Pagi ini Cassandra berangkat lebih awal untuk menghindar dari bertemu dan berpas-pasan dengan Eduard, setelah apa yang terjadi kemarin, kejadian yang sangat memalukan, bagaimana bisa ia memeluk laki-laki itu, di depan umum, di lihat oleh banyak orang, dan mungkin teman-temannya juga melihat.
Aduh! Bodoh! Bodoh! Cassandra memukul jidatnya sendiri berulang-ulang kali karena ia malu, bagaimana bisa ia memeluk tetangganya itu, dan kenapa juga Cassandra bisa sangat khawatir dengan keadaan laki-laki itu sampai ia berani, dengan lancangnya, mengecek badan laki-laki berdarah Rusia itu.
Ia terlihat seperti orang gila ketika ia mengibas-gibas imajinasinya, tapi itu adalah reaksinya yang terjadi secara otomatis ketika ia membayangkan tentang kemarin, Cassandra hanya bisa berteriak dalam hati sampai ia masuk ke kelas dan ia duduk di tempat biasanya, di dekat jendela.
Perempuan itu hanya membaca buku di hpnya dan mendengarkan lagu sambil menunggu teman-temannya datang, dan mereka akhirnya pun datang, setelah 30 menit, bersamaan dengan murid-murid yang lain, mereka melambaikan tangan ke arah Cassandra dan perempuan itu juga tersenyum melambai kembali, dan seperti biasa Risa dan Sarah duduk di sebelahnya.
“Kenapa?” Risa bertanya “tumben banget kamu pagi-pagi ke kelas”
“Iya nih? Ada apa?” Sarah juga bertanya
“Tidak ada apa-apa,” Cassandra hanya bisa menunduk sambil menggibas mukanya.
Risa dan Sarah saling melihat ke arah masing-masing, mereka menaikkan alisnya, berkomunikasi secara batin, mempertanyakan apa yang terjadi dengan sahabatnya itu, dan kemudian mereka menyadari bahwa hanya ada satu orang yang bisa membuatnya terlihat seperti orang bodoh. Eduard.
“Woi!” Sarah mengguncang kan bahu Cassandra “Cerita gak? Ada apa?”
“Iya ada apa nih?” Risa mencolok-colok lengan Cassandra “Cerita dong.”
“Ih, serius gak ada apa-apa” dengus Cassandra
“Bohong banget” ucap Sarah
“Cerita aja, ngapain malu sama kita?”tambah Risa, Cassandra mendesah, ia menyerah dan akhirnya perempuan itu memutuskan untuk menceritakan kejadian antara Eduard dengannya, dan bisa di bilang bahwa bagian belakang kelas di ramaikan oleh teriakan kedua sahabat Cassandra, membuat perempuan itu sibuk mencoba membuat teman-temannya diam, karena suara mereka, sangat bising.
Untungnya, tidak lama Ms.Yu, guru International Finance pun datang bersamaan dengan Li yang langsung celingak-celinguk mencari sosok perempuan berjilbab itu, ketika ia melayangkan pandang pada Sarah, raut mukanya langsung berubah, senyumnya melebar dan matanya menyipit, ia berjalan dengan cepat, tapi tetap mencoba mempertahankan ke personanya.
“Hai Sarah” Li menyapa Sarah sambil ia menarik kursi di sebelah perempuan itu dan menaruh tasnya di kolong bawah meja.
“Hai!” Sapa Cassandra dengan riang “bagaimana kabarmu?”
“Sangat baik setelah melihatmu”jawab Li dengan percaya diri, Sarah menyeringitkan dahinya tapi ia memilih untuk tidak ambil pusing jawaban laki-laki itu dan hanya mengangguk, Sarah lalu membulatkan mulutnya seolah mengingat sesuatu.
“Li, apakah kau sibuk siang ini?” pertanyaan itu membuat Li bersorak gembira dalam hati yang sedang meloncat-loncat, dia berdeham untuk menahan senyumnya.
“Ah, tidak” Jawab Li “ada apa?”
“Temanku mengajak makan siang, mungkin kau mau ikut?” Sebenarnya Sarah tidak bermaksud apa-apa dengan ajakan itu, karena ia selalu melihat Li sendirian, dan mungkin saja ia bisa berteman dengan teman-temannya, tapi tentunya, laki-laki itu tidak berpikir seperti itu. Mungkin hampir semua kaum hawa memiliki pemikiran yang mirip dimana mereka menganggap bahwa kebaikan sama dengan memiliki perasaan.
“Ya! Tentu saja!” seru Li tanpa bisa menyembunyikan kegembiraannya “It’s a date1!”
“What?2” Sarah melihat aneh ke Li “bukan kencan, kita akan makan bersama temanku yang lainnya”
“Yep! It’s a date!” kekeuh Li, Sarah mulai merasa ada yang janggal dengan Li, tapi ia biarkan saja, mungkin karena ia tidak memiliki banyak teman, ia jadi laki-laki itu tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap ajakan makan siang.
“Chu, Ris,” Sarah menoleh ke arah mereka “kau bisa ikut tidak?”
“Skip deh,” ujar Cassandra “aku lagi ingin makan pangsit hari ini”