From China, With Love

Cristal Chung
Chapter #20

CHATPER 18 ~ BUTTERFLY WALTZ

Mengajar anak – anak bukanlah sesuatu yang gampang, justru mengajar adalah hal yang sulit, karena bukan hanya mengajarkan bahan – bahan yang harus di ajarkan, tapi karena umur mereka yang masih belia, perlu juga di ajarkan sopan santun, disiplin, dan berperikelakuan yang baik.

Apalagi sebagai guru perempuan, yang terkadang tidak di hormati oleh anak – anak ajarnya, pasti sangat sulit untuk membuat muridnya patuh, tapi justru sebaliknya untuk perempuan seperti Cassandra, yang tidak takut memarahi anak – anaknya jika mereka berperikelakuan buruk, ia memberlakukan sistem penghargaan dan hukuman pada anak muridnya yang masih berumur 4 tahun sekalipun, tentu dengan cara yang berbeda untuk setiap kelas yang ia ajarkan.

Ia juga mengajarkan mereka untuk tidak segan mengatakan 3 kata mutiara, yaitu, ‘terima kasih’, ‘maaf’, dan ‘tolong’, karena Cassandra mendapatkan orang – orang di negara ini sangat susah untuk mengatakan ketiga kata – kata itu, setidaknya, ia berharap, kedepannya anak – anak ini menjadi anak yang lebih sopan dan tidak langsung bermain fisik, perempuan itu sangat sedih ketika melihat banyak orang tua yang langsung memukul anaknya, meskipun kesalahannya hanya sepele, tapi sebagai orang Indonesia keturunan China, Cassandra mengerti bahwa itu adalah salah satu dari cara mereka mendidik anak. Mengerti bukan berarti setuju.

Tentu, dia adalah guru yang tegas meskipun umurnya yang masih muda, guru termuda di tempat les itu, tapi tegas bukan berarti tidak menyenangkan, perempuan itu mengetahui kapan untuk menjadi tegas, tapi ia juga tahu waktunya bersenang – senang dengan anak muridnya, dan itu yang membuat murid – muridnya sangat menempel dengan Cassandra.

Selain anak muridnya yang kadang menyebalkan kadang sangat imut, teman kerja Cassandra pun juga sangat menyenangkan dan ia juga sangat dekat dengan mereka, Billy dan Joy, adalah guru Chinese yang akan selalu ada di kelas untuk membantu guru luar negeri berbicara kepada muridnya kalau mereka tidak mengerti, dan juga ternyata, ada teman kuliah Cassandra yang juga bekerja di tempat yang sama. Karena masih muda, Cassandra di juluki sebagai rekan kerja yang paling jahil, karena ia sangat suka mengisengi teman – temannya itu. Hari – harinya sungguh berwarna bekerja di Kids English House selama satu bulan ini.

Ia tidak sabar untuk pergi bekerja hari ini, Cassandra dengan cekatan langsung membilas tubuhnya dan menggunakan jeans hitamnya dan, karena hawa yang sudah mulai dingin, Cassandra memilih untuk menambahkan jaket bomber merah dipadukan dengan baju hitamnya yang ia pakai di hari pertamanya di Ningbo, ia memoles riasan tipis dan membawa tas kecil yang berisi riasan itu dengannya, bersama dengan barang – barang yang ia perlukan, seperti stiker dan mainan yang sudah ia janjikan untuk anak – anaknya yang mendapatkan nilai 100 di ujian kemarin.

Dia berjalan keluar kamarnya, dan tentunya Eduard sudah ada di depan kamar perempuan itu, menunggunya, belakangan ini setiap ia akan berangkat kerja, laki – laki ini pasti akan mengantarnya dengan alasan yang aneh – aneh, tapi perlakuannya menghibur Cassandra.

“Apa lagi alasanmu hari ini?” Cassandra menaikkan alisnya dan tersenyum geli. 

“Um,” Eduard berpikir, mengelus – elus dagunya seperti ada jenggot di sana “beli kepiting?”

Cassandra terbahak selama 3 menit, ia menyeka air matanya lalu melihat ke manik hijau itu yang sepertinya senang bisa membuat perempuannya tertawa, “buat apa beli kepiting? Emang kamu bisa masak?”

“Kau meremehkanku?”

“Tentu saja!” kekeh Cassandra

“Kau!” Eduard berjalan maju dan mencubit hidung Cassandra dengan gemas, “yuk jalan, nanti kamu telat” Cassandra mengangguk, ia sudah terbiasa dengan kebiasaan Eduard yang selalu megang tangannya saat mereka jalan, perempuan itu sungguh tidak keberatan, ia merasa utuh.

Sesampainya mereka di lobby, mereka melihat Galina yang sedang duduk du kursi lobby, sedang berdiam diri, dan menatap ke layar hpnya.

“Galina!” Cassandra memanggil wanita itu, ia tersenyum dan melambaikan tangannya, perempuan itu tersentak dari lamunannya dan melihat ke arah suara Cassandra, untuk sekejap ia terlihat panik, tapi ia menutupinya dan melambaikan tangannya juga, senang karena Galina sudah tak acuh kepadanya, ia meremas – remas tangan Eduard yang hanya terkekeh.

Mereka menaiki motor dengan Cassandra di bonceng oleh Eduard, karena kakinya sudah sembuh, perempuan itu masih malu untuk memeluk boss mafia itu, tapi ia tetap memeluknya, ia menyukai punggung lebar milik Eduard.

“Hm” Eduard bergumam senang di bawah helmnya. Cassandra tertawa pelan, sangat mudah untuk membuat laki – laki ini senang.

Eduard menunggu Cassandra masuk ke dalam MRT, saat kereta itu datang dan pintu terbuka, laki – laki itu mengecup puncak kepala Cassandra.

You’ll kill it!1

“Always2Cassandra tersenyum lebar dan menghilang di balik pintu otomatis kereta itu. Eduard menurunkan tangan yang ia lambaikan, ia berjalan turun menuju parkiran, ia terus menemani wanita itu, karena ia mendapatkan informasi bahwa ada orang yang memata – matai perempuan yang ia cintai.

Ia akan menyatakan cintanya malam ini, ia sudah mempersiapkan semuanya, di salah satu hari yang sangat di sukai wanitanya itu, Eduard memang sudah tahu bahwa dia adalah wanita yang aneh, maka dari itu ia menyukainya, tapi ia heran mengapa wanita itu bisa menyukai Halloween.

“karena di Indonesia tidak ada Halloween” itu alasan yang dia berikan saat Cassandra mengajaknya menonton horror bersama karena ia takut nonton seorang diri, padahal itu salah satu genre film favoritnya. Eduard terkekeh mengingat reaksi wanita itu saat menonton, yang selalu melompat saat mendengar suara yang mengagetkan, bagaimana ia menutup matanya dan menonton dari sela – sela jarinya.

Eduard tidak sabar untuk mengajaknya kencan malam ini, ia akan menagih hutangnya karena ia tidak bisa pergi makan bersama Cassandra waktu itu. Ia sudah menyiapkan semuanya, mulai dari tempat, kendaraan, tapi yang belum ia siapkan adalah pakaian yang wanita itu akan pakai, bajunya sedang dalam perjalanan dari Rusia, di buat eksklusif oleh perancang busana terkenal, yang sudah sampai hari ini, Galina sedang mengambil gaun itu dengan mobil di pelabuhan.

Sementara itu, Eduard kembali ke asramanya, untuk mempersiapkan mentalnya, dengan Alex yang duduk di belakangnya. Laki – laki itu hanya menyengir.

“Boss, kau terlihat sangat buruk” kekeh Alex

“Diamlah” gerutu Eduard setelah ia membilas badannya dan menyikat giginya dan berkumur, dan memakai pakaian formalnya,

“Kenapa kau sangat gugup seperti itu?”

“Aku tidak gugup” bantah Eduard sambil mencoba mengikat dasinya yang berwarna hitam, ia terlalu gugup untuk bisa mengikat dengan benar, dan Alex hanya tertawa.

“Tenang saja, Boss,” Alex berjalan maju dan membantu mengikatkan dasi panjangnya, dan menonjok pelan bahu Eduard setelah ia selesai, “aku yakin semuanya akan berjalan dengan lancar.”

“Kau yakin?” Eduard mendesah

“100%” Alex mengangguk “semuanya sudah siap, boss, restoran sudah di reservasi, gaun sedang di ambil, kau sudah tampan, dan Cassandra akan sangat cantik memakai gaun yang kau berikan, dan kalian akan bersenang – senang, dan aku yakin dia juga menyukaimu boss, kalau tidak mana mungkin dia mau membantumu makan, berjalan, dan bahkan mandi saat kau terkilir?”

“Kau benar” Eduard menghela napas

“Aku memang selalu benar, kau saja yang tidak pernah mendengarkan kata – kataku” kekeh Alex yang langsung di lanjutkan dengan jitakan Eduard.

“Terima kasih”

“Ah, kau membuatku jijik,” Alex mendorong – dorong Eduard untuk keluar dari kamarnya sendiri “sudah sana pergi dan jemput princessmu itu, sudah jam segini, nanti dia keburu pulang”

Ia melirik jam yang ia pakai di pergelangannya, jarum jam mengarah ke angka 4:30, dan diperlukan waktu 45 menit untuk sampai dengan mobil, jadi dia harus berangkat sekarang agar sampai tepat waktu.

“Baiklah aku pergi!” ujar Eduard sambil berjalan dengan gagahnya.

Good luck Boss!” Alex berkata dengan semangat “Aku dan Galina akan memantau dari kejauhan”

“Hm,” Eduard mengangguk, lalu ia masuk ke mobil “pastikan semua perimeter aman, beritahu yang lain juga”

“Yes Boss!” Alex bersalut dan Galina cemberut. Mereka menaiki motor dan melaju dari jauh, bersama dengan anak buah mereka yang lain.

Semoga dia menyukainya. Eduard tersenyum sepanjang jalan.

Selama mengajar, Cassandra selalu merasa ada yang melihatnya dari bawah jendela, sesekali ia melihat ke arah itu, dia melihat seorang pria, lalu ia menggeleng – gelengkan kepalanya, ia melihat ke bawah lagi, dan tidak melihat siapa – siapa.

Sungguh aneh.

Ia tetap harus fokus mengajar anak muridnya, maka ia tidak menggubrisnya, dan karena hari ini adalah Halloween, Cassandra tentu saja akan memberikan anak – anaknya permen dan cokelat, ia hanya mengajar untuk 45 menit hari ini, karena ia hanya memiliki 1 kelas, ia melihat jam dan menyadari waktunya telah habis.

Okay guys! Class is over! Tick tock tick tock?”Cassandra memberi tahu mereka bahwa kelas sudah berakhir, ia menjentakkan jarinya seperti yang sudah di ajarkan kepadanya dan bergerak seperti jarum jam.

“Class is over!!” satu kelas itu berseru dengan suara lantang, merekas sudah berhamburan berdiri, dan Cassandra menggeleng.

“Tunggu dulu!” mereka langsung melihat ke Cassandra “Aku membawakan sesuatu untuk kalian hari ini!” ujar Cassandra dengan senyuman yang lebar.

“Apa? Apa?” tanya satu kelas

Lihat selengkapnya