From Angel to Devil

Wildan Ravi
Chapter #18

Do You Remember?

Pinky terdiam, tak bicara, tak bergerak di dalam sebuah bathtub yang penuh dengan busa. Ia terus berusaha untuk mengingat siapa jati dirinya. Sesekali terlintas pria yang sebelumnya melintas diingatannya, tetapi semakin ia berusaha untuk mengingat, semakin membuat sakit kepalanya.

"Arrgghhh..." teriak Pinky kesal sambil memegang kepalanya.

"Tok.. tok... tok... Pinky, kamu nggak apa-apa?" tanya Daniel khawatir dari luar kamar mandi.

Pinky tidak menghiraukannya. Ia kembali terdiam sambil melipat kakinya. Air matanya pun menetes sedikit demi sedikit. Saat ia membuka pintu, Daniel sedang duduk di depannya.

"Ngapain kamu disitu?" tanya Pinky heran.

Saat melihat Pinky, Daniel bangun dari duduknya. "Aku nungguin kamu, takut kamu kenapa-kenapa" ucapnya khawatir.

"Aku nggak apa-apa kok Niel" ucapnya, lalu melangkah pergi meninggalkannya.

Beberapa haripun telah dilewati Pinky tinggal bersama Daniel. Semakin hari, hubungan mereka semakin dekat. Suatu malam, saat Daniel baru pulang kerja, Pinky tengah menyiapkan makan malam untuknya.

"Kamu masak?" tanya Daniel heran.

"Eh... kamu udah pulang. Iya, lagi nyoba-nyoba masak" jawabnya.

"Emang kamu bisa masak?"

"Nggak bisa sih, kan aku liat dibuku masak" jawabnya sambil menunjukan buku masak di atas meja. "Lagian juga dari kemarin kamu terus yang masak, aku nggak pernah kerja apa-apa, jadi aku pengen coba sekali-kali masakin kamu"

Daniel hanya tersenyum mendengar jawabannya. "Nih cicipin dulu, enak nggak?" tanya Pinky sambil menyodorkan sendok.

Daniel mengunyah sambil meresapi rasa masakannya. "Hm... enak" pujinya.

"Serius? Nggak kurang apa gitu?"

"Serius, nggak ada yang kurang. Udah pas semua. Apa lagi makannya ditemenin kamu, makin komplit" ledeknya.

"Ah gombal" ucapnya sambil memukul kepala Daniel dengan sendok yang dipegangnya.

"Ya udah, aku yang nyajiin makanannya. Kamu rapih-rapih gih!"

"Kok rapih-rapih?" tanyanya bingung.

"Ini kan makan malam special, karena kamu yang masak"

"Tapi kan aku nggak ada dress Niel"

"Itu udah aku beliin beberapa dress dan make up buat kamu, aku taruh di atas kasur"

"Serius?" tanyanya terkejut.

"Iya, udah sana kamu siap-siap" ucapnya sambil mendorong-dorong tubuh Pinky.

Pinky terbelalak saat melihat beberapa helai dress dengan berbagai macam warna terhampar di atas kasur, di tambah satu buah koper kecil alias beauty case di atas meja riasnya. Ia mengangkat satu persatu dressnya dan terpesona akan keindahannya.

"Wah... Pasti mahal banget ini" ucapnya membelalakan mata.

Pinky melangkah ke meja rias, lalu membuka beauty casenya. Ia juga di buat terbelalak dengan isinya. Satu set alat make up lengkap dengan merk ternama tersusun rapih di dalamnya.

Pinky keluar dari kamar mengenakan dress berwarna merah dan make up yang membuatnya semakin terlihat cantik. Daniel yang tengah menunggunya di meja makan, membelalakan mata karena terpesona akan kecantikannya.

Melihat keadaan ruangan yang didekorasi Daniel dengan lilin dan bunga-bunga, terlintas sedikit ingatan dan membuat kepalanya menjadi sedikit sakit, hingga membuatnya sempoyongan. Melihat kejadian itu, Daniel segera berlari, lalu menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Kamu nggak apa-apa Pink?" tanyanya khawatir.

"Aku nggak apa-apa kok" jawabnya sambil berusaha melangkah ke meja makan. "Saat melihat ruangan yang kamu dekorasi ini, seperti nggak asing buat aku" ucapnya saat sudah duduk di meja makan.

"Tentu nggak asing. Dulu kita pernah makan malam seperti ini. Aku sengaja dekorasi seperti ini lagi, agar bisa sedikit mengembalikan ingatan kamu"

Lihat selengkapnya