Sudah hampir seminggu Bella tidak menghubungi Bayu. Cowok itu juga tidak berkunjung ke rumah Bella. Nugraha bilang, Bayu sedang sibuk berlatih untuk lomba renang yang akan dilaksanakan minggu depan.
Selama hampir seminggu juga Bella terus mendapatkan teror dari nomor tak dikenal. Bella sempat memblokirnya, namun orang itu tetap mengiriminya pesan menggunakan nomor yang lain.
Hari ini Bella sengaja meninggalkan ponselnya di rumah. Ia berangkat ke sekolah mengendarai motornya sendiri.
Tiba di parkiran, Bella sempat melihat Bayu. Cowok itu sedang berbincang dengan Aldian dan Ghena di parkiran. Bella mengabaikan itu, ia melangkah melewati Bayu menuju kelasnya.
Dalam hati sebenarnya Bella sedikit kecewa. Mengetahui fakta bahwa Bayu baik-baik saja tanpanya. Sementara Bella, harus setiap hari menahan diri untuk tidak mengirim pesan kepada cowok itu. Bahkan, Bella lewat pun tidak ada sapaan sedikit saja.
Sepertinya, memang benar kalau Bella hanya benalu bagi Bayu.
"Udahlah, Bell, lo murung mulu tiap hari. Eneg tahu gue lihat wajah kusut lo itu." Rasti menepuk pundak Bella. Cewek itu menyejajarkan tubuhnya dengan Bella, menggandengnya menuju kelas.
Bella yang mood-nya memburuk, menurut saja tangannya digandeng menuju kelas. Sampai di kelas ia langsung duduk di kursinya, menelungkupkan kepalanya ke lipatan tangan.
"Mending lo baikan deh sana sama Bayu," ujar Rasti yang mulai jengah melihat Bella tak bersemangat seperti ini.
"Gue masih butuh waktu, Ras," balas Bella.
"Bentar lagi lo mulai sibuk sama sekolah. Mulai try out, ujian praktik, ujian nasional juga. Kalau lo kaya gini terus mana bisa fokus, Bell?"
"Gue juga capek dapat teror terus, Ras. Gue cuman pengen hidup tenang, tanpa ada yang teror gue. Apalagi cuman gara-gara Bayu.
"Mungkin orang yang neror lo itu suka sama Bayu."
"Bukan mungkin lagi. Udah pasti dia suka sama Bayu."
"Mending lo bicara baik-baik sama Bayu. Baiknya bagaimana," saran Rasti.
"Iya nanti gue ngomong sama Bayu."
"Ya terserah lo juga sih, Bell. Lo jauhan sama Bayu gini juga dianya gak masalah kan? Nyatanya dia tetep baik-baik aja," kata Rasti kesal.
Bella termenung. Apa yang dikatakan Rasti sama persis dengan yang ia pikirkan tadi. Bayu tetap baik-baik saja tanpanya.
"Iya, Rasti."
-FRIENDSWEET-
Berkumpul di kantin adalah rutinitas yang wajib dilakukan setiap berada di sekolah. Seperti saat ini, Bayu, Septa, Ghena, Aldian, Nugraha, dan Lema berkumpul di kantin dengan mangkok bakso di hadapan masing-masing.
Bayu memakan baksonya sambil sesekali melirik Bella yang juga sedang berada di kantin bersama Rasti. Cewek itu tidak makan, hanya mengaduk-aduk makanannya saja.
Ingin rasanya Bayu menghampiri, menyuruhnya makan. Mengingat Bella punya penyakit maag, Bayu tentu tidak ingin dia kambuh.
"Santai aja kali. Gak bakal ilang juga," kata Septa yang duduk di depan Bayu. Septa sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Bayu yang tak henti melirik ke arah meja Bella dan Rasti.
Bayu hanya berdehem singkat.
"Lo udah cari tahu siapa pelakunya?" tanya Septa lagi.
"Pelaku apa?" timpal Aldian.
"Ah, ini ... celana dalam punya Bayu hilang waktu lagi dijemur," jawab Septa asal.
Aldian spontan tertawa kencang, diikuti tawa Ghena dan Lema. Nugraha hanya terkekeh kecil. Sementara Bayu, ia melotot tajam pada Septa.