Hari jumat adalah hari untuk beristirahat, pada umumnya, tapi tidak untuk Eduard, karena tidurnya terganggu oleh suara dering hp sekitar pukul 3 subuh, laki – laki itu menggerutu, dan meraba meja di sampingnya untuk mengambil hpnya yang berkicau, ia menerima telepon itu tanpa melihat tanda pengenal.
Ia mengangkat hpnya sampai menempel ke telinga, tanpa sapaan dan tanpa basa-basi, orang di ujung telepon itu langsung memberi perintah, tanpa memikirkan perbedaan waktu antara Rusia dan China.
“Eduard, kamu nanti akan ada meeting dengan Mr. Han Yi”perintah papa Eduard.
“Han Yi? Boss Mafia China?” ia mencoba mereda kesalnya karena ia di bangunkan hanya untuk itu, padahal ada alternatif lain untuk memberitahunya, seperti mengirimkan pesan.
“Iya,” jawab Papa, Eduard diam sejenak menunggu penjelasan papanya yang tak kunjung datang.
“Apa? Untuk apa?” laki – laki itu mengacak – acak rambutnya frustrasi, “apakah penting?” ia mencoba untuk berbicara sesopan mungkin, kata kuncinya di sini adalah mencoba.
“Apakah begitu caramu berbicara kepada papa mu?” Eduard mendecih, tapi ia terlalu gengsi untuk meminta maaf, dan ia tahu bahwa papanya tidak benar – benar marah.
“Oh, ya sudahlah, aku tahu kau anak yang keras kepala,” kata Papa sambil tertawa, menggelengkan kepalanya, dan membenarkan kacamatanya yang turun ke batang hidung yang juga mancung, ia mengambil dokumen dari meja kayu jatinya, dan membaca kembali dokumen di tangannya dengan sekilas.
“Belakangan ini, organisasi sialan itu suka merecokkan pengiriman barang kita,” jelas Papa
“Aku sudah menduganya,” Eduard mendecih “organisasi sialan itu, aku melihat keanehan di laporan inventory kita, ternyata dugaanku benar” ia mendesah kasar.
“Hm,” Papa memijat – mijat batang hidugnya, “dan karena kemarin kau sudah, dengan bodohnya, membunuh salah satu anak buah mereka,”
“Mereka mencoba membunuhku terlebih dahulu, aku membela diriku dan memberinya pelajaran” Eduard memotong ucapan papanya.
“Hm, bagus,” dia mengangguk, “tapi karena itu, mereka meminta mengatur waktu untuk mengadakan pertemuan dengan mereka”
“Apa tujuannya mereka ingin bertemu?” Tanya Eduard, waktu papanya tidak menjawab, Eduard mengerutkan dahinya, dan mendesah, “dan Papa tidak tahu apa yang mereka mau?”
“Yup!” Papanya berkata dengan riang “aku tidak tahu apa – apa”
Bagaimana bisa orang ini se-santai itu? Gila!
“Let me get this straight1, jadi Papa ingin aku pergi ke meeting, bertemu dengan musuh kita, tanpa mengetahui apapun?” Eduard menjabarkan rencana gila Papanya ini.
“Yup!” ia mengangguk kecil, yang tentunya tidak terlihat oleh Eduard “tenang saja, aku menjamin tidak akan terjadi apa – apa”
“Are you out of your mind?2” gerutu Eduard sambil mengacak – acak rambutnya
“Kenapa?” Ejek Papa “apakah kau terlalu lemah untuk melindungi dirimu sendiri?”
Sial! Papanya sangat mengerti bagaimana cara menekan tombol kesabaran Eduard dan mempermainkan harga dirinya sebagai pria, tentu ia tidak bisa menolak setelah di remehkan seperti itu.
“Baiklah” Eduard mengalah.
“Good3” Papa tersenyum dalam penuh kemenangan, tanpa di tanya pria paruh baya itu memberikan detail meetingnya “Jam 10 malam di Yuan Enterprise Building”
“Kau mau aku ke sarang mereka?” geram Eduard yang hanya di balas dengan tawaan Papanya.
“Berhati – hatilah, nak” kata papanya yang tiba – tiba berubah serius, “Don’t die.”
“Ok,” Eduard menjauhkan hpnya dari telinga “Bye Papa” ia melempar hpnya ke kasur, berdiri ke meja belajar untuk mengambil air putih, mengisi gelasnya dengan dan meneguknya dengan cepat untuk menjernihkan pikirannya.
Lalu ia kembali merebahkan badannya di kasur, dia mengambil hpnya dan menelusuri sosial media, seperti anak muda pada umumnya, tentu saja ia mencari – cari profil wanita yang selalu ada di pikirannya, karena sepertinya seharian bersamanya di kelas itu kurang.
Ia tersenyum melihat gambar – gambar dan video – video di Instagram Cassandra yang cenderung lebih ekspresif dan tidak tahu malu itu, dan itu adalah salah satu yang ia sukai tentang Cassandra, ia tidak mencoba untuk menjaga image dia, menjadi orang yang berbeda hanya untuk melakukan hal – hal yang ‘terlihat bagus’ di mata kebanyakan orang, yang biasanya hanya mengambil gambar dirinya sendiri pada saat yang kerap di panggil ‘golden hour4’.
Menurut Eduard, Cassandra yang sedang bercanda dengan teman – temannya, Cassandra yang merekam Sarah sedang memakan sandwich di kelas guru killer itu secara diam-diam, perempuan itu sangat berbeda dari wanita yang pernah ia temui, dan itu memikat hati Eduard, ia yakin bahwa ia sudah terpikat oleh Cassandra dari awal pertemuan mereka di resepsionis, karena belum pernah ada yang berani menantang seorang Eduard Radishhev.
Biasanya, kalau orang sudah tahu siapa itu Eduard, mereka akan langsung lari ketakutan, dan pikiran yang tidak mengenakkan melintas di pikiran laki – laki itu.
Apakah Cassandra akan membenciku kalau dia tahu siapa aku?
Ia melihat gambar wanita itu dengan sedih, ia tidak suka pikiran itu, ia sama sekali tidak mau Cassandra membencinya, ia tidak mau kesempatannya kandas sebelum bisa mendekatinya.
Apakah mungkin jika aku menyembunikan hal ini dari Cassandra? Ia memikir kemungkinan untuk menyembunyikan kehidupannya di bawah tanah, mungkin itu yang terbaik, ia tidak bisa memberikan kemungkinan Cassandra untuk membencinya.
Pikirannya membawa dia kembali ke percakapan antara Eduard, Alex dan Galina, setelah Eduard bertemu dengan Cassandra di depan toko jus sekitar 2 hari yang lalu, setelah Cassandra berlari kabur darinya setelah ia peluk, ia tersenyum mengingat hari itu.
(Flashback)
“Boss, apakah anda menyukai wanita itu?” Galina melihat ke Eduard dengan pandangan tidak suka.
“Dia memiliki nama, namanya Cassandra,” ia melayangkan pandang tajamnya ke mata biru itu “gunakan”
“Yes, Boss” Galina menundukkan kepalanya
“Kenapa kau bertanya seperti itu?” Eduard bertanya
“Sangat jelas kalau kau menyukainya, Boss” Alex mengangkat bahunya
Setelah berpikir lama, merenungkan jawabannya, ia hanya bisa menjawab “aku tidak tahu”
Alex menyeringit “Apa maksudmu kau tidak tahu, boss?”
Galina ingin menambahkan, tapi ia tidak ingin menyinggung perasaan Eduard, maka ia hanya berpikir dalam hati, kalau kau tidak tahu, berarti kau tidak menyukainya, buat apa kau menyukainya?
“Aku tidak mengerti perasaanku,” ia menghela napas “Aku tidak pernah merasa mempunyai hubungan itu penting, terlalu ‘sibuk’”
Alex mengetahui betapa sibuknya Eduard membantu pekerjaan papanya, dia hanya pernah melihat Eduard dengan perempuan kalau ada acara yang menuntutnya membawa pasangan, seperti pesta, dan setiap acara ia membawa wanita yang berbeda, Alex tahu bahwa Eduard tidak pernah melirik pada wanita manapun.
Mereka diam, karena tidak ingin mempertanyakan bossnya lebih lanjut, dan juga karena makanan mereka telah di sajikan, akan tetapi pikiran usil Alex tidak bisa di berhentikan.
“Eh, Cassandra!” Alex menunjuk ke arah pintu restaurant, Eduard yang tadinya mulai memakan makanannya, langsung memutar kepalanya sangat cepat, Alex dan Galina lehernya akan patah, Eduard celingak celinguk, mencari sosok yang ingin dilihatnya, dan Alex terbahak.
Eduard menatap Alex tajam, murka, “Berani – beraninya kau berbohong padaku, Alex.”
Alex yang mendengar intonasi Eduard langsung menatap lurus ke manik hijau itu dan meminta maaf, Galina tidak ingin menjadi bagian dari pertikaian ini, dan dia hanya menyeruput minumannya dengan sedotan bambu yang selalu ia bawa.
Melihat kemarahan Eduard yang tak kunjung reda, Alex meminta maaf berulang – ulang kali, tak kuasa melihat ekspresi Alex yang ketakutan akhirnya Eduard tertawa pelan, suara yang meskipun pelan, sangat mengagetkan bagi kedua orang yang duduk berseberangan dengan bossnya itu. Eduard tidak pernah menunjukkan sifatnya yang lepas seperti ini kepada siapapun, dan mereka tahu itu karena mereka sudah bersama sejak Balita. Melihat Eduard yang berlaku seperti anak muda seumurannya membuat Alex lega.
“Kau benar – benar mengaggetkanku, Eduard” Alex menghela nafas dengan berlebihan, dan ia melihatnya lagi sambil tersenyum “jadi, kau benar – benar menyukainya, huh?”
Eduard mendesah dan sedikit mengacak rambutnya, “sepertinya begitu”