Terang. Eduard membuka matanya dengan perlahan, dan ia menyipitkannya lagi ketika lampu di ruangan serba putih itu menyilaukan matanya. Ia menyeringitkan dahinya.
Apa yang terjadi? Lalu matanya membelalak dan la langsung meloncat bangun dari kasurnya Cassandra! Ia melihat ke kiri dan ke kanan dan ia tidak menemukan wanita yang ia cari. Mendengar suara bergemuruh di dalam, Alex memasuki ruangan.
Eduard menatap tajam Alex, “Dimana dia?” teriaknya “dimana Cassandra?!”
Alex menatap ke lantai, tidak berani melihat muka Eduard yang murka, “maafkan kelalaian kami boss, pada saat kami sampai, mereka sudah tidak ada di tempat”
Eduard mengacak – acak rambutnya frustrasi, “apakah kau melihat siapa yang membawanya?”
“Kami tidak melihat siapa yang membawanya, Boss,” Alex menggeleng dan Eduard makin frustrasi, ia hampir menonjok orang yang ada di sampingnya, kalau ia tidak berkata “tapi kami mendapatkan plat nomor mobil itu”
“Brengsek!” Eduard merutuk “dan dimana Galina?!”
“Galina mencoba untuk mengejar mereka,” ia memberanikan dirinya untuk melihat bossnya, pilihan yang salah, mata bossnya itu terlihat penuh dengan amarah, “tapi dia belum kembali”
“Aku harus mencari Cassandra!” Eduard beranjak dari kasurnya dan melepaskan selang yang di pasang, tidak mempedulikan rasa sakit yang ia rasakan di sekujur tubuhnya, pasti Cassandranya merasakan yang lebih parah, ia pasti sedang ketakutan, sendirian, entah dimana. Eduard tidak peduli dengan darah yang kembali keluar dari luka di perutnya dan di tangannya, yang ada di pikiran laki – laki itu hanyalah untuk mencari Cassandra.
“Boss—” Alex mencoba untuk menghentikan Eduard yang jalannya terhuyung, masih belum sepenuhnya sadarkan diri, dan ototnya masih belum berfungsi dengan baik, tapi ia mendorong Alex.
“Lepaskan,” Eduard berkata dengan monoton “aku harus mencari Cassandra!”
“Setidaknya, biarkan aku membalut lukamu dulu, anak muda,” Dokter Ma masuk dari pintu yang bergeser, sambil membawa alat – alat yang dia butuhkan untuk pengecekan, pria paruh baya itu menunjuk ke perut Eduard “lihat kau darahmu keluar dari perban”
“Aku harus mencarinya,” seru Eduard lirih “aku harus mencari Cassandra” Alex membantu Eduard untuk kembali duduk di kasur rumah sakit itu, Dokter Ma maju untuk membenarkan balutan luka Eduard, “cepatlah! Aku harus mencarinya!”
“Tenanglah, anak muda,” Dokter Ma melihat ke atas untuk melihat Eduard, dengan raut muka yang kosong “aku juga mengkhawatirkannya, tapi kalau kau tidak bisa tenang, solusi tidak akan datang kepada otakmu yang terus sibur berpikir.”
Tidak ada pilihan lain, laki – laki itu menarik napasnya untuk menenangkan diri, pikirannya tidak akan tenang sebelum ia menemukan Cassandra, tapi untuk sekarang ia harus berpikir dengan jernih tentang bagaimana cara untuk mendapatkan wanita yang dia cintai kembali, dengan selamat.
Antara mujizat, atau Dokter Ma adalah seorang cenayang, tiba – tiba suara dering hp Alex terdengar, dan dia hanya memakai suara deringan itu untuk Eduard dan Galina, dan karena Eduard tidak sedang meneleponnya, sudah pasti itu Galina. Laki – laki itu melihat Alex dengan intens menunggunya mengangkat telepon.
Alex memasangkan hp itu ke telinganya.
“Halo, Alex?” Galina berkata di ujung telepon itu
“Galina! Kau di mana saja?! Aku kira mereka menangkapmu!”
“Aku tidak punya banyak waktu,” Galina berkata dengan sangat pelan, membuat Alex berpikir bahwa ia sedang berada di dekat musuh“dengarkan aku baik – baik, aku tahu dimana Cassandra berada”
Eduard meminta teleponnya dari Alex, dan ia memasang pengeras suara agar semua bisa mendengar.
“Galina,” Eduard berkata
“Boss” sapa Galina
“Beri tahu aku lokasinya” Eduard berkata dengan dingin, ia meremas hpnya, “sekarang” nadanya absolut, menuntut agar wanita itu memberitahunya tempat dimana Cassandranya berkata, ia tidak bisa mentolerir satu detikpun yang di lewati oleh Galina hanya berdiam diri, “sekarang, Galina”
“Yes, Boss” Galina berkata dengan nada yang sangat pelan. Pelan tapi bimbang. Wanita itu memberi tahu bahwa Cassandra di sekap di salah satu ruang bawah tanah di gudang milik mereka di pelabuhan, mereka akan langsung menemukannya karena gudang itu bertuliskan ‘Li Han Yi’di depannya.
“Han Yi?” Eduard mengerutkan dahinya dan menggeretakan giginya, “jadi pria tua itu yang di balik semua ini?! Seharusnya aku membunuhnya waktu itu!”
“Lebih baik kau cepat datang kesini boss,” suara Galina bergetar “aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan pada Cassandra”
“Hm” Eduard bergumam, mematikannya dan membanting hpnya ke tanah “Sial!” ia benar – benar terasa sesak, ia sangat gelisah, Eduard harus menemukan Cassandra secepatnya, Galina berkata ia tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan, berarti sesuatu sedang terjadi.
Kenapa Galina tidak membantunya? Eduard sudah merasa ada yang janggal, tapi ia tidak memperdulikan itu untuk sekarang, ia hanya peduli untuk menemukan Cassandra. Hanya Cassandra.
“Han Yi?” Dokter Ma bertanya “Boss mafia China itu?” Eduard tidak menyadari bahwa dokter itu masih di ruangan, Eduard hanya menangguk, “dan kau adalah?”
“Mafia Rusia,” Eduard menjawab singkat, ia tidak punya waktu untuk sesi tanya jawab dari dokter itu, dan sepertinya dia mengerti karena dia mengangguk.
“Selesai” Dokter Ma menyelesaikan balutannya yang terakhir, ia membantu Eduard berdiri dari kasur, dan dokter itu memukul punggung Eduard, sebagai tanda penyemangat “cepat temukan dia dan bawa dia kepadaku kalau ada apa – apa, rumah sakit ini selalu terbuka 24 jam untukmu”
“Selamatkan Cassandra,” Dokter Ma terlihat seperti ingin menangis, dengan air mata yang ada di pelupuknya, Eduard mengangguk, dan ia pergi keluar ruangan itu dengan tekad yang kuat.
Tunggu aku, Cara, aku akan datang. Hanya sebentar lagi.
Dan mobil melaju, waktu terasa sangat lambat, Eduard terus menghentakkan kakinya dengan gugup. Ia harus berpikir positif, ia harus yakin bahwa Cassandranya tidak apa – apa, tapi sangat susah untuk berpikir positif kalau wanita yang selalu membuat pikirannya lebih cerah, tidak ada sisinya. Perempuan itu selalu mengingatkan Eduard untuk berpikir positif mengenai segala hal, termasuk dengan ujian bahasa mandarinnya yang sama sekali ia tidak bisa kerjakan.
Perempuan itu selalu berkata, bahwa hanya orang Indonesia yang bisa bilang ‘untung’ dalam kondisi yang sedang tidak beruntung, dan itu membuat wanita itu mencoba untuk mencari sisi positif dalam suatu hal. Eduard menutup mukanya dengan kedua tangannya dan menggosok – gosok wajahnya. Ia membutuhkan Cassandra.
Aku bisa gila kalau dia tidak di sisiku.
Sangat lucu memang, dari orang yang tidak akur, sama sekali tidak memiliki perasaan, dalam sekejap bisa menjadi orang yang paling penting di hidup seseorang, tapi itulah yang Eduard tahu pasti, ia sangat mengerti bahwa Cassandra adalah separuh nafasnya, tanpanya, laki – laki itu menggeleng, ia tidak bisa memikirkan kemungkinan itu.
Ia harus yakin bahwa Cassandra baik – baik saja.
Eduard bergegas turun ketika mereka sudah sampai di depan gudang yang mereka hancurkan sampai ke tanah, mereka sudah mengkoordinasikan strategi mereka dengan Galina, dan juga Yao Qiang, body guard dari pak tua itu, karena ia yang di pertugaskan sebagai kepala ke amanan di tempat itu, ia memberikan celah – celah untuk kami semua masuk.