Friendzone {RANS}

untukbesok
Chapter #8

"Telat Bareng."

Hal itu membuat Naomi menoleh ke arah Sandra, "Nama instagramnya apa?" tanya Naomi penasaran.

"Cie, kepo ya lo?" goda Sandra.

"Emang kenapa sih, lo kok seneng banget?"

"Iyalah, kalo Aldi aja follow instagram gue, nanti Riko pasti follback gue, gitu."

"Oww, coba gue liat instagramnya," Naomi mengambil ponsel yang tengah di pegang Sandra. Kemudian membuka salah satu foto yang di upload oleh Aldi.

"Cogan yak?" sambil menoleh ke arah Sandra kemudian kembali tersenyum menghadap ponsel yang di miliki oleh Sandra.

"Gak ihh, masih gantengan Riko." puji Sandra. Naomi hanya menjulurkan lidahnya khas orang ingin muntah.

*tokk...tok..

Seseorang mengetuk pintu kamar Naomi.

"Buka sono, ada yang ketuk!" suruh Sandra. Naomi melepaskan ponsel yang di pegangnya.

Naomi membuka pintu kamarnya. Melihat siapa yang datang membuat nya sangat senang "papa" respon nya seraya memeluk ayahnya.

"Kamu kok gak cari papa, sih?"

"Aku cari papa gak ada, terus aku tanya bibi belum pulang katanya."

Sandra yang mengetahui itu, dia langsung bangun dari kasur milik Naomi kemudian menghampiri Naomi dan ayahnya yang sedang di ambang pintu, "Hai, om," menyalimi tangan ayah Naomi.

"Ini siapa?" tanyanya.

"Saya temen barunya Naomi om, temen sekolah. Nama saya Sandra."

"Wahh, kalian kayaknya deket banget ya, udah main ke rumah. Bagus deh kalau kamu udah punya temen sayang," respon ayahnya.

Naomi dan Sandra hanya mengangguk secara bersamaan.

"Ya udah makan ke bawah yuk, ajak temen kamu!" menyuruh Naomi dan Sandra makan.

"Gak usah pa, Sandra udah mau pulang, yakan?" Naomi menoleh menghadap Sandra yang berada di sampingnya dengan senyum sinis yang di milikinya.

"Iya om, Sandra udah mau pulang, takut nya di cariin mama sama papa."

"Emang nya tadi belum ijin?"

"Udah om, cuman ini udah sore juga, gak baik kalo cewe pulang malem, yakan Mi?" Sambil mengangkat sebelah alisnya dan hanya di balas dengan anggukan.

"Pinter ya kamu pilih temen Naomi," puji ayahnya. Senyum tulus tercetak dengan sangat jelas di wajah Sandra hanya karena pujian yang di lontarkan.

Jam alarm milik Naomi membuatnya sangat kesal, "Ya ampun berisik amat, elah." keluh Naomi.

Dia merasa dirinya butuh waktu yang banyak untuk tidur, semalam dia tidur larut malam karena Naomi dan Sandra mengadakan acara vidcall untuk menantang siapa yang paling cepat tidur. Mungkin Sandra yang menang karena tiba-tiba Naomi sudah tidak melihat apa-apa ketika jam menunjukan pukul 02.17, hal itu membuat nya telat bangun pagi ini.

"Ya ampun gue telat bangun," Naomi bergegas mandi untuk bersiap ke sekolah.

"Kamu kok baru bangun?" tanya ibu Naomi ketika Naomi menuruni tangga sambil membenarkan sepatunya yang belum benar terpasang.

"Kok aku gak di bangunin?"

"Papa kamu tuh yang punya ide," seraya menunjukan dagunya ke arah ayah Naomi yang sedang membaca koran pagi.

"Kenapa, pa?"

"Papa cuman mau liat anak papa udah gede apa belum. Kan udah SMA masa bangun aja harus di bangunin, kan itu peraturan untuk anak TK aja?"

"Tapi kan aku jadi telat."

"Ya udah sebagai tanda minta maaf, papa yang anter kamu pagi ini."

"Ini udah telat pa, aku belum makan, gak guna. Sama aja biar pun pak Edi atau papa yang anter tetep aja telat." kesal Naomi.

"Kamu nyamain papa sama pak Edi?" Naomi hanya mengerutkan wajahnya.

"Ini non, bekalnya. Sampe di sekolah langsung makan, ya! Ini saran tuan buat siapin makanan bekal buat non. Sana bilang makasih!" kata Bi Ina kemudian memberi kotak bekal pada Naomi.

"Makasih pa, kita bisa berangkat sekarang?"

"Siap nyonya, hayukk!" canda ayahnya kemudian berjalan keluar rumah.

Gerbang sekolah telah di tutup, membuat Naomi bingung harus melakukan apa.

"Sana, udah sampe!" Kata ayahnya dengan santai.

"Pa, papa tau kan aku anak baru kelas sepuluh, masa aku telat. Gak mau, aku mau pulang aja."

"Masa pulang, dulu papa sering telat kayak gini, papa gak masalah ihh. Apalagi kamu kan cantik, kamu kan bisa mohon-mohon sama pak satpam yang jaga gerbang nya. Papa yakin, pasti di bukain!"

Lihat selengkapnya