Naomi langsung menuju ke meja guru, saat melihat Bu Sisca yang sudah duduk di depan. "Maaf, Bu. Saya lupa ijin, soalnya saya kebelet banget." kata Naomi.
"Iya, lain kali ijin." jawab Bu Sisca ramah.
Naomi dan Sandra mengangguk, kemudian duduk di tempat mereka.
"Baik anak-anak. Jadi, hari ini kita bakal pilih ketua kelas dan pengurus kelas lainnya." jelas Bu Sisca.
"Sebelum memilih, kita harus punya calonnya dulu. Jadi, siapa yang mau mencalonkan diri?"
Semua diam, tak ada yang bersuara. Mungkin karena efek belum saling kenal. Jadi, mereka bingung harus menunjuk siapa.
Sampai akhirnya, "Sandra," usul Naomi. Sandra yang duduk di belakang Aldi kemudian memukul pindah Naomi yang berada di sebelah Aldi.
"Maksudnya lo apa?" tanya Sandra, membuat Naomi tertawa. Sedangkan Bu Sisca sudah menulis nama Sandra di papan tulis.
"Yah, udah di tulis. Maaf, San." Sandra hanya memasang wajah kesal.
"Siapa berikutnya?" tanya Bu Sisca. "Kita perlu empat calon. Jadi, suara paling tinggi akan menjadi ketua kelas dan seterusnya nanti saya atur." lanjut Bu Sisca.
"Aldi, Bu." usul Riko. Aldi yang duduk di depan, langsung terkejut. Dia menoleh ke arah Riko, tapi Riko mengalihkan pandangannya. Seolah tak mengerti apa-apa.
"Naomi juga mau, Bu." tambah Riko. Dengan cepat Naomi menoleh ke tempat Riko duduk.
"Lo kalo mau ngajak ribut, gak usah kek gini!" respon Naomi.
"Siapa yang ngajak ribut?" tanya Riko.
"Selanjutnya?" tanya Bu Sisca lagi.
"Rikoooo.." geram Naomi.
"Riko kandidat berikutnya, ya?" kata Bu Sisca salah paham. Naomi menoleh ke depan, kemudian tertawa. Nama Riko sudah tertulis di papan tulis. Riko hanya mematung.
"Udah ada empat kandidat, ya. Sekarang saya akan membagikan kertas dan kalian isi salah satu nama yang sudah saya tulis di depan." instruksi Bu Sisca, semua murid hanya mengangguk paham.
Saat Bu Sisca akan membagikan kertas yang dia maksud, sebuah suara dari speaker menghambat aktifitasnya.
"Panggilan untuk Bu Sisca. Wali kelas kelas X IPS 3, di mohon untuk ke kantor sekarang. Terimakasih," itu yang mereka dengar.
"Ibu ada urusan, kita lanjut pas istirahat aja, ya. Jadi, kalian langsung pelajaran aja sekarang. Selamat belajar," Bu Sisca kemudian keluar dari kelas.
Pengurus kelas mereka belum terbentuk. Tak ada ketua kelas, wakil kelas, sekretaris, atau bendahara.
Sekolah mereka cukup hening, hanya dari bangku Riko, Aldi, Naomi, dan Sandra saja yang cukup ramai. Karena Naomi dan Sandra yang berbicara harus diselangi oleh Riko dan Aldi yang juga membentuk percakapan.
"Panggilan untuk seluruh pengurus kelas, kelas 10. Harap berkumpul di aula. Terimakasih," semua murid kelas X IPS 3 bingung.
"Terus, gimana nih?" tanya salah satu siswi.
"Ya udah, Riko aja yang ke sana," usul Naomi.
"Ngaco kalo ngomong. Gue bukan ketua kelas," bantah Riko.