From now to 1414 years ago

Dinda Kusuma Ati
Chapter #3

Surat Kedua Alisya

Untuk : Yang tercinta

Dari : Yang Mencintaimu


Assalamualaikum Nabi.. ini Alisya.. umat kecilmu. Sekarang Alisya mau nulis surat kedua Alisya.

Nabi, Alisya mau cerita dan ngobrol tentang kebaikan dan keburukan nih.

Jadi, bukankah baik dan buruk adalah ujung dari kecerdasan dan kebodohan ? Kesadaran dan kecerobohan? Keuntungan dan kerugian, keselamatan dan kecelakaan? 

Baik adalah kepala dari kaki kakinya yang berupa kecerdasan,ilmu pengetahuan dan kesadaran yang kemudian bermuara pada keuntungan dan keselamatan yang akan dimiliki bagi pemegangnya.

Sedangkan, keburukan juga kepala tapi dari kaki kakinya yang berupa kebodohan, kecerobohan yang akhirnya akan bermuara pada kerugian dan kecelakaan.

Tapi Nabi, sekarang banyak loh orang orang yang melakukan kebaikan karena menurut dia itu baik, gitu aja tanpa ngikutin atau cari tahu aturan adabnya atau tatanannya gimana....

Alisya juga bingung sih, kenapa sekarang banyak sekali orang baik tapi tidak menggunakan ilmu ilmu dasarnya, kenapa orang orang yang berusaha ingin menjadi baik tidak menggunakan kecerdasan mereka, mengapa orang orang yang berusaha ingin menjadi baik itu tidak menggunakan kesadaran mereka. 

Padahal kebaikan itu adalah kepala yang ada di puncak dari kecerdasan, keilmuan, kesadaran manusia tapi mereka tidak menegakkan kaki kaki itu. Akhirnya kebaikan mereka pincang, salah jalur, dan menjadi kebaikan yang mengundang air mata buat mereka.

Kan mereka jadi rugi ya, Nabi?

Padahal kebaikan itu menaruh rasa sakit di hati orang orang yang salah dalam membawa kebaikan kan biar jadi kode ke mereka kalo mereka itu ada yang salah dan harus dibenahi. 

Tapi kebanyakan dari mereka ga sadar hal ini, loh Nabi. Alisya mau ngasih tahu juga bingung ngasih tahunya gimana.

Padahal kebaikan pengen jaga jati dirinya yang tumbuh dari kecerdasan, kesadaran dan keilmuan, makanya kebaikan ngasih tau lewat rasa sakit ke orang orang yang baik tapi salah perhitungan itu.

Jadi seolah kebaikan tuh bilang, hey manusiaa, kamu salah langkah loh, aku ga tumbuh dari kecerobohan. Manusia, kamu salah hitung. Manusia, kamu salah orang. Manusia, kamu salah, penyampaiannya perlu dibenahi. Manusia jangan kayak gini lagi, kalau aku dipaksain hidup pake dasar yg ga cerdas aku gabisa nganter kamu ke keuntungan dan keselamatan. Ayo benahi, ayo puter balik dan dihitung ulang lagi ya, aku kasih rasa sakit ya biar kamu sadar dan bisa berproses ya.

Kayak gitu kan nabi? Dan, tujuannya biar mereka memperbaiki langkah mereka, entah mengevaluasi apakah mereka salah memilih orang untuk menerima kebaikan mereka, apakah mereka salah caranya, apakah mereka salah tempat, apakah mereka salah waktunya, apakah mereka salah penyampaiannya. 

Bener kan, Nabi? Karena kebaikan juga udah tahu kalo manusia di dunia emang lagi proses belajar dan mereka juga udah dibekalin hati dan akal sehat sama Allah, makanya kebaikan cuman ngasih sakit ke mereka aja.

Kebaikan cuma pengen jadi jati dirinya sendiri ga pengen dirusak, tapi orang orng malah salah paham. Kira kira kebaikan sedih ga ya, nabi? 

Setelah Alisya pikir pikir, iya ya, kebaikan itu cuman mau seperti bapak ibu guru atau orang tua yang menegur atau memarahi anak anak mereka ketika mereka salah. 

Tapi manusia terkadang bersifat tergesa gesa, mereka kesakitan tapi matanya juga ia tutup rapat, ia porak porandakan semuanya, ia hancurkan dunianya dan seluruh dunia karena hatinya yang merasa hampa juga kecewa. 

Padahal andai saja mereka mau tenang sejenak, mereka akan tahu bahwa kebaikan sedang menyampaikan juga padanya.

Seolah berkata, "Manusia, ayo pulang ke jalan yang benar, rasa sakit ini adalah penanda, semakin jauh kamu melampaui batas dari jalur yang benar maka semakin besar sakit yang akan kamu rasakan karena diri dan jiwa mu pada dasarnya juga sudah tahu tentang arti kebaikan, hanya saja belum mencapai buah pikir dan logika mu saja loh, yuk pulang ke Allah dan benerin yuk."

....

Ohiya Nabi, terus ada satu lagi nih yang menarik buat Alisya ceritain.

Terus kenapa ya banyak orang baik merasa sedih dan terpukul ketika menghadapi orang orang arogan, yang suka berkata kasar atau menciptakan fitnah ya Nabi? 

Padahal, bukankah seharusnya mereka membaca orang orang buruk itu? Mencari, kira kira kebodohan apa saja ya yang mereka bawa dan gaboleh sampe di ikutin juga.

Seperti seorang yang suka membuat fitnah, bukankah dia sudah terlihat sekali bahwa dia sangat berkekurangan dalam kecerdasan untuk mengelola dan mencari informasi yang benar? Karena kalau dia cerdas dan bisa mencari dan memilah serta melihat dengan mudah mana informasi yang baik dan benar, ya pasti mereka ga akan membuat buat fitnah. Buat apa? Ya kan? 

Dan orang orang yang mengikuti fitnah itu juga tinggal dikelompokkan sebagai orang yang juga sama kurang cerdas dalam mencari informasi yang benar juga. 

Karena kalau mereka pandai melihat dan mengetahui serta memilah informasi apa yang benar dan baik untuk dikonsumsi, mereka gaakan mau mengonsumsi hal hal yang sudah jelas didasari oleh isi kepala yang tidak cerdas. 

Bukankah begitu kan Nabi?

Tapi kenapa orang orang baik itu malah sedih, bukannya bermain? aneh ga si Nabi?

...

Menurut Alisya... orang baik seharusnya tahu bahwa pijakannya adalah jalan yang penuh dengan proses ibadah, belajar dan bermain.

Lihat selengkapnya