Malam itu terasa begitu sempurna, dengan chandelier kristal yang gemerlap dari atap, seperti istana – istana Eropa yang terlukiskan malaikat – malaikat kecil yang sedang bermain di awan – awan, seperti perasaan Cassandra yang melambung di atas awan ke tujuh.
Aku tidak ingin malam ini berakhir pikir Cassandra dan ia mendesah bahagia, dalam pelukan Eduard, dengan kepalanya yang ia sandarkan pada dada Eduard, sambil berdansa pelan dengan lagu Last Song dari Alexis Ffrench, yang di bawakan oleh pemain musik klasik dengan penghayatan.
“Aku juga” jawab Eduard, Cassandra mengangkat kepalanya dan menatap manik hijau di balik topeng emas itu dengan bingung, Eduard tersenyum, dan membelai pipi perempuan itu “aku juga tidak ingin malam ini berakhir”
Ternyata Cassandra memperkatakan apa yang di pikirannya, lalu wanita itu tersenyum malu, “Oh,” dan kembali menguburkan mukanya di dada Eduard yang tertawa, lalu laki – laki itu mencium puncak rambut wanita itu.
“Tapi,” Cassandra tidak suka kata – kata itu, perempuan itu memisahkan dirinya dari laki – laki itu, dan melihatnya “kita harus pergi sekarang, love”Cassandra menggeleng – gelengkan kepalanya, menandakan bahwa ia tidak ingin pergi meninggalkan tempat ini.
Eduard tersenyum geli melihat tingkah perempuan di hadapannya, ia mencubit hidung perempuan itu dengan gemas “aku mau membawamu ke satu tempat lagi, Cassandra”
Cassandra terlihat tertarik “kau akan membawaku kemana?”
“Rahasia” Eduard tersenyum menyebalkan, “yuk,” laki – laki itu menarik tangan Cassandra keluar dari ruangan yang penuh dengan orang itu, dan Eduard tahu bahwa itu bukan tempat yang ia inginkan untuk mengutarakan perasaannya pada Cassandra.
Ia ingin membawa wanita itu ke tempat spesialnya, tempat yang tidak sengaja ia temukan, Eduard tidak pernah memberi tahu siapa – siapa tentang tempat itu dan ia belum pernah membawa siapapun ke sana, Cassandra akan menjadi orang pertama, Eduard ingin menunjukkan bahwa wanita itu adalah wanita yang spesial dalam hidupnya.
Melihat laki – laki itu yang sepertinya sangat antusias mengajak Cassandra pergi, akhirnya wanita itu membiarkan Eduard menarik tangannya, lagian kakinya juga sudah sakit menggunakan hak tinggi selama berjam – jam.
Mereka memasuki mobil, tentunya dengan Eduard membukakan pintu untuk Cassandra terlebih dahulu, Eduard masuk ke bagian pengemudi dan membantu Cassandra mengenakan sabuk pengamannya.
“Aku bisa sendiri” bantah Cassandra
“Aku tahu, love,” Eduard tersenyum, sambil masih memasangkan sabuk pengaman untuknya, “tapi untuk hari ini aku ingin melakukan semuanya untukmu” setelah terpasang, ia mengecup pipi Cassandra.
“Hm,” kata Cassandra, salah tingkah “jadi kau akan membawaku kemana?”
“Rahasia”Eduard menyalakan mobil dan melaju dengan kecepatan sedang, karena meskipun ia tidak sabar untuk membawanya ke tempat itu, tapi ia juga harus memikirkan keselamatan dan kenyamanan perempuan yang di sampingnya itu.
“Apakah kau menyukai malam ini?” Eduard mengelus – elus punggung tangan Cassandra, perempuan itu meremas tangan laki – laki, yang sedang melihat ke jalanan, dengan lembut.
“It was the best night of my life1” Cassandra memandang Eduard dengan pandangan sayang, dan senyum yang menunjukkan lesung pipit di garis senyumnya, “terima kasih”
“Hm,” Eduard bergumam senang
“Apakah kau menyukai malam ini?” Cassandra bertanya balik
“Hm,” Eduard mengangguk “tentu saja aku menyukainya, karena aku bisa menghabiskan malam ini denganmu”
Cassandra membelalakkan matanya, tidak percaya bahwa seorang Eduard bisa mengucapkan kata – kata manis seperti itu, dan untuk pertama kalinya seorang Cassandra melihat Eduard tersipu malu, dengan pipi yang mulai berwarna merah jambu.
Cassandra terbahak, dan Eduard makin malu, “Ih, gombal!” tidak disadari Cassandra menggunakan bahasa ibunya.
“Gombal itu apa?” Cassandra makin terbahak mendengar aksen Rusia laki – laki itu yang sangat kental.
“Gombal itu cheesy”perempuan itu menyeka air matanya dengan tangan kanannya, Eduard makin bingung.
“Tapi aku bukan keju?” Eduard berkata dengan polosnya membuat tawa Cassandra makin meledak dan laki – laki itu mendengus kesal tapi tersenyum melihat wanita yang di sayanginya tertawa lepas bersamanya.