Bella melangkahkan kakinya menyusuri koridor usai turun dari motor Bayu. Tadi pagi saat Bella hendak berangkat, ia sudah menemukan Bayu bertengger manis di sepeda motornya. Alhasil, cewek itu berangkat bersama Bayu menuju sekolahnya.
Bayu tidak ikut ke kelas bersama Bella. Cowok itu memilih di parkiran, menunggu teman-temannya yang lain datang. Sembari menunggu, ia memainkan game ponselnya.
"Woy!" Seruan suara Lema mengagetkan Bayu. Bahkan ponsel cowok itu hampir terjatuh saking kagetnya.
Dengkusan kesal terdengar dari Bayu, matanya menyorot tajam ke arah Lema yang nyengir lebar. "Kalau gue jantungan gimana, hah?" sengit Bayu.
"Enggak, Bay. Lo masih sehat walafiat gitu kok," celetuk Lema.
Mengalah, Bayu tidak lagi menanggapi Lema. Ia kembali menatap layar ponselnya. Lema yang kepo melirik, melihat apa yang sedang dimainkan Bayu.
"Wah lo mainnya Candy Crush Soda Saga ternyata. Itu mah gampang," ejek Lema.
"Bacot amat sih."
"Woy, woy, woy, santai dong bre!"
"Berisik!"
Lema terbahak kencang hingga beberapa siswa yang sedang berada di parkiran meliriknya. Namun Lema tidak peduli, ia tetap tertawa puas.
"Lo lupa minum obat ya, Lem?" tanya Aldian yang baru datang bersama Ghena.
"Masih pagi, Lem. Jangan kumat dulu," sambung Ghena.
"Apaan sih lo berdua. Baru datang udah nyambung-nyambung," sindir Lema.
"Mulut punya gue, lo yang sewot."
"Ya udah itu juga berlaku buat lo. Mulut punya gue, lo yang sewot."
"Plagiat lo sukanya."
"Bodo amat."
Ghena mengabaikan Aldian dan Lema yang sedang berdebat. Ia beralih duduk di motor sebelah Bayu, mengeluarkan plastik berisi donat yang ia beli di persimpangan jalan tadi. Tanpa memedulikan yang lain, ia mulai memakan donatnya.
Ghena sudah paham, tanpa mereka ditawari pun akan mengambil sendiri kalau pengen.
Belum selesai Ghena menghabiskan satu donatnya, donat di plastik itu sudah direbut oleh Lema. Si doyan makan tapi gak doyan jajan. Usai Lema mengambil satu donat, plastik itu direbut kembali oleh Lema.
"Kalau lo yang pegang, habis," kata Ghena lalu dilanjutkan mengunyah donatnya lagi. Kalau ia berbicara sambil mengunyah, bisa dipastikan ia kembali mendapat teguran.
Kedatangan Septa dari gerbang membuat Bayu bangkit dari duduknya. Usai Septa memarkirkan motornya dan bergabung dengan yang lainnya, Bayu mengajak menuju kelas.
"Kelas. Nugi pasti udah di sana," ujar Bayu. Ia melangkah lebih dulu, diikuti teman-teman di belakangnya.
"Bay," panggil Septa.
"Kenapa?" Bayu memelankan langkahnya, membiarkan Ghena, Lema, dan Aldian melangkah lebih dulu. Ia menyejajarkan tubuhnya dengan Bayu.
"Bella masih dapat teror?"
"Gak tahu. Belum ngecek HP-nya lagi."
Septa hanya manggut-manggut.
"Kenapa? Lo tahu orangnya?"
"Enggak."
"Ya udah. Kirain tahu."
Mereka kembali bungkam selama berjalan menuju kelasnya. Setibanya di kelas, mereka duduk di bangku masing-masing.
Septa duduk di sebelah Nugraha yang datang lebih pagi. Cowok itu bahkan sedang mencatat sesuatu di bukunya, padahal pelajaran saja belum dimulai. Memang kelewat rajin si Nugraha ini!