Hari Pertama Semester Dua
Sepekan telah berlalu ketika keduanya mendapatkan pukulan hingga meninggalkan bekas luka yang belum juga hilang. Wajah tampan Nics dengan luka membiru di pipi kanannya menimbulkan banyak tanya siswa yang melihatnya. Mereka tidak habis pikir, Nics yang terkenal tenang pada akhirnya terlibat perkelahian.
Maryu yang tidak terlalu mendapat pukulan keras tetap mendapati bekas luka di wajahnya karena tersungkur menyentuh aspal jalan. Perut yang ditendang Nics dengan keras juga masih sedikit menyisakan rasa sakit. Tidak ada yang tahu, Nics dan Maryu telah terlibat perkelahian. Apalagi karena Hara.
Hari pertama sekolah masih dihebohkan dengan kematian Rendra meskipun mereka sudah berusaha untuk tidak mengingat duka itu. Termasuk Maryu yang terus terdorong untuk mengungkap kematian Rendra yang menurutnya ganjil. Meskipun ia tidak bisa berkutik dengan bukti yang sudah ia dapat. Bukti diungkap. Ia dan Hara tamat.
***
Kondisi mata Nics benar-benar tidak kuat lagi membaca bukunya. Selama liburan, ia terus lembur mengerjakan projek untuk kompetisinya di Jepang mewakili sekolahnya. Kurang tidur membuatnya lemas dan jatuh sakit. Segera setelah badannya tersungkur ke lantai, teman-teman lelaki membantunya menuju UKS untuk beristirahat. Sebelum mereka pergi, Nics sempat sadarkan diri dan menyuruh mereka memanggilkan Hara untuk menemuinya.
Hara dengan rasa khawatir ‘sebagai teman’ segera mendatangi UKS tempat Nics istirahat. Nics yang kini tengah memejamkan mata dengan bekas lebam di pipinya membuat Hara kaget. Kehadirannya membuat Nics membuka mata.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Hara duduk mendekat di sisi Nics.
Nics hanya mengangguk lemas.
“Ada apa dengan pipimu?” Tanya Hara lagi dengan terus melihat ke arah luka itu.
“Maryu.” Jawaban Nics yang lebih seperti gumaman. Tentu saja Hara tidak dapat mendengarnya.