Hari Senin tiba, seluruh warga sekolah kini telah berbaris rapi seperti hari Senin biasanya. Sampai amanat dari pembina upacara pun tiba.
"Selamat pagi anak-anak," sapa pak Tio selaku pembina upacara pagi itu.
Semua anak menjawab, "Pagi pak," dengan serentak.
"Jadi saya akan mengumumkan, bahwa pendaftaran anggota OSIS telah di buka. Untuk info lebih lanjut, bisa hubungi nomor di bawah ini!" semua hening, menatap pak Tio bingung. Dengan lawakan recehnya tak seorang pun yang bersuara.
"Ya gak, lah. Info lebih lanjutnya ada di mading, kalian bisa liat di situ!" semua murid kemudian tertawa dengan terpaksa, kecuali RANS yang tahu mana yang perlu ditertawakan atau tidak. Kemudian, pak Tio menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan.
"Guru lo tuh, garing gila!" bisik Naomi pada Sandra yang berada di sebelah kirinya.
"Guru lo juga kali."
Menit per menit pun berlalu. Akhirnya upacara yang diadakan pagi ini telah selesai. Naomi dan Sandra dengan cepat meninggalkan lapangan upacara.
***
"Mi, lo mau jadi OSIS?" tanya Sandra.
"Gak ahh, jadi OSIS itu sama aja kayak jadi pembantu sekolah yang gak di bayar." jelas Naomi.
"Ihh, gimana sih, lo? OSIS itu suatu organisasi yang terkenal dengan ide yang kreatif dan brilian. Gak sembarang orang bisa masuk OSIS. Kalo lo bisa masuk, itu suatu kebanggaan."
"Pokoknya gue gak mau," saat mereka berjalan menuju kelas, mereka melewati mading sekolah.
"Tunggu-tunggu!" Sandra terhenti di depan mading, dia juga menarik tangan Naomi agar tidak pergi.
"Nih, baca, nih! Yuk ikut, gue tulis nama lo, deh." ketika Sandra hendak meraih kertas di samping mading, Naomi lebih dahulu menarik tangan Sandra.
"Pokoknya, kita gak boleh ikut OSIS!" tegas Naomi, kemudian mengajak Sandra kembali berjalan.
Entah kenapa, Sandra ingin sekali bergabung di organisasi tersebut. Dia tidak memiliki alasan untuk diberikan kepada Naomi, agar Naomi mau menjadi anggota OSIS sepertinya. Otak Sandra yang dipenuhi oleh ide cemerlang pun berjalan.
"Mi, lo ke kelas duluan aja, deh! Gue mau ke toilet dulu," kata Sandra tiba-tiba.
"Lo kebelet? Ya udah deh, gue ikut. Males gue di kelas."
"Jangan! Lo pasti capek, pengen minum, kan, lo? Gue bentar doang, kok," elak Sandra.
"Ya udah, kalo gak mau. Gue duluan," kemudian Naomi meninggalkan Sandra begitu saja.
"Untung aja Naomi percaya sama apa yang gua bilang," batin Sandra.
Sandra kemudian kembali ke mading. Dia mengambil kertas dan pena yang ada di meja samping mading dan mengisi apa yang perlu dia isi.
Nama: Sandra Bianca Febriana.
Kelas: X IPS 3
Dia mengambil dua kertas dan mengisi nama Naomi di kertas kedua.
Nama: Naomi Faradiva Cimberly
Kelas: X IPS 3