"Tangkep Fer!"
Satu botal minuman kaleng berhasil ditangkap oleh Feri yang duduk di kantin kampus.
"Pantes jadi kiper, nangkepnya pinter sih!" puji Dafa sekaligus menempatkan bokong nya dikursi samping Feri berhadapan dengan temannya yang pendiam itu.
"Yoi bro, pemain futsal terkenal gitu loh!" sahut Feri dengan bangga, sembari meneguk minumannya.
"Nih Van, minum dulu. Muka lu perlu disegerin sama yang dingin-dingin." Dafa menyodorkan sebotol minuman kaleng tepat dihadapan temannya yang bernama Gevan.
Gevan diam, lalu mengambil minuman itu meneguknya tak bersisa, seperti orang kehausan yang jarang minum.
"Btw MABA disini cantik plus bohai juga loh!" seru Feri dengan mata yang menjelajah isi kantin dimana banyaknya MABA yang cantik-cantik.
"Bener Fer! Gue aja ketemu tadi sama cewek, dia cantik sih! keknya polos banget gampang dibodohin!"
"Wahh kesambet apaan lo? Mau sama yang polos?" tanya Feri.
Dafa tertawa gelak, membayang muka bodoh si Icha.
"Tu cewek namanya Icha, orangnya pemberani deh terus ceria lagi. Masa ya dia nanya nama Raga sama gue, terus bodohnya dia, dia kasi surat cinta sama gue supaya gue tulis nama lengkap Raga," heboh Dafa.
"Cewek yang kemarin sore kena hukuman itu ya?"
"Ho, oh! Lo tau gak gue tulis apa?"
"Apaan?"
"Ada deh, liat entar pas dia baca di forum. Gue yakin dia orangnya. Kita akan membalas semuanya." kata Dafa sekilas melirik pada Gevan lalu Feri.
"Alah gak asik lo! Ya kan Van!"
Mereka berdua asik dengan obrolan mengenai Icha, namun salah satu diantara mereka memilih untuk menyimak dan manggut-manggut saja tanpa ada niat untuk membuka suara. Bagi Gevan obrolan tidak penting!
***
Dengan hati yang cukup senang Icha kembali pada Dewi yang masih setia menunggu dirinya di pinggir lapangan dibawah pohon yang cukup rindang bersama dengan angin semilir yang menerpa wajah mereka.
"Gimana berhasil?" tanya Dewi.
"Berhasil Dew! Icha seneng banget!" seru Icha dengan suara yang melengking seraya menempatkan bokongnya disebelah Dewi.
"Lo polos tapi heboh juga ya, lo orangnya selalu ceria." ujar Dewi, saat gadis berkulit putih itu merasakan bahwa Icha adalah orang yang paling ceria sedunia.
Icha nyengir, menatap Dewi. "Kata Mama Icha, jadi orang harus semangat dan selalu ceria gak boleh cengeng."
Dewi tertawa kecil, mendengar Icha berbicara seperti anak kecil. Dewi rasa hari-harinya akan menyenangkan jika berteman baik dengan Icha.
"Ya deh iya. Btw siapa nama senior nya?"
"Namanya Kak Raga."
"Raga jiwa hanya untuk Icha, hahah!" kelakar Dewi, menggoda Icha.