From China, With Love

Cristal Chung
Chapter #25

CHAPTER 23 ~ WAITING FOR LOVE

10 hari sudah terlewati tanpa Cassandra membuka matanya cokelatnya, dan selama itu juga Eduard tidak menutup mata hijaunya. Setiap ia menutup matanya ia di hantui oleh bayang - bayang malamnya bersama Cassandra yang menari di bawah lampu kristal, malamnya yang indah, yang lalu berubah menjadi malam terburuk dalam hidupnya.

Di mimpinya, Cassandra yang sedang berdansa di dekapannya tiba – tiba tersungkur di lantai, yang berubah dari marble, menjadi batu penuh kotoran tikus, Eduard berlari untuk mendekap Cassandra dan ia melihat darah yang mengucur dari perutnya tanpa henti, membuat tangannya penuh dengan darah perempuan itu, dan setelah itu ia pasti langsung terbangun, dan kantuk meninggalkan tubuhnya.

Selama 10 hari ini, Eduard tidak pernah meninggalkan sisi Cassandra, kecuali untuk ke kamar mandi, selain itu, ia selalu berada di sebelahnya, memegang tangannya, berbicara kepadanya, memohon agar ia membuka manik cokelatnya.

Laki – laki itu juga sudah meminta surat keterangan dokter agar Cassandra dan dirinya bisa di bebaskan dari kelas untuk sementara waktu, untungnya, ini masih musim ujian, dan mereka sudah menyelesaikan semua ujian mereka, jadi setidaknya Cassandra bisa tenang.

Lain ceritanya dengan sahabat – sahabat Cassandra yang berbeda dari kata tenang, pertama kali Eduard memberitahu kondisi Cassandra, air lautan yang pasan dan gunung api meletuspun kalah dahsyatnya dengan amarah mereka, tapi kekhawatiran mereka lebih besar dari pada amarah kedua orang itu, dan setelah menjelaskan semua yang terjadi, mereka dapat mentolerir Eduard, bukan memaafkannya, tapi mentolerirnya, demi Cassandra.

Hampir setiap hari mereka datang untuk menjenguk sahabatnya itu, dan membawakan bunga yang mereka beli di Little Town, dan mereka juga membawakan makanan untuk Eduard, ‘kita menggantikan Cassandra untuk sementara untuk menjagamu’ itu kata mereka, karena kalau mereka tidak mengingatkan Eduard untuk makan, pria itu tidak akan makan seharian, dan hanya akan termenung di sisi sahabat mereka.

Eduard juga menelepon papanya agar mengurus si pak tua sialan itu, sebenarnya ia ingin mengurusnya sendiri, tapi menjaga Cassandranya lebih penting, dan sebagai calon atasan yang baik, sangat penting untuk bisa mendelegasikan tugas, dan dia memutuskan untuk membagi tugas untuk Papanya dan Alex.

Eduard menyalakan TV dan ia melihat berita, laki – laki itu melihat pemandangan yang membuatnya tersenyum penuh kemenangan. Ia melihat gedung terbakar dan gudang yang meledak.

Selamat pagi pemirsa, kita bisa melihat bahwa Yuan enterprise sedang mengalami kesialan yang bertubi – tubi, bukan hanya gudangnya yang meledak di duga karena rokok, kantor utama mereka pun terbakar, dengan dugaan listrik konslet, apakah peristiwa yang menimpa Yuan enterprise ini hanyalah kesialan belaka? Atau telah di rencanakan?”

Eduard mematikan TVnya setelah itu, dan ia menatap ke putri tidurnya, ia mengelus tangan wanita itu, “orang yang mengganggumu sudah tidak ada, sayang, kau boleh bangun sekarang”

“Kau suka melihat berita itu?” Papa Eduard memasuki ruangan setelah mengetuk pintu tanpa ada jawaban, Eduard menoleh dengan cepat dan menghela napas lega.

“Oh, ternyata Papa,” Eduard mengangguk “tentu saja, terima kasih”

Papa menaikkan satu alisnya “sejak kapan kau tahu berterima kasih?”

Eduard tersenyum lembut dan melihat ke Cassandra sendu “sejak aku bertemu dengannya”

“Dia sangat cantik” puji Papa

“Hm,” Eduard mengangguk “dia sangat cantik”

“Apakah kau yakin tentangnya, nak?” Papa bertanya “kau akan memiliki kelemahan kalau kau bersamanya, dia akan menjadi kelemahanmu.”

Eduard menggeleng “Papa salah, dia bukan kelemahanku, dia kekuatanku” laki – laki itu tersenyum dan meremas tangan Cassandra yang tidak ada selangnya.

“Kau sangat mencintainya” ujar Papa, Eduard hanya mengangguk, ia tidak mau mengatakan kata – kata itu sebelum Cassandra sadarkan diri. Ia optimis bahwa wanita ini adalah wanita yang kuat, dan sebentar lagi dia akan bangun, tapi Eduard tetaplah manusia biasa, 10 hari berharap, dan 10 hari tidak terkabul akan membuatnya sedikit goyah.

“Apa yang Papa akan lakukan pada Galina?” Eduard bertanya tanpa mengalihkan pandangnya dari wanita yang tertidur dengan damai di depannya.

“Sejujurnya,” Papa menyisir rambutnya dengan tangan, “aku masih belum memutuskannya, Galina sudah seperti putriku sendiri, aku bimbang, untuk sementara ini aku mengurungnya di ruang bawah tanah kita”

“Hm,” Eduard mengangguk mengerti, semurkanya dia pada kelakuan Galina, perempuan itu sudah seperti adiknya, makai a sangat mengerti kebimbangan papanya, “aku serahkan padamu saja”

“Aku akan membiarkanmu bersamanya” Papanya keluar dari ruangan itu, Eduard hanya mengangguk, dan kembali memfokuskan dirinya pada Cassandra.

“Berapa lama lagi kamu mau mambuatku menunggu, love?” Eduard mengecup punggung tangan Cassandra, “kau tahu? Sahabat – sahabatmu itu gila, mereka membelikanku makanan seperti membelikan makanan untuk porsi kuli, aku tahu aku berotot, dan perlu makan lebih banyak, tapi porsi yang mereka bawakan sangat berlebihan” Eduard tertawa.

“Oh, dan Sarah sangat berterima kasih, karena ia sudah tidak di ganggu oleh Li, tapi katanya Sarah dia kangen di gangguin sama kamu, tapi kamu kan milikku, jadi kamu cuma boleh ganggu aku, anak muridmu juga merindukanmu, aku sudah berbicara dengan bossmu, dan tenang saja kau masih memiliki pekerjaan,” celoteh Eduard tanpa ada balasan, ia mendesah “tidak hanya mereka, aku juga merindukanmu, aku merindukan celotehanmu, aku merindukan humormu, aku merindukan senyum mu, aku merindukan suaramu, aku merindukan segalanya tentangmu”

“Aku sangat amat merindukanmu,” Eduard mengecup jari Cassandra, “tapi kalau kau belum siap untuk membuka matamu, aku akan menunggumu, sampai kapanpun aku akan di sisimu, till death do us part, ingat?” Ia mengelus punggung tangan Cassandra lagi, ia tidak mengharapkan ada respon apa – apa, seperti hari – hari sebelumnya, tapi sepertinya hari ini akan berbeda dari kemarin – kemarin, karena Eduard merasakan ada sedikit pergerakan dari putri tidur itu.

“Cara?” Eduard membelalakan matanya, ketika merasakat jari telunjuk Cassandra bergerak, dan ada pergerakan dari bola matanya, “sedikit lagi kamu bisa sayang, semangat” Eduard menyemangati perempuan itu, karena sepertinya wanita itupun sudah bosan menyendiri di tempat yang gelap.

Lihat selengkapnya