Untuk : Yang tercinta
Dari : Yang Mencintaimu
Assalamualaikum Nabi, ini Alisya, umat kecilmu. Ga terasa ya Nabi, sekarang Alisya udah mau nulis surat ketujuh Alisya. Alisya seneng banget bisa nulis surat buat Nabi, Alisya ga ngerasa sendirian lagi dan ga ngerasa isi kepala Alisya penuh sama pertanyaan pertanyaan dan omelan omelan ga jelas Alisya tiap hari.
Terimakasih ya, Nabi.
Udah nemenin Alisya selama ini.
...
Nabi, kali ini Alisya mau cerita tentang sopan santun.
Nabi, kayaknya orang orang banyak yang bingung deh.
Tentang itu tuh, si sopan santun.
Nabi kan juga ngajarin akhlak dan sopan santun serta kerendahatian yang bagus sekali ya, dan Alisya juga suka sopan santun Nabi.
Kita kan makhluk yang derajatnya diciptakan paling tinggi kan Nabi, ya.
Semua manusia adalah raja dan ratu atas makhluk ciptaan Tuhan.
Jadi menurut Alisya manusia memang harus memiliki tatanan adab dan etika sopan santun.
Buat apa?
Ya, buat menjaga mahkotanya!
...
Tapi ternyata masalah menjaga mahkota ini banyak orang yang masih rancu dan ga ngerti deh, Nabi.
Beberapa orang menganggap membungkukkan badan dengan orang lain itu gaboleh karena menunjukkan ketidakberdayaan diri dan kita hanya boleh menunduk kepada Tuhan saja.
Padahal Alisya pernah belajar di sekolah kalo norma apalagi norma kesopanan itukan sesuatu nilai baik buruk, benar salah yang berasal dari kesepakatan masyarakat.
Jadi setiap masyarakat punya nilainya sendiri sendiri, kalo masyarakat setuju membungkuk itu wujud menghargai yang lebih tua ya berarti nilainya hanya untuk menghargai bukan menyembah.
Lagipula, kenapa orang orang tidak bisa melihat batas dari suatu perkara ke suatu perkara.
Dalam bersikap ya kita memang perlu menghormati, menundukkan diri, rendah hati kepada orang yang lebih tua.
Tapi kan bukan berarti otak, jalan pikir, dan daya kritisnya harus menunduk juga!
Yang perlu ditundukkan kan egonya bukan pemikiran cemerlang dan kritisnya!
Batas itu harus semua orang pahami dan dijunjung tinggi menurut Alisya.
Karena kalo tidak, itu akan mencederai norma kesopanan, mencederai proses berpikir dan belajar serta martabat seorang manusia.
Tapi kalau manusia bisa berjalan denga tetap menjaga batasan batasan itu semua akan terlihat indah.
Terdapat sopan santun dan keindahan budi pekrrti tapi daya kritis pemikiran juga maju seiring perkembangan jaman.
Tapi Nabi, permasalahan sopan santun ini ga cuman berhenti di kegiatan membungkuk saja.
Tapi juga tentang kemampuan berbicara, loh.