Frobly-Mobly

ulfina
Chapter #10

Fromob 9

Satu orang teman. Sebuah pencapaian bagi Bia. Kini ia memiliki teman walau itu hanya satu. Sayang sekali mereka beda kelas dan jurusan. Setidaknya Bia tak merasa sepi saat Radev tak ada. Sudah tiga hari Radev tak masuk sekolah. Bia ingin mengunjunginya, ia ingin memastikan kalau malaikat maut tampan itu masih hidup. Tak mungkin kan kalau seorang malaikat maut tampan mencabut nyawanya sendiri? Atau mungkin? Entahlah pikiran Bia bercabang kemana-mana.

Belakangan ini Bia sering bertemu dengan Al untuk sekedar berbagi cerita saat jam istirahat tiba. Al lebih banyak bercerita dan Bia yang mendengarkan. Bia tahu setiap cerita kesal yang diungkapkan Al pasti ada kisah pilu di belakangnya. Setidaknya Al sudah tak melukai dirinya sendiri. Bia sendiri sudah sangat senang sekarang karena ia mempunyai teman, itu sudah cukup baginya. Ia tak perlu seorang teman yang kaya dan cantik atau tampan. Ia hanya ingin dianggap. Itu saja.

Kali ini Bia dan Al sedang duduk bersama di taman belakang. Bia sedang memakan bekalnya dan Al terus saja bercerita tentang adiknya. "Sumpah Bi, gue tuh kesel banget ama adek gue. Tiap dia nangis gue terus yang disalahin padahal gue gak nyentuh dia sedikit pun. Orang tua gue jadi gak perhatiin gue sedikit pun. Bahkan mereka udah gak liat gue lagi saat gue lewat di depan mereka. Hiks...hiks." Seperti inilah Al, saat dia cerita ia larut dalam emosi dan seringkali menangis. "Sabar aja, Al. Seenggaknya lo punya temen buat diajak maen pas di rumah. Lah gue anak tunggal, Al. Selalu sendirian di rumah. Gak ada temen. Bersyukurlah walau dikit." Bia menasehati Al padahal dirinya sendiri belum mengerti arti bersyukur dengan benar.

"Kalo lo punya adek kek gue pasti lo juga kesel deh, Bi. Serius."

"Mana mungkin? Kan gue gak punya adek."

"Ya udah nanti kalo mau pulang lo tungguin gue, lo cek aja gimana keadaan rumah gue. Pasti lo juga gak akan betah deh, Bi."

"Oke, lo sekolah naik apa?"

"Gue naik angkot."

"Ntar tunggu gue di pos satpam kalo lo pulang duluan dan sebaliknya. Gue anter lo ke rumah sekalian mampir."

"Beneran? Lo gak bakal jijik pas liat rumah gue?"

Lihat selengkapnya