Kantin adalah tempat pertama yang mereka kunjungi setelah hukuman mereka usai. Duduk bersama di satu meja dan empat bangku.
Mereka menyantap makanan yang telah ada di meja sedari tadi. Tapi, seorang siswi dari kelas lain datang menghampiri meja RANS.
"Hai, guys!" sapanya.
"Siapa lo?" tanya Sandra.
"Nama gue.." ucapannya terpotong.
"Udah deh, gak usah perkenalan! Lo ngapain ke sini?" tanya Naomi.
"Ini, gue disuruh sama Bu Nadhira kasih ini." siswi itu menyodorkan sebuah kertas yang entah apa isinya. Kertas itu disambut Aldi.
"Udah, gak ada lagi kan?" tanya Naomi dan hanya dibalas dengan anggukan polos.
"Oke, hati-hati, ya!" kata Riko dengan tersenyum tulus sambil melambaikan tangannya. Perempuan itu juga membalas senyumannya. Sepanjang perjalanan dia menoleh ke belakang masih menatap Riko dengan senyum tulusnya.
Sedangkan Aldi, Naomi dan Sandra hanya bingung menatap mereka sampai akhirnya..
*Brukkk..
Beberapa pasang mata yang ada di kantin menoleh ke asal suara. Ternyata, siswi tersebut menabrak tempat sampah yang berada di kantin. Hanya selang beberapa detik semua penduduk sekolah yang berada di kantin itu tertawa terbahak-bahak.
Berbeda dengan RANS, mereka benar-benar terkejut. Karena hanya mereka yang melihat proses terjadinya siswi tersebut jatuh sampai tersungkur.
Tidak butuh waktu yang lama, siswi itu langsung bangun dari jatuhnya dan berlari kecil untuk menghindari tatapan dari para murid lainnya dan pergi meninggalkan kantin.
Beberapa menit kemudian, semua terdiam. Hanya RANS yang kini tertawa, kecuali Riko.
"Gara-gara lo Rik, dia jatoh." Aldi menyalahkan Riko.
"Emang ya lo, gak ada bedanya sama Abang lo." kata Naomi. Mereka kemudian tertawa bersama.
"Eh, tadi kertasnya tulisannya apa?" tanya Sandra, membuat tawa mereka terhenti.
Aldi membuka kertas tersebut. Ternyata kertas tersebut berisi:
Buatlah laporan tentang terjadinya proses gunung meletus! Di kumpulkan BESOK! Tulisan tangan!
Tulisan rapi yang alami dari tangan Bu Nadhira membuat mereka mematung seketika.
"Gimana kalo, Sandra aja yang bikin. Kan tulisannya Sandra bagus." saran Naomi.
"Enak aja, tulisan lo juga bagus. Otak gue lagi males mikir."
"Gue juga, otak gue lagi gak jalan."
"Kalian kok jadi ribut?" tanya Aldi.
"Nah, gimana kalo Aldi yang bikin. Biar gak ribut," saran Riko.
"Kenapa gak lo aja?" tanya Aldi.
"Lo kan tau tulisan gue kayak ceker ayam. Nanti, di suruh ngulang kalo gue yang bikin laporan."
"Iya Di, gue setuju. Tulisan lo juga bagus." Aldi hanya dapat pasrah.