FULAN

prana sulaksana
Chapter #2

14 Tahun yang lalu

Perkenalkan namaku Avisena, Kata Nenek…. Ayah dan Ibuku meninggal ketika aku masih sangat kecil, dan aku satu-satunya anak dari buah cinta mereka. Kenapa mereka hanya membuat satu anak? Aku tak tau, yang aku juga ingin bertanya kalau sempat bertemu mereka. Aku hanya melihat mereka dari foto hitam-putih yang sudah memudar yang disimpan Nenek baik-baik. Tak usah sedih, karena aku pun tak apa-apa. Aku ceritakan agar kalian nanti mengerti kenapa mereka jarang aku ceritakan dalam ceritaku berikutnya.

               Nenek, dia seorang yang sudah tua, tentu saja, kalau Nenek kalian masih muda, aku terkesan, Atau mungkin aku curiga, jangan-jangan itu bukan Nenek kalian, jangan-jangan Nenek kalian tertukar. Oke… Nenekku, adalah Ibu dan Ayah bagiku, Suami Nenek adalah Kakekku, benarkan? Apa yang salah? Kakekku meninggal ketika aku berusia 6 Tahun, ketika aku kelas 2 SD. Aku masuk SD ketika usiaku 5 tahun, lebih muda dibanding teman-temanku waktu itu. Oh iya aku pun tak akan berbicara banyak tentang kehidupan SD ku, karena aku ingin fokus menceritakan kehidupan MTs-ku, agar kalian bisa membantuku,, atau setidaknya bisa tau, apa penyebab aku seperti ini…

               Kembali lagi ke Nenek, iya tepat sekali tebakan kalian, dia sudah tua. Aku rasakan sepenuhnya kasih sayang dari Nenekku, aku menyerap semua cinta dan kasih sayangnya. Aku bayangkan di mata kanannya adalah ketegasan seorang ayah, dan di mata kirinya kasih-sayang seorang ibu. Ya memang aku pernah bersama Nenek dan Kakek, tapi usiaku waktu itu masih kecil, hanya beberapa kenangan yang aku ingat dengan Kakek, itu pun Kakek lebih sering bekerja, ia berjualan di Pasar. Adapun Nenekku, yang tiap hari bersamaku, menyiapkan makan, menyetrika baju seragam SD ku, yang mencari-cari aku ketika aku bermain sampai sore bersama kawan-kawan di sawah milik Pak Haji Darmo. Nenek lah orangnya, bagiku dia lebih hebat dari siapapun, atau apapun. intinya aku menyayanginya.

               Kemudian satu hari ketika aku telah lulus SD di Bandung, aku berbicara pada Nenek bahwa aku ingin Mesantren (sekolah di pesantren). Agak aneh untuk anak lulusan SD yang biasanya ingin ke SMP atau bahkan tidak mau sekolah.

Lihat selengkapnya