FROM THE PAST

Elz
Chapter #1

1. Phone

"Tidak apa-apa jika kita berjalan lebih lambat. Setiap langkah kecil yang kita ambil adalah sebuah bukti keberanian yang kita miliki."

Pertunjukkan hari itu, diakhiri dengan kata-kata penyemangat sebelum diiringi oleh suara tepukan tangan yang saling bersahutan.

Seorang gadis berjalan santai keluar dari ruangan teater tersebut, bibirnya menampilkan senyuman tipis dengan sorot mata bahagia, mengikuti kerumunan manusia yang berjalan menuju pintu keluar. Masih dalam euphoria yang tercipta dari script buatan manusia itu, suara bising insan-insan yang saling bertukar cerita seolah menjadi lagu pengantar hingga semuanya buyar di lorong setelah pintu keluar ruangan.

Masih dengan perasaan yang sama, gadis itu mengangkat tangan kirinya untuk mengecek waktu melalui jam tangan.

'Bruk'

Entah disengaja atau tidak, seorang pemuda menabraknya dari belakang hingga dirinya sedikit membentur dinding disampingnya yang kemudian disusul dengan suara buku-buku yang berjatuhan.

"Maaf." gumam pemuda itu sembari membereskan buku-bukunya dengan gerakan panik.

Gadis itu hanya mengangguk, meski sia-sia karena pemuda itu menunduk. Gadis itu kemudian turut berjongkok untuk mengambil ponsel dan satu buku yang terjatuh di dekat kakinya.

Ia sempat bingung, mengapa pemuda itu membawa buku sebanyak ini ke tempat teater? Jika ia ingin membaca, bukankah lebih bagus membaca di perpustakaan?

Belum sempat gadis itu memberikan satu buku yang baru saja diambilnya, pemuda itu sudah melenggang pergi dengan langkah terburu-buru.

"Hey!"

Percuma, teriakannya tidak cukup keras untuk terdengar oleh pemuda tadi yang eksistensinya sudah cukup jauh, ditambah kerumunan orang-orang yang masih keluar dari ruangan teater itu dengan cepat menelan eksistensi pemuda itu.

Gadis itu menatap buku di tangannya kemudian membaca sampul buku itu sejenak yang memberitahu kalau buku itu menceritakan tentang psikologi. Selanjutnya, ia membuka buku itu dan menemukan nama beserta nomor telepon di halaman paling depan, pojok kanan atas.

Gadis itu kemudian memilih membawa buku itu dan berniat akan menghubungi nomor yang tertera untuk mengembalikannya. Ia melanjutkan langkahnya keluar gedung dan berjalan menuju stasiun.

Lihat selengkapnya