Selama pelajaran berlangsung, Hara masih terbengong dengan apa yang baru saja terjadi. Situasinya terlalu tidak masuk akal untuk diterima tapi juga tidak bisa ditolak begitu saja. Apakah ia tertidur selama setahun dan baru terbangun pagi tadi? Tidak mungkin. Orang gilapun tidak sanggup melakukan itu. Berbagai kemungkinan-kemungkinan terus beradu untuk bisa diterima akal Hara. Seakan siap meledak, Hara berteriak begitu kerasnya.
“Aaaaaaarrrrrrrgggggghhhhhh.”
Lebih seperti orang kerasukan, satu kelas sontak mundur menjauh. Beberapa siswa bahkan belum bisa mengondisikan jantungnya yang terkejut beberapa detik yang lalu. Tidak ada satupun yang berani mendekat atau sekadar menanyai Hara. Mereka diam mematung saling melempar tatapan kebingungan sampai akhirnya Hara berdiri mendorong mundur kursinya. Dengan wajah frustrasi, Hara meminta izin pulang. “Bu, maaf saya rasa saya tidak enak badan. Bolehkah saya izin pulang?”
Anggukan bu Dewi cukup untuk membuat Hara bergegas mengemas isi tasnya untuk kedua kalinya hari ini. Hara dengan cepat melangkahkan kaki sepanjang koridor menuju pintu gerbang keluar. Terus berjalan tanpa tujuan, Hara memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang sepi untuk menenangkan diri. Hara tidak mungkin pulang ke rumah sepagi ini jika pada akhirnya akan terkena omelan orang tua yang selalu memarahinya terkait apapun tentang sekolah.
Langkahnya terhenti dibekas bengkel kereta api yang sudah mengularkan daun-daun merambat sepanjang kereta. Pantatnya mendarat sempurna disalah satu pintu kereta yang sebelumnya sudah dibersihkan sedikit dengan tangan kosong Hara. Helaan napas panjang begitu terdengar saking sunyinya tempat itu. Benar-benar tempat yang cocok untuk lari sejenak dari kehidupan dunia ini.
Begitu memandang langit biru cerah dengan awan-awan putih bersih, kepala Hara kembali dipenuhi kebingungan yang sebenarnya tidak ingin ia ingat sekarang tapi juga menuntut untuk mendapat jawaban.
Coba kuingat situasinya. Semalam aku tertidur, ajaibnya aku terbangun tepat waktu berkat jam weker temuanku kemarin. Aku berangkat sekolah dan salah masuk kelas. Tiba-tiba aku sudah kelas 11 karena sekarang 2018. Apa yang mungkin aku lewatkan? Situasi yang mungkin adalah aku tertidur setahun. Tidak, itu tidak mungkin.
Ingin memastikan tahunnya lagi, Hara membuka ponselnya dan dengan putus asa ia melempar ponselnya entah kemana. Belum sempat menarik napas selanjutnya, Hara langsung mencari ponselnya yang sudah ia lempar sendiri. Naas, layar ponsel tampak retak sedikit pada bagian kiri bawah.