Future Breaker

Kangmi
Chapter #12

Bagian 11

Setelah menemukan obat yang dapat menyembuhkannya dari rasa penasaran, Hara harus kembali menjalani kehidupannya di waktu normal. Jika ia langsung melancarkan aksi ketiganya untuk melompat ke masa ujian akhir semester dan menghubungi Nics, hal itu sama saja dengan merusak waktu hidupnya sendiri. Inilah aturan baku yang sudah disadari Hara sejak melakukan penjelajahan waktu beberapa kali.

Hara sudah kembali di waktu semesta yang semestinya, dua hari setelah MID test. Hari-harinya biasa saja tanpa terjadi hal apapun bahkan Maryu. Kemungkinan Maryu benar-benar akan menepati janjinya untuk melanjutkan kesepakatan yang ia bicarakan kemarin tepat setelah pengumuman MID test.

Hara semakin frustrasi karena merasa hanya dirinya yang terus memikirkan Maryu. Apa yang harus ia katakan atau hal apa yang bisa ia gunakan untuk menolak ajakan Maryu yang konyol itu. Sekarangpun Maryu benar-benar layak menyandang aktor film terbaik karena pembawaannya yang sangat fleksibel. Hara semakin kesal karena Maryu benar-benar biasa saja tanpa ada sedikitpun reaksi meskipun mata mereka sekali dua kali bertemu.

Hari demi hari Hara lewati tanpa tidak banyak pikiran. Saat waktu itu tiba, hari dimana Maryu mengajaknya membuat kesepakatan itu, Hara tidak tahu harus bagaimana. Ia sudah tahu apa yang hendak dibicarakan tapi masih kebingungan apa jawaban yang membuatnya dapat menolak namun tidak merugikan dirinya.

Sepanjang hari, ia terus mencemaskan nasibnya kini. Sebenarnya apa yang ia lakukan jika dilaporkan juga tidak akan terbukti karena memang tidak ada bukti yang memenuhi syarat hukum. Namun entah mengapa setiap ia mengingat tatapan Maryu dirinya merasa terintimidasi. Merasa takut itu pasti. Hara belum bisa membenarkan jika ia harus menerima tawaran untuk bekerjasama menjual kunci jawaban itu. Sekali lagi, entah mengapa hatinya mengatakan tidak sekalipun tidak ada ruginya juga ia siap bertindak.

Perang batin yang berkepanjangan membuat tubuhnya kelelahan dan meminta istirahat. Tidur malamnya terasa panjang dan melelapkan. Karena hal itu, Hara sekali lagi kesiangan bangun dan terlambat datang sekolah padahal sebelumnya ia sudah meninggalkan kebiasaan itu.

Tak disangka, pihak sekolah membiarkan saja murid yang datang kesiangan karena jam pagi sengaja dikosongkan. Pengumuman hasil MID test mau tidak mau selalu menjadi momen yang seru untuk dibahas. Apalagi hari ini, untuk pertama kalinya tatanan ranking tahunan berubah seketika.

“Kau sudah lihat hasilnya? Sumpah ya, aku tidak menyangka. Bisa-bisanya dua pelanggan ranking terbawah mendadak juara kelas.”

“Tidak mungkin mereka benar-benar berubah sekejab. Pasti curang.”

“Kemarin waktu ujian, aku tidak sempat memerhatikan mereka. Aku sendiri sibuk mengawasi pengawas agar tak melihatku menyontek.”

“Ah, bagaimana reaksi para guru ya? Aku begitu penasaran.”

Lihat selengkapnya