"Ting tong" suara bel berbunyi.
Tidak lama pintu terbuka. "Hei sayang, tumben dateng nggak ngasih kabar dulu" sapa May kepada Om Sony sambil mencium pipinya. Om Sony hanya terdiam sambil melangkah masuk ke dalam apartment. "Hm... dia dateng nggak bawa apa-apa lagi, kapan dia mau beliin gue handphone" bisiknya dalam hati.
"May!" panggil Om Sony
"Eh... iya sayang" jawabnya terbangun dari lamunannya.
"Sepertinya kita harus sudahi hubungan ini" ucap Om Sony dengan wajah serius.
"Sudahi? Maksud kamu?" tanyanya bingung.
"Kita putus!" jawabnya singkat.
"Hah? Ha.. ha.. kamu lagi bercanda" ucap May sambil menuangkan minuman.
"Saya tidak bercanda, saya minta kamu rapihkan pakaian dan barang-barang kamu, lalu angkat kaki dari sini hari ini juga!" pinta Om Sony tegas.
"Praanggg..." May melemparkan gelas ditangannya ke lantai.
"Maksud kamu apa? Kamu ngusir aku? Kalau kamu bercanda, ini nggak lucu, tau! Ini udah kelewatan" ucap May emosi sambil menghampiri Om Sony.
"Saya bilang, saya tidak bercanda. Lekas kamu rapihkan barang-barang kamu!"
"Nggak, aku nggak mau keluar dari sini" ucapnya semakin emosi.
"Baik, kalau itu mau kamu" ucap Om Sony lalu keluar dari apartment.
Setelah Om Sony keluar, beberapa pria bertubuh besar dengan mengenakan pakaian serba hitam masuk, dan dengan cepat langsung mengangkut barang-barang yang ada di dalam apartment keluar.
"Heh, mau dibawa kemana barang-barang gue?" tanya May panik. "Turunin barang-barang gue! Balikin lagi ketempatnya!" teriaknya sambil menarik-narik salah satu pria yang sedang mengangkut TV miliknya. "Nggak, ini nggak mungkin terjadi" ucapnya sambil memegang kepalanya.
Om Sony masuk kembali ke apartment, lalu menghampiri May yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan wajah frustasi. Saat melihat Om Sony, ia langsung bangun dari duduknya, lalu menghampirinya.
"Sayang, ini cuma lelucon kan?" tanyanya menarik-narik kemeja Om Sony sambil menangis.
"Barang-barang kamu akan dikumpulkan di bawah, di dalam mobil box, setelah itu terserah kamu mau pindah kemana" ucap Om Sony tanpa ekspresi, seperti tidak peduli dengan wanita histeris di hadapannya.
"Dasar bajingaannn... terus buat apa kamu kembali ke sini?" teriaknya penuh emosi.
Om Sony mengambil sebuah kunci di atas meja. "Aku mau ambil ini" jawabnya sambil menunjukan kunci yang ia pegang, lalu melangkah pergi.
"Eh... itu kunci mobil gue" teriaknya sambil berlutut lalu memeluk kaki Om Sony. "Sayang, aku mohon jangan lakukan ini!" ucapnya sambil menahan langkah kaki Om Sony dengan air mata yang terus bercucuran.
Om Sony memberikan aba-aba kepada anak buahnya untuk menyingkirkan May dari kakinya. Dengan cepat dua orang anak buahnya menarik May, hingga ia melepaskan jeratannya, lalu menyeretnya keluar dari apartment.
"Lepasin gueee...!!!" teriak May sambil meronta. Setelah dilepaskan, dengan cepat ia mengambil handphone dari dalam sakunya, lalu menghubungi Clara. "Ra, lo ada dimana sekarang?" tanyanya sambil menangis terisak-isak.