Sandra memasukkan mobilnya ke area rumah Naomi. Tidak lupa dia menutup pagar rumah Naomi yang cukup tinggi, kemudian menguncinya. Sesuai perintah yang di dapatnya.
Baru saja Sandra memasuki rumah yang mewah, luas, dan indah itu, Bi Ina datang menghampirinya.
"Non? Kok bisa masuk, kan pagarnya di kunci?"
"Ehm, tadi di bukain sama kakaknya Naomi."
"Ohh, tadi bibi udah denger klakson, tapi bibi tadi di toilet. Jadi, gak bisa buka pagar rumahnya. Maaf ya non. Pak Edi juga lagi nganterin mamanya Naomi ke bandara, soalnya ada urusan di luar lagi." Sandra hanya mengangguk.
"Ya udah bi, aku ke atas dulu ya bi, ke kamar Naomi." Kali ini bi Ina yang hanya mengangguk. Kemudian Sandra menaiki anak tangga satu persatu untuk sampai ke atas, menuju kamar Naomi.
"Jadi lo percaya sama omongan Bella si tukang gosip nomor satu sejagat raya?" sekarang Naomi dan Sandra sudah berada di kamar Naomi yang indah dengan tembok yang di penuhi oleh berbagai gambar design gaun yang ia buat. Membuat kamar terkesan menarik untuk di pandang.
"Gak cuman dia doang kok yang bilang, semua orang kenal kalo kita sering berempat. Jadi banyak yang tanya sama gue kalo lo sama Riko beneran pacaran atau gak. Sampe adek kelas juga, banyak yang tanya."
"Gak mungkin gue pacaran sama Riko, diakan punya lo. Lagian emang kita punya adkel?"
"Oh iya, ya? Tapi Riko yang bilang, kalo dia pacar lo. Kalo dia suka sama lo, gimana?"
"Gak mungkin."
*Tok.. tok.. tok..
Pintu pun kemudian terbuka, menampakan sosok yang sangat tampan. Memiliki kharisma yang cukup tinggi, membuat siapa saja yang melihatnya tak tahan.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Naomi membuyarkan lamunan Sandra yang sedari tadi menatap Nael.
"Ini, gue cuman nolongin bi Ina, kok. Kasian bi Ina naik turun tangga. Jadi gue yang bawain minum sama cemilan yang lo pesen," kemudian meletakkan nampan yang berisikan minuman dan sedikit cemilan dia atas kasur. Karena hanya itu tempat yang paling dekat dengan pintu. Jadi Nael tidak perlu terlalu masuk ke dalam kamar.
"Makasih, ya," jawab Naomi dengan lembut.
"Hm," Nael hanya bergumam singkat kemudian pergi.
"Abang lo lumayan," tiga kalimat yang diucapkan Sandra, setelah Nael keluar dan menutup pintu dengan rapat.
"Jangan sampe lo suka sama Abang gue, gue gak mau punya kakak ipar alay kayak lo."
"Jahat amat. Tapi Mi, gak mungkin Riko bilang kalo dia pacar lo kalo dia gak suka sama lo."