jadi Bayu yang suka.
Gue suka Bayu? Atau Bayu suka gue? Masa iya sih?
"Cara lo ngomong ke Bayu, sama cara lo ngomong ke yang lain aja udah kelihatan beda, Bell. Lo sama Bayu pake aku kamu, udah kaya orang pacaran aja. Ya, walaupun Bayu ke lo belum kaya gitu sih."
"Ras, jagungnya udah selesai nih!" Teriakan Lema membuat Rasti bangkit. Cewek itu melangkah, meninggalkan Bella yang ia yakini masih memikirkan tentang ucapannya.
"Kok bengong?"
Bella menoleh melihat Bayu yang sudah duduk di sebelahnya. Ia menerima uluran jagung dari Bayu.
"Bay," panggil Bella di sela makan jagungnya, "kamu sayang aku gak?" tanyanya tanpa berani menatap wajah Bayu.
"Ya sayang lah. Kenapa emangnya?"
"Kalau cinta?"
Bayu menggeleng. Ia jujur. "Rasti ngomong apa barusan?"
"Kata Rasti, enggak ada pertemanan yang sehat antara cewek sama cowok. Kalau bukan kamu yang suka, ya aku yang suka," kata Bella pelan. Ia masih menundukkan kepalanya, tidak berani melihat wajah Bayu.