Sebuah mobil lamborghini berwarna merah masuk melintasi parkiran kampus. Semua cewek di sekitar langsung membelalakan mata sambil meneriakan sebuah nama dengan histeris. Seorang cowok yang bisa di bilang sangat tampan turun dari mobil mewah itu.
Cowok itu adalah Raka. Seorang mahasiswa tahun pertama yang sangat tampan dan dari keluarga yang sangat kaya raya. Perempuan mana yang tidak tergila-gila melihatnya. Terkecuali Pinky yang tidak memperdulikan semua itu.
Raka berjalan menelusuri lorong kampus menuju kantin, diikuti cewek-cewek yang tergila-gila dengannya. Pinky yang sudah melihatnya dari kejauhan, memasang wajah malas karena ia tau Raka akan menghampirinya.
Sejak Raka masuk ke kampus, ia sudah tergila-gila kepadanya. Tetapi Pinky tidak terlalu menanggapinya.
"Hai!" sapa Raka dengan senyuman polosnya.
"Hai Raka!" balas Pinky dengan senyum paksa agar terlihat ramah.
"Kamu sendirian aja?" Pinky hanya menganggukan kepala sambil menyibukan diri membaca sebuah buku. "Kamu udah makan?"
Pinky menarik nafas panjang, lalu menatap Raka dengan wajah malasnya. "Raka, mau sampai kapan kamu merhatiin aku terus? Kamu nggak kesian sama cewek-cewek yang ngebuntutin kamu itu?" ucapnya sambil menunjuk dengan kepalanya. Raka menoleh ke arah yang ditunjuk, beberapa cewek sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. "Liat tuh, mereka jutek banget ngeliatin aku"
"Udah biarin aja! Aku juga bingung, kapan mereka bakal lelah buntutin aku"
"Huh... untung bentar lagi gue lulus, kalau nggak bisa pusing gue ketemu dia setiap hari" ucap Pinky dalam hati.
Satu tahun telah berlalu, Pinky pun telah lulus menjadi seorang sarjana. Selama satu tahun ini ia lalui hanya untuk fokus belajar, agar ia bisa segera lulus dan bisa segera menemui Ilya, karena hanya itu yang selalu ia pikirkan.
Raka tidak menyerah sampai disitu. Walaupun Pinky tidak menghiraukannya, setelah ia lulus, hampir setiap hari Raka datang ke rumah Pinky membawakannya serangkaian bunga.
"Pink, ada Raka tuh di depan" ucap Mama sambil membawa rangkaian bunga dari Raka.
"Bawa bunga lagi? Ngapain sih Mah itu bunganya pakek diterima? Mau ditaruh dimana lagi itu? Rumah kita udah kayak taman bunga" ucap Pinky sedikit kesal.
"Ya orang dikasih, masa ditolak. Udah sana kamu temuin dulu." ucap Mama sambil menarik-narik tangan Pinky.
"Iya, iya" ucapnya sambil melangkah dengan lesu.