APAKAH INI SAATNYA?
Suratmu membuat jantungku sejenak tidak karuan
Apakah kau sudah pergi fulan?
Sekarang aku sudah kelas 3 Mts
Perpisahan ada di depan mata
Apakah itu juga berarti kau sekarang kelas 3 Muallimien?
Atau kau kelas 2 Muallimen? Atau kau ternyata seangkatan denganku?
Atau kau sudah lulus?
Aku harap kau masih di sini
Benarkah kau kak Adit ?
Kalaupun bukan, aku takkan kecewa
Aku mengenalmu sebagai si Fulan
Si Fulan yang selalu menemani sepiku
Si Fulan yang selalu menghiburku
Si Fulan sahabatku
Kalau kau masih di sini,
Semoga tahun terakhir ini,
Menjadi tahun yang membahagiakan
Ingin sekali, meski hanya sekali dalam hidupku
Aku mengetahui kau yang mana
Dan kita bisa bertukar cerita langsung tanpa tulisan
Untuk sekali saja,
Aku berharap bisa melihat wajahmu dan mendengar suaramu
Tahun Terakhir
28 Juli 2008
Jangankan Iki, aku saja yang begitu mencintai Iki sejak kelas 1 Mts meski pemalu …dalam hatiku aku ingin sekali bisa mengobrol, bertatap muka dan mendengar suara Iki langsung. Tapi aku sangat yakin Iki akan kecewa jika tahu bahwa sahabatnya Fulan itu adalah aku, karena ada sedikit feeling-ku, bukan bermaksud Ge-er (Gede Rasa) atau kepedean, tapi aku merasa Iki sepertinya ada perasaan suka kepadaku. Namun, Jika iki membayangkan Fulan itu Kak Adit, aku faham standar ketampanannya cukup tinggi, dan aku cukup sadar diri akan hal itu. Aku tidak men-judge bahwa Iki menilai seseorang dari fisik, tidak juga. Karena aku pun sama … salah-satu alasan menyukai Iki selain karena perangainya yang baik adalah kecantikan Iki, yang sejalan dengan karakternya yang baik. Itu manusiawi menurutku, begitu pun aku yakin Iki, membayangkan bahwa si Fulan adalah orang yang ganteng, atau minimal tidak sejelek aku pada saat itu.
Ruangan Bukhori 2
Awal tahun ajaran 2008-2009, ruangan kita dirubah lagi oleh Asatidz Killer. Oh ya, setelah asatidz killer konflik dengan angkatan Kak Purwa dulu …semakin kesini pengaruh asatidz killer sudah mulai berkurang… beberapa dari mereka pun sudah meninggalkan pesantren ini, mungkin karena banyaknya laporan dari santri dan orangtua santri. Sebetulnya tidak semua asatidz killer itu keras dan tidak menyenangkan, ada di antara mereka pun yang lembut dan ramah. Namun mayoritas dari mereka memang galak dan keras.
Dan aku berada di ruangan Bukhori 2, angkatan kami dipusatkan di ruangan Bukhori 1 dan Bukhori 2. Ya hanya tersisa 2 ruangan untuk angkatan kami, karena jumlahnya pun sudah sedikit. Bayangkan saja dari tadinya ada 4 kelas, hanya tersisa 2 kelas. RG hanya tersisa sekitar 20 orang, itupun sudah ditambah mereka yang tidak di asrama atau istilahnya di ‘dug-dag’. Dan satu lagi kelas UG yang sekitar 20 orang juga. Dulu 100 lebih, yang tersisa hanya sekitar 40-50 orang.
Aku ingatkan kembali bahwa Ruangan Bukhori 2 terletak di Gedung Abu Bakar, gedung 2 lantai dengan bangunan paling tua dan bapuk. Di sana terkenal sebagai sarangnya tumila. Lantai satu terdiri dari 2 kamar (Bukhori 1 dan 2), 1 ruang naqieb dan menepel dengan gerbang ada kantor asrama. Bukhori 2 juga-lah yang menjadi ruangan terakhirku di pesantren ini.