Pinky duduk di dalam mobilnya, memperhatikan mahasiswa yang berlalu-lalang keluar masuk kampus. Tidak lama kemudian, orang yang ia tunggu-tunggu pun muncul, orang tersebut tidak lain adalah Diana.
Diana masuk ke sebuah mobil yang baru saja datang untuk menjemputnya. Dengan cepat dan berhati-hati Pinky mengikuti mobil tersebut dari belakang, hingga sampailah ia ke sebuah rumah yang Pinky ketahui itu adalah rumah Diana. Diana turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumahnya.
Mobil itu kembali melaju. Pinky pun kembali mengikutinya, karena yang menjadi target bukan lah Diana, melainkan seseorang di dalam mobil itu yang Pinky yakini adalah calon suami Diana.
Setelah berkendara cukup jauh, sampailah Pinky disebuah gedung. Mobil itu parkir, lalu seorang pria yang cukup tampan mengenakan stelan jas turun dari dalamnya. Pinky juga memarkir mobilnya persis di samping mobil tersebut. Sepertinya gedung yang ia datangi adalah tempat pria itu bekerja.
Hingga malam, Pinky terkantuk-kantuk menunggu pria itu keluar, tiba-tiba terdengar suara pintu mobil di sampingnya tertutup, hingga membuatnya terbangun dari tidurnya. Mobil itu kembali melaju, ia kembali mengikutinya dari belakang.
Setelah berkendara cukup jauh, sampailah ia disebuah tempat. Ia sedikit bingung, karena tempat tersebut adalah club malam. Pria itu turun dari mobil, lalu masuk ke dalamnya. Tidak mau kehilangan kesempatan, Pinky pun mengikuti pria itu. Ia tercengang karena club tersebut adalah club penari erotis. Ia duduk di bar dan memperhatikan pria itu dari kejauhan. Pria itu tertawa, sambil menggoda dan memberikan tips kepada para wanita penari erotis.
"Mas, tau pria itu nggak? Yang duduk paling depan dekat dengan panggung" tanya Pinky kepada seorang bartender.
"Oh... Itu Pak Daniel. Dia pengunjung setia club ini. Dia juga punya saham di sini, dan denger-denger penari-penari di sini sudah pernah ditiduri sama dia" bisik bartender kepadanya.
Dengan senyuman sinis yang menghiasi wajahnya, terlintas ide yang ia pikir bisa menarik perhatian Daniel.
"Mas, pemilik club ini siapa ya?" tanyanya kepada bartender.
Bartender itu melihat sekitar bar. "Yang itu kak orangnya" jawabnya sambil menunjuk seorang pria yang sedang duduk mengenakan stelan jas.
Tanpa membuang waktu, Pinky pun menghampirinya. "Selamat malam!" sapa Pinky kepada pria pemilik club.
"Eh iya, Malam!" jawab pria itu sedikit terkejut.
"Boleh saya duduk?" tanyanya.
"Boleh silahkan" ucap pria itu mempersilahkannya duduk. "Kalau boleh tau ada perlu apa ya wanita secantik kamu menghampiri saya?" tanyanya dengan tatapan menggoda.
"Saya lagi butuh pekerjaan Pak" jawab Pinky malu-malu.
"Aduh, jangan panggil saya Pak dong! Panggil saya Om saja! Nama saya Pras" ucap Om Pras mengulurkan tangan.
"Saya Pinky Om" ucap Pinky membalas uluran tangannya.
"Kamu yakin ingin bekerja disini?" tanyanya heran.
"Iya Om" jawabnya dengan tatapan menggoda.
"Ya sudah, besok sore kamu datang ke sini untuk latihan menari sama penari yang lain. Kebetulan kita kekurangan satu orang"
"Serius Om?" tanya Pinky girang.
"Iya serius"
"Terima kasih banyak ya Om!"
Malam berikutnya, Daniel tidak absen datang ke club. Ia duduk paling depan dari panggung tempat para penari menunjukan aksinya. Setelah musik dimainkan dan lampu panggung dinyalakan, beberapa orang wanita cantik dan sexy keluar dari balik panggung, termasuk Pinky yang ada di kumpulan para penari itu. Dengan mengenakan pakaian yang panjangnya jauh di atas lutut dan sepatu heels, ia dan para wanita penari itu menari mengikuti irama musik dengan ke sexyan mereka. Teriakan para lelaki di club pun memeriahkan suasana. Pinky menari sambil sesekali menatap ke arah Daniel dengan tatapannya yang sangat menggoda.
Daniel membelalakan mata dan tidak berkedip saat melihat Pinky. "Siapa wanita berambut pendek itu?" tanyanya kepada seseorang disampingnya.
"Saya juga tidak tau, sepertinya dia orang baru"
Daniel memanggil seorang waitress, lalu membisikan sesuatu ketelinganya dan memberikannya sejumlah uang. Setelah para penari menunjukan aksinya, para pengunjung club berdiri dan memberikan tepukan yang meriah, lalu para penari kembali ke belakang panggung. Saat sedang duduk beristirahat, beberapa orang waitress datang menghampiri Pinky.
"Kak, ada seseorang yang mau kenalan sama kakak" ucap salah seorang waitress.
"Sama kak, ada tamu juga yang mau kenalan" ucap salah satunya.
"Sama kenalan aku aja kak, dia tajir loh. Dia pengunjung setia club ini" ucap lagi salah satunya.
"Laris nih Pink" ledek salah seorang penari.
Pinky hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan itu. "Boleh kalian tunjukan orang-orang yang mau kenalan sama saya!" pinta Pinky,
Lalu mereka keluar untuk menunjukan orang-orang yang ingin berkenalan dari kejauhan, lalu salah seorang waitress menunjuk ke pria yang menjadi tujuan rencananya.
"Saya mau kenalan sama orang yang itu saja" ucapnya sambil menunjuk ke arah Daniel.
"Nah, pilihan kakak tepat. Itu yang saya bilang tajir dan pengunjung setia club ini" ucap sang waitress.
Tanpa pikir panjang, Pinky melangkah menghampirinya. "Hai" Sapanya sedikit berteriak karena suara musik yang cukup keras.
Saat melihat Pinky dari dekat, Daniel membelalakan mata. "Hai, si-silahkan duduk!" ucapnya sedikit gugup.
Pinky pun duduk, lalu menyilangkan kaki, membuat kaki jenjang dan mulusnya terlihat. "Kata seorang waitress kamu mau kenalan sama aku?"
"Iya benar sekali. aku terpesona akan aksi kamu tadi. Ngomong-ngomong nama kamu siapa?" tanya Daniel sambil mengulurkan tangan.
"Pinky" jawab Pinky membalas uluran tangannya.
"Pinky? Nama yang cantik, seperti orangnya"
"Thanks" jawabnya tersipu malu.
"Saya Daniel" ucapnya, lalu melepaskan jabatan tangannya. "Kamu baru ya disini?"
"Iya"