MINGGU, 12 SEPTEMBER 2021.
13:30
Destinasi kencan ketiga kami adalah ke Gramedia Matraman. Sebenarnya bukan kemauan Koko ke tempat ini melainkan bokapnya yang meminta dia belikan buku cara budidaya pakan ayam negeri. Padahal mah di YouTube maupun Google kan ada yak. Kenapa mesti ke toko buku?
Gue sempat tanya sebelum berangkat ke lokasi dan bokapnya Koko memberikan jawaban yang sangat bagus menurut gue.
Cara mencintai selain mencintai wanita adalah mempertahankan hal lawas yang pernah berharga dengan cinta.
Setiba di toko buku favorit anak-anak Jakarta Timur, kita langsung bergerak ke rak buku non fiksi. Ada beberapa hal yang cukup menarik perhatian Koko sampai membingungkan karena covernya menarik perhatian mata. Daripada stres, ia membeli 7 buku dengan topik yang sama namun beda penulisnya. Lagian duitnya bukan duit Koko. Gue yang mentraktir.
Gue juga menahan Koko ke rak buku novel dan karya fiksi ilmiah. Setelah dipikir-pikir gue cukup tertarik membelikan Koko buku. Ada satu buku yang cukup penasaran dan minat dibeli. Judulnya juga unik.
SEBUAH SENI UNTUK MEMAHAMI KEKASIH karya Agus Mulyadi.
Yang lebih unik lagi adalah covernya yang menggambar sosok perempuan yang air matanya sedang diusap sang kekasih menggunakan taplak meja buat tatakan nasi uduk. Masalahnya wajahnya mirip nyokap gue kalo lagi bobo siang.
“Buat aku bukunya. Tipis yah kayak buku tabungan anak SD. Tapi semoga ceritanya menarik.” Koko menerima dengan canda.
Gue pun menantang. “Mau nih buku Rapijali. Satu aja udah tebel apalagi aku beliin kedua bukunya. Emang kuat.”
Koko hanya cengir monyet lalu bertanya hal yang membuat gue harus menunjukkan bukti. “Emang kamu udah baca semuanya?”
“Wih, udah selesai. Top ceritanya. Nih aku tunjukin foto rak bukuku. Tuh, ada kan buku Rapijali. Paling depan lagi,” ucap gue sembari menunjukkan foto tersebut.
Koko terkesima dan memuji gue yang dibilang kutu buku. Enggak juga sih. Lebih tepatnya kutu loncat.
Pukul 4 sore, tiba di rumah sang bidadari. Bokapnya sangat berterimakasih pada Koko tapi Koko malah meminta bokapnya ucapkan itu kepada gue.
“Nih bener lu yang beliin,” katanya cukup terkejut.
“Iya Pak.” Gue malu-malu. Sebenarnya pas diperjalanan, gue sudah bilang sama Koko untuk berbohong soal ini tapi Koko membantah dengan argumennya yang bikin gue skakmat.