FULAN

prana sulaksana
Chapter #8

Kelas 1D MTs

Aku masuk di kelas yang sangat variatif, baik dari segi daerah santri-santri berasal, maupun dari karakter-karakter santri. Dari yang mulai sangat pendiam, sampai yang sangat nakal ada di kelasku. Karena perawakanku kecil, dan terlebih lagi aku dekat dengan kak Purwa yang merupakan bidang keamanan yang sering menghukum mereka yang nakal, maka ketika mereka yang nakal di kelasku terutama yang sudah berada di mts ini lebih dulu (ikut 1 tahun takjiziah karena dari sd umum) mereka merasa ‘meraja’ di kelas. Sehingga aku dan beberapa murid baru di kelas tidak bisa melawan. Karena dari segi fisik memang mereka lebih kuat, dari segi pengalaman di pesantren pun mereka lebih faham.

               Maka aku menjadi sasaran empuk pembully-an. Tak jarang tangan dan punggungku biru-biru atau ungu karena dicubit atau diperlakukan seenaknya oleh mereka.

               Teman sekelasku yang juga teman se-asramaku yaitu Fauzan, ia tidak bisa membantuku, karena ia juga tidak berani melawan mereka yang bergerombol membully murid-murid baru. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku tidak melawan? Kenapa aku tidak melapor?. Pertama, kalau aku melawan hasilnya pasti kalah dan akan dijahili dan dibully lebih parah lagi. Kemudian kedua kenapa aku tidak melapor ke kakak kelas atau guru? Aku tidak menyalahkan guru, tapi guru tidak bisa memperhatikan 24 jam, dan mereka beraksi pasti ketika tidak ada guru. Aku pernah melaporkan kepada pengurus RG, tapi ya ..bagaimana lagi, mereka pun tidak bisa apa-apa karena kehidupan pesantren memang cukup keras.

               Tahun pertama, aku rasakan pembully-an itu cukup berat, bahkan pernah aku sampai dikejar-kejar, kemudian melapor ke ruang guru karena sudah tidak tahan melihat kelakuan orang yang membullyku. Selain karena dia adalah orang yang lebih lama di pesantren, dia juga adalah orang asli Garut. Fajar namanya, dia merasa bahwa ini adalah daerahnya, sedangkan aku yang dari Bandung bisa apa? Tiap kali aku mau melapor ke ka purwa dia selalu mengancam dan terus terjadi seperti itu. Temanku yang lain pun ada beberapa yang sama menjadi korban bully.

               Pelajaran favoritku ketika pertama masuk adalah pelajaran Shorof, itu adalah sub dari pelajaran bahasa Arab yang intinya adalah mempelajari perubahan kata dalam bahasa arab contoh: dari kata ‘tolong’ bisa berubah jadi ‘sedang menolong’, ‘telah menolong’ dan ‘pertolongan’, tapi dari bahasa arab tentunya dan juga ada iramanya yang membuat asyik. Ditambah gurunya yang sangat menyenangkan dan selalu ber-aura positif tiap masuk ke klas. Guru nya perempuan, bu Popon namanya...

               “shorof itu artinya perubahan, perubahan kata bahasa Arab. Seperti halnya ‘kotaro minami : berubah’ berubah menjadi baja hitam” dengan suara yang lantang dan mata yang melotot beliau memperagakan kotaro minami tokoh utama di balik superhero baja hitam.

               Dan kabarnya bu popon ulangi cara mengejar seperti itu ke setiap angkatan yang baru, dan itu sangat legendaris. Bahkan setiap kami membahas guru-guru dengan kakak kelas kami, kakak kelas kami pasti bisa menirukan kata-kata dan gerakan bu popon memperagakan kotaro minami berubah. Kalau kau tak tau bagaimana gerakan satria baja hitam kotaro minami saat berubah, aku sarankan untuk mencarinya sekarang di youtube, ya seperti itulah Bu popon, salah-satu guru favoritku di Mts ini.

Lihat selengkapnya