Frustasi.
Satu kata yang menggambarkan keadaan Radev saat ini. Keluarga kecilnya diambang kerusakan. Dan dia sendiri. Lagi. Radev perlu tempat untuk bercerita dan berkeluh kesah. Namun, ia tak punya siapa-siapa. Orang tuanya saja sudah menelantarkannya sejak lama.
Radev terus saja menyusuri jalan tanpa tujuan dengan kecepatan tinggi. Ada sebuah keramaian yang menarik perhatiannya. Dia menuju tempat itu. Tempat yang sangat bising kendaraan bermotor. Suara gas dipacu mengisi malam sunyi ini. Radev suka dengan suara deru motor yang saling bersautan. Suara itu bagai nyanyian merdu. Dia menghentikan motornya ditempat ini. Arena balap liar yang belum ia tahu sebelumnya. Dia sangat tertarik untuk ikut serta. Banyak motor-motor keren di sini, tentu saja tak lupa dengan orang-orang hebat yang dapat menunggang kuda besi ini dengan profesional walau dengan kecepatan tinggi.
"Oi...anak baru ya, lo?" Seseorang menepuk bahu Radev yang masih menikmati suasana ini. Radev segera menoleh. Ia melihat seorang pria yang mungkin lebih tua beberapa tahun darinya dengan beberapa tato di lengan dan wajahnya. "Eh...iya, Bang. Tadi mampir. Kayaknya seru." Radev sangat antusias.
"Gimana lo mau join?" tawar pria itu.
"Emang boleh, Bang?"
"Bolehlah. Semua yang ada di sini mencoba menyalurkan emosi mereka. Semua orang boleh gabung. Gak ada pengecualian. Gimana? Mau gabung nggak?"
"Emm...gimana ya, Bang? Soalnya gue juga belum terlalu jago, sih. Masih amatiran. Tapi--"
"Ya udah sih gabung aja. Banyak kok yang masih amatiran gabung di sini. Lo liat tuh. Yang pake motor merah sama jaket kulit terus helm fullface kuning. Dia tuh cewek. Mungkin seusia lo. Dia juga amatiran tapi sering menang balap di sini. Masa lo kalah ama tuh cewek. Gak malu?"
"Seriusan, Bang. Dia cewek?"
"Iya. Lo kalo mau gabung masuk arena setelah balapan yang ini selesai. Kayaknya dia juga masuk setelah ini. Coba lo liat aja skill dia. Gua pergi dulu, mau nyamperin yang lainnya. Good job, bro."
Pria itu pergi. Radev sedang berpikir ikut atau tidak. Dalam hatinya dia ingin sekali ikut tapi ada sedikit keraguan yang bersarang. Dia melihat cewek yang tadi ditunjukkan pria tadi. Dia sangat penasaran dengan kemampuan cewek tadi.
'Coba sekali gak ada yang salah kan?' pikirnya.
Balapan sebelumnya telah selesai. Saatnya Radev ikut. Ia segera mengenakan helm dan menuju garis start. Cewek tadi tepat di sampingnya. Radev menoleh ke arah cewek itu. Ia masih tak percaya kalau cewek berbadan ramping ini bisa menang balap beberapa kali. Dan ukuran motornya hampir sama dengan Radev. Merasa dipandangi seseorang cewek itu menoleh. Radev segera berpaling. Ia tak mau ketahuan memperhatikan cewek tadi. Balapan akan dimulai 5 detik lagi. Seorang wanita cantik dengan baju kurang bahan maju ke depan.
Deru motor saling bersautan menyambut wanita tadi. Wanita itu menjatuhkan sapu tangan tanda balapan dimulai. Semua peserta langsung tancap gas sesaat setelah sapu tangan itu menyentuh tanah. Dalam sekejap mereka hilang dari pandangan.
Sorak-sorai penonton bergemuruh menyemangati jagoannya.
Radev menyalurkan emosinya dalam balapan ini. Dia berada di posisi depan.