FULAN

prana sulaksana
Chapter #4

Kesan Pertama

Kalau anda fikir Pesantren itu tempatnya orang-orang baik, ahli agama dan shaleh, mungkin itu ada benarnya. Tapi ada tidak benarnya juga, kau tau ketika aku masuk ke sana, aku dapati beraneka macam karakter anak-anak. Dan justru yang paling banyak di antara mereka adalah anak-anak yang orangtuanya ‘lepas-tangan’, karena merasa sudah tidak sanggup mendidik anak tersebut karena terlalu ‘nakal’. Dan itu bukan satu dua …banyakkkkk….. Pesantren bukan hanya tempat para pencari ilmu agama, tapi Pesantren dianggap sebagai ‘Rumah Sakit’ bagi mereka yang nakal dan orangtua mereka merasa satu-satunya cara, dan jalan terakhir adalah memasukkannya ke Pesantren.

Bahkan ada di antara mereka yang merupakan bekas jenderal perang geng motor!!, gilaaa…. !! tempat macam apa ini….!!!

Selain itu…pola hidup dan rutinitas Pesantren membuat kami sangat terkejutttt …. Termasuk aku, biasanya apapun disediakan Nenek, dikerjakan Nenek, aku tinggal memakai baju yang sudah dicuci dan disetrika oleh Nenek. Di sini kami bangun, lebih tepatnya dibangunkan jam 4 shubuh, dengan cara membangunkan yang waw….alarm hp mu tidak ada apa-apanya. Si petugas keamanan, yang terdiri dari kelas 2 Aliyah yang menjabat sebagai RG (Rijaalul Ghad) atau kita kenal sebagai OSIS. Mereka menyusur tiap gedung, tiap kamar, bahkan tiap ranjang …sambil memukul-mukul pintu ruangan kami, aku yang masih santri baru ..ngantuk berat tentunya, itu bangun yang paling susah, apalagi jika kau terbiasa dengan bangun jam 5, jam 6 atau bahkan lebih siang dari itu.

“Darr darr darr darrr ….” Seperti suara perang di TV, mungkin suaranya seperti ada perang dunia di telingamu.

“bangunnn….. santrii …bangunnn…..” suara pengeras suara dari kejauhan menambah kebisingan, mengganggu mimpi indah kami.

“bangunnnn ..bangunnn…..” terus saja seperti itu sampai benar-benar tidak tersisa lagi santri di asrama.

Aku pun bangun, karena takut …aku lihat ke samping mereka yang susah bangun, ranjangnya terus dipukul-pukul. Rasa kantukku tiba-tiba hilang …..untuk sementara sih hehe. Kak Purwa menerapkan disiplin yang ketat kepada kami, dia menyuruh kami untuk mandi supaya tidak ngantuk. Dalam hatiku .. “mandiii??? Jam 4 shubuhhh???” ini Garut bung!!! kalau anda belum tau, Garut itu udaranya dingin… sekarang masih dingin, apalagi dulu tahun 2006….ah apa boleh buat. Aku dan teman-teman sekamarku dengan mata yang masih belum bersahabat untuk bangun, harus memaksakan untuk mandi saat itu juga.

Kami pun bergegas menuju kamar mandi dengan jalan kami yang seperti zombi …saking ngantuknya..,sampailah kami di kamar mandi. dan… kamar mandi asrama putra adalah juaranya!!. Yah bagaimana tidak juara, bau kamar mandi yang menyengat, atap yang berlubang, dinding yang kotor dan banyak lumut, kadang-kadang air mati tiba-tiba. Dan masih banyak lagi…

Kami pun mengantri di depan kamar mandi, sebagian ada yang menunggu sambil jongkok, duduk, bahkan luarbiasanya ………..ada yang tidur sambil berdiri !! (Bisaan si Eta euy!) dan mendengkur pula …!! ini pro sekali memang tidurnya. Dia tidur sambil berdiri, sambil mengantri dan memegang peralatan mandi !!

“Sen maneheun asup… (sen ..giliran kamu)” kata si Uki yang sedang jongkok, padahal giliran dia, namun kayaknya dia masih ngantuk, jadi mempersilahkanku untuk mandi lebih dulu.

Aku pun masuk ..aku ragu-ragu memegang air..dan aku memberanikan diri menyentuh jariku ke air, dan “ooooo tidakkk…. !! Sedingin es, aku tidak bohong !! Dan ambilan gayung pertama ke badan kita itu yang tersulit, kita semua pasti setuju, ceburan pertama memang paling sulit.

Aku memberanikan diri…dan………

Lihat selengkapnya