“Dengan segala tipu muslihatmu, kau pikir aku akan tertipu?” Pertanyaan menohok Nics yang bahkan dapat terdengar sampai luar kelas. Setidaknya Maryu mendengarnya dengan jelas.
“Maksud kakak?” Jawaban macam apa ini, Hara.
Kelas hening. Benar-benar hening. Seakan semua bagian ekosistem menunggu jawaban Nics.
“Bayaranku kurang dua juta.” What?? Seisi kelas, Hara bahkan cicakpun terkejut dengan jawaban tak terduga ini.
Tentu saja Nics tidak bisa mengungkapkan semua kekesalan, pertanyaan dan semua hal yang ingin ia utarakan pada Diana atau ternyata Hara yang selama ini ia cari-cari. Bahkan Nics sendiri juga tidak habis pikir kenapa jawaban itu yang terlempar dari mulutnya.
“Bayaran apa lagi?” Ia hanya mengingat bayaran terakhir tempo hari sudah lunas. Secara tidak sadar, Hara sudah menempatkan diri sebagai Diana.
“Jasaku kemarin. Kenapa malah pergi begitu saja? Barangmu masih ketinggalan di rumahku.”
Tentu saja seisi kelas berusaha mencerna obrolan mereka. Jasa apa? Nics buka jasa? Apa? Bayaran kurang dua juta. Kurang dua juta? Berapa sebenarnya harganya? Barang Hara ketinggalan. Di rumah Nics? Untuk apa Hara di rumah Nics?
Hara semakin bingung dengan jawaban Nics. Barang apa yang ia tinggal? Astaga. Kertas soal itu. Menyadari obrolan mereka bisa saja membuat orang lain salah paham, Hara mau tidak mau harus berkompromi dan berusaha mengatasi situasi aneh ini untuk segera diakhiri. Ia mengirimkan sinyal agar Nics segera pergi dan akan melanjutkan pembicaraan mereka secara privasi. Nanti.
Nics yang menyadari maksud Hara langsung memutar otak untuk meredakan situasi tanpa banyak kalimat yang justru semakin membuat curiga orang-orang sekitarnya.
“Ahh. Nanti aku cek lagi. Barang kali salah.” Nics berlalu pergi dengan wajah memerah. Ia bahkan masih berpikir apakah seharusnya ia mengucap permisi atau terimakasih dulu lalu pergi. Ah sudahlah.
Dian dan Mella otomatis mendekat untuk mengonfirmasi kedekatan Nics dan Hara. Apa hubungan mereka sebenarnya. Siapakah Diana? Apakah Hara adalah Diana? Apakah yang mereka lihat tempo hari adalah Hara? Hara menjawab ya.
Maryu yang sedari tadi menyimak interogasi mereka juga tidak sabar mendengar kebenaran apa yang akan disampaikan Hara. Tidak cukup hubungan asmara mereka membuatnya terkejut namun Maryu juga berasumsi hubungan mereka tidak sesederhana itu. Bahkan Maryu tidak tahu apakah harus memercayai fakta itu. Ada yang sedang mereka sembunyikan. Maryu tidak tahu.
“Temui aku di ruang OSIS. Sekarang!” Pesan masuk dari Nics mengagetkan Hara yang masih ditanya-tanya oleh Mella dan Dian. Inilah kesempatan untuk pergi menjauh dari rentetan pertanyaan gadis-gadis itu.
“Sebentar ya. Aku ke toilet dulu.” Izin Hara sambil berlari keluar kelas.
Tirai-tirai jendela yang menutupi sinar matahari untuk masuk membuat ruang OSIS begitu gelap. Hara masuk ke dalam dengan sangat hati-hati tanpa timbul suara. Kegelapan tak bisa membuatnya dapat melihat apa-apa.
Sreett.
Satu tirai ditarik paksa oleh Nics yang membuat secercah cahaya menyinari ruangan. Hara segera mendekatkan langkahnya menuju Nics yang sedang duduk di atas meja dekat jendela.
“Sudah kau kunci pintunya?” Suara berat Nics membelah kesunyian ruang.