From China, With Love

Cristal Chung
Chapter #18

CHAPTER 16 ~ BIG BABY'S BABYSITTER

Sepanjang perjalan, sepertinya Eduard terlalu lelah, karena bahu Cassandra tiba – tiba terasa berat, ia melihat kebahunya, dan laki – laki itu sudah terlelap dengan kepala yang di sandarkan dan tangan yang masih tertautkan. Cassandra tersenyum dan mengelus punggung tangan kokoh boss mafia itu dengan pelan.

Mobil berhenti di depan pintu ruangan emergensi rumah sakit, yang di namakan ‘No. 2 Hospital’, entah mungkin mereka kehabisan ide untuk menamakan rumah sakit mereka, karena di Ningbo, kebanyakan rumah sakit di namakan dengan nomor.

Mungkin agar mudah di ingat? Lah, mengapa juga di peduliin. Cassandra berkata dalam hati, dan ia melihat lagi ke Eduard.

Duh, aku gak tega banguninnya, Eduard terlihat sangat pulas, luka di wajahnya sama sekali tidak mengurangi ketampanannya, justru menambah poin ketampanan bagi Cassandra, dan dia terlihat sangat damai saat tertidur, tapi ia harus membangunkannya, Alex dan Galina sudah turun dari mobil, Alex membukakan pintu untuk Eduard dan Cassandra.

“Eduard,” Cassandra melepaskan pegangan tangannya dan menepuk – nepek pelan pipi laki – laki itu, “ayo bangun, udah sampai di rumah sakit” Eduard hanya bergumam dan menggeliat, menyembunyikan wajahnya di lekukan leher wanita itu, Cassandra tertawa geli.

“Hey!” Cassandra memukulnya lebih keras “ayo bangun! Atau aku pencet lagi lengan kamu yang biru?”

Eduard terkesiap bangun dan menghindar dari wanita itu “kau benar – benar tidak punya hati” laki – laki itu meringis mengingat kakinya yang di menekan kakinya itu.

“Setidaknya kau bangun,” Cassandra tertawa “sudah waktunya lukamu di rawat, yuk turun”

Cassandra turun pertama, lalu Eduard melihat ke wanita itu seperti memelas meminta bantuan untuk turun, ia tersenyum geli, “bantu aku” ujar Eduard.

“Kau berat tahu,” Cassandra melihat ke Alex “biarkan Alex saja yang membantumu”

“Tidak mau,” Eduard menggeleng “dia tidak empuk”

“Oh?” Cassandra menaikkan alisnya dan tersenyum miring “jadi kau mengatakanku gendut?”

“Apa?” Eduard membelalakan matanya, “tidak! Dari mana kau mendapatkan ide itu?” ia menggeleng dengan agresif, panik.

“Kau bilang aku empuk” Cassandra mengankat bahunya

“Aku bilang kau empuk, bukan gendut” dia membela dirinya sendiri

“Empuk, gendut, sama saja” Cassandra mencoba menahan tawanya

“Aku tidak akan pernah mengerti jalan pikir wanita” Eduard mendesah pasrah

“Aku setuju, wanita memang sangat rumit” timpal Alex yang mengangguk

“Jangan marah” Cassandra tidak kuasa untuk menahan tawanya lagi.

“Oh, jangan terlalu kaku,” Cassandra tertawa, membuat Eduard bingung “aku hanya bercanda, aku tidak marah, aku sudah terbiasa” wanita itu membisikkan bagian terakhirnya.

“Cara, love,” Eduard berkata setelah ia di tidurkan di kasur ruangan emergensi itu, “sini”

Perasaan Cassandra tidak enak, ada apa dia menyuruhku mendekat? tapi ia tetap berjalan mendekat, Eduard menyuruhnya untuk sedikit menunduk, dan Cassandra menunduk.

“Kau menyebalkan” Eduard mencubit gemas pipi Cassandra dengan satu tangan

“Aduh” Cassandra meringis “tanganmu terluka, tapi kenapa kekuatannya gak berkurang sih?” Eduard tertawa dan menggoyang – goyangkan kepala Cassandra “sakit, nanti pipi aku makin tembem”

“Tidak apa – apa,” Eduard tersenyum “makin imut”

“Ish!” Cassandra mengerutkan hidungnya dengan kesal “lepa—”

Ada suara dehaman yang terderngar dari tirai yang membelakangi Cassandra, wanita itu langsung memutarkan badannya dengan kilat, matanya membesar, dan dengan spontan ia langsung meloncat mundur dari pengangan Eduard.

“Kalau kau tidak keberatan,” Dokter Ma “bisakah saya memulai mengecek pasien?”

“Ah, maaf dok,” Cassandra menunduk malu dan menggunakan tangannya untuk mengisyaratkan agar dokter itu mendekat ke Eduard “silahkan, silahkan”

Dokter Ma memegang – megang badan Eduard mencari tempat yang sakit, dia menoleh ke Cassandra, menanyakan apa yang terjadi sampai seperti ini, dan Cassandra menceritakan bahwa dia berlari menyeberangi jalan lalu ada mobil yang mau menabraknya, tapi Eduard menyelamatkannya.

“Untung saja kau pelari yang cepat, anak muda,” Dokter Ma mendesah “kalau reflekmu lamban, mungkin kondisimu akan lebih buruk” Cassandra menunduk merasa bersalah, Eduard melihat ke arahnya dan tersenyum, tapi, perempuan itu tidak bisa tersenyum.

“Jadi, apakah dia baik – baik saja dok?” Cassandra bertanya

Lihat selengkapnya