Semua murid mengerumuni mading sekolah pagi ini. Naomi yang baru datang pagi itu jadi bingung melihat mereka yang sangat ramai di depan mading. Akhirnya Naomi memutuskan untuk bertanya pada salah seorang siswa.
"Ehh, tunggu!" Naomi menarik tangan siswi itu.
"Kenapa?" tanyanya.
"Itu ada apaan? Kok rame banget?"
"Lo Naomi kan? Gue Dea, gue salah satu fansnya RANS. Gue udah follow instagram lo, boleh follback gak? Bahkan, gua udah bikin akun fanbase. Follback juga, ya?"
"Gue tanya itu rame kenapa?"
"Kalo gak mau follback, gak apa-apa, kok. Gue minta foto, deh." gadis itu merogoh saku roknya untuk mengambil ponselnya.
"Satu.. dua.. tiga.." Naomi hanya tersenyum pada kamera.
**Cekrek -Suara itu berasal dari ponselnya-
"Jadi, itu kenapa rame-rame?" tanya Naomi lagi.
"Ohh, sorry. Gue kacangin lo tadi. Itu rame-rame gara-gara ada pengumuman siapa yang lulus ke tahap berikutnya buat jadi anggota OSIS," dengan cepat Naomi menuju ke tempat mading berada.
Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia hanya dapat berharap untuk tidak lulus ke tahap berikutnya.
"Permisi, guys!" tak butuh waktu yang lama, semua memberikan jalan yang lebar untuk Naomi.
Naomi menggunakan telunjuknya untuk mencari namanya. Dengan menyeret jarinya dari atas kebawah pada kertas tersebut. Sampai akhirnya.
Naomi Faradiva Cimberly kelas X IPS 3 lolos ke tahap berikutnya!
Seketika, dia diam di kerumunan orang banyak. Sedangkan yang lain, masih menunggu giliran untuk melihat apakah namanya tercantum di kertas yang tertempel pada mading.
"Gantian dong, yang lain juga mau liat," kata seorang siswa.
"Gue udah selesai, kok," jawab Naomi sinis dan pergi dengan cepat.
***
Naomi melangkah ke dalam kelas dengan malas.
"Kenapa lo, pagi-pagi udah jelek gitu kayak kaos kaki anak SD yang gak pernah di cuci?" tanya Sandra, sahabatnya.
"Lo udah liat mading pagi ini?"
"Ya ampun, gue lupa kalo hari ini pengumuman siapa yang lulus masuk OSIS. Yuk, temenin gue."
"Gak mau," Naomi menggantungkan kata-katanya sejenak dan kemudian "GUE LULUSSSSS!!" teriaknya, membuat seisi kelas menutup telinga.
"Lo kenapa, sih, Mi? Gak usah teriak-teriak bisa, gak?"
"Gue gak mau!!" rengek Naomi.