"TIKUS WOII!!" teriak Aldi tak biasa.
"Mana?" tanya Sandra penasaran.
"Noh," Aldi menunjuk tikus yang sedari tadi mencari jalan keluar.
"Kita harus bunuh dia, pinjem." Sandra mengambil sapu yang dipegang Riko.
Dengan gencar dan tak kalah cepat dengan si tikus, Sandra berusaha memukul tikus tersebut. Sandra berharap, dia dapat berhasil menghilangkan nyawa si tikus. Namun, tikus malah berlari ke arah Naomi.
"Mi, pukul dong!" saat itu, Naomi sedang memegang pel-an. Akhirnya dia menggunakan barang yang tengah dipegangnya untuk membunuh satu tikus kecil.
Tikus yang sedari tadi bingung, dia juga berlarian ke sana kemari. Untuk mencari jalan keluar.
"Aduh gue harus gimana, nih? Tolong dong!!" batin tikus.
Semua meja mereka balik demi membunuh tikus, "Itu Di, tikusnya!" seru Naomi.
"Gue dari tadi udah pukul, tapi gak mati." kata Riko pada Naomi. Mereka beristirahat sejenak untuk mengatur nafas. Sedangkan Aldi dan Sandra masih sibuk dengan tikus. Mereka berlarian kemana-mana dan hanya fokus dengan satu tikus.
"Ya jelas gak matilah, Rik. Orang lo mukulnya salah mulu," jawab Naomi.
Alhasil ruang praktek tidak menjadi bersih. Malah, hancur dari sebelumnya. Mereka berempat hanya sibuk dengan tikus yang tengah ingin mereka bunuh.
Akhirnya pun tiba, tikus sudah berada di tengah-tengah mereka.
"Oke guys, gak tau kenapa gue pengen banget bunuh tikus. Jadi pastikan, jangan sampe nih tikus lolos. Dalam hitungan ketiga, kita pukul sama-sama!" semua mengangguk merespon instruksi Sandra.
"1.. 2.. 3.." mereka berempat memukul tempat dimana si tikus berada.
BUKKK..
BAKKK...
BUKKK..
BIKKKK..
Beberapa menit kemudian, "Oke, kayaknya cukup deh." kata Sandra menatap mereka semua. Sekarang tempat dimana tikus berada sudah di tutup oleh pel-an milik Naomi. Mereka berharap tikus tersebut berada di bawah pel-an tersebut dengan keadaan tak bernyawa.
"Buka Mi, kayak nya kita berhasil." perlahan Naomi membuka dan...
"Aaaaaaa....." ternyata tikusnya belum mati. Mungkin yang mereka lakukan sia-sia. Mereka memukul ubin yang ada di ruangan itu. Tapi, siapa yang teriak?
Bu Nadhira, ketika dia berada di ambang pintu, tikus tersebut lari tergesa-gesa dan lolos. Mereka membulatkan mata. Benar-benar terkejut. Sedangkan Bu Nadhira hanya menggelengkan kepala.
"Aduh, badan gue rasanya pengen patah. Capek banget gue. Gara-gara beresin ruang praktek yang sebenarnya berantakan gara-gara Sandra," kata Naomi ketika mereka sudah berada di kantin.
"Ehh, kok jadi gue yang salah? Nih Aldi nih. Gara-gara dia berantakin meja sampe kebalik semua. Saking nafsunya," jawab Sandra setelah menyeruput es teh yang mereka pesan. Mereka benar-benar hemat.
"Gue yang disalahin?" Aldi juga tak ingin kalah.
"Udah ya guys, sebenernya yang salah itu tikus. Di sini gak ada yang salah. Udahlah gue capek tau gak? Rasanya pengen istirahat. Kalo gue di rumah, pasti gue udah tidur." potong Riko.