G O A T

Rizky Brawijaya
Chapter #11

Clean Sheet

MINGGU, 3 OKTOBER 2021.

09:00



Koko bertemu kedua orangtua gue. Dandanan yang super cantik membuat Abah dan Emak kagum tidak ketolongan. Kakak gue mungkin juga tidak percaya sama adiknya sendiri bisa punya kekasih luar bioskop pesonanya. Duh, mereka yang baru sekali ketemu sudah terkesima. Bagaimana gue yang setiap hari dan bermesraan dengannya. Mungkin kalo gue periksa ke dokter, kadar gula dan kolesterol gue sudah tinggi gara-gara liat yang manis-manis terus.

“Assalamualaikum, Pak, Bu. Aku Karalina Koko. Pacarnya Kiky.” Ia mencium punggung tangan Abah kemudian Emak, kakak gue juga deh.

“Waalikumsalam. Masya Allah. Anak siapakah gerangan manis sekali?” tanya Abah lebay. Perasaan hari-hari gak gitu bahasnya di depan anak-anaknya juga teman tongkrongan yang kebanyakan orang jawa.

Biasanya cuk, asu, jamet, koplak sama g*blk.

Koko menahan tawanya dengan mulut. Ia terayu dengan pujian bokap gue. “Terima kasih Pak.”

Giliran Emak memeluk Koko tiba-tiba. Yang dipeluknya sangat terkejut dan menerima dengan senang. Gue yang dipojokkan kayak pengki reot diam saja melihat tingkah kedua orangtua gue semakin drama.

“Ya Allah. Emak baru liat model beginian sekarang neng. Biasanya di Tv. Neng artis? Kok luar biasa cantik banget,” ucapnya setelah melepas pelukan.

“Makasih Bu. Aku bukan artis. Aku kerja kantoran biasa. Sama kayak Kiky. Jangan berlebihan begitu Bu. Aku sama kayak perempuan lainnya.”

Kerendahan hati Koko yang membuat gue senyum sendiri. Gue membayangkan bagaimana dia beneran jadi istri gue. Wah, kepingan dari surga sudah gue genggam dan harus gue rawat sampai gue mati. Lagian bapak, ibunya Koko sarapan apa yah pagi-pagi sampai bisa melahirkan anaknya seperti itu. Nasi uduk semur telur gak mungkin? Pasti pecak salmon.

Lamunan gue buyar gegara Abah memanggil dengan suara lantangnya.

“KY!!!! BENGONG AJE LU. KESAMBET CAPUNG AJE LO. KELENGER!!! SINI.”

“Iya!!!”

Gue berdiri di samping Koko yang menatap gue penuh senyuman dan agak malu-malu. Abah suruh temani Koko ke dalam rumah. Masa yang bawa diam diluar. Kami kumpul ruang tamu. Gue sejenak bantu kakak gue membawakan minuman dan beberapa cemilan betawi. Udah kayak acara lamaran. Entar dikit lagi ada Ondel-ondel joget di depan pagar rumah.

“Duh, Pak, Bu. Gak usah repot-repot. Aku cuma mau silahturahmi doang. Air putih saja cukup.” Koko merasa tidak enak.

Abah menepis omongan Koko dengan pujian. “Gak apa-apa. Tamu wajib kita hormati. Karena ia juga salah satu pembawa berkah dan rejeki buat yang punye rumah. Karena dia bawa pesan dan niat baik. Betul?”

Koko mengangguk paham.

“Ngomong-ngomong Neng beneran pacarnya Kiky?” Emak gue masih minta pembuktian saking jomplang nya paras gue sama Koko. Iya, beda karena beda gender masih diterima. Tapi jika berdasarkan dari enak dan gak enaknya dilihat tuh muka yah tetap jauh.

“Aku beneran pacarnya Kiki. Pacar serius, pacar beneran!!”

Kakak gue yang baru lima menit duduk melontarkan pertanyaan yang menusuk perasaan gue. “Emang kamu nahan apa sama Kiky sampai mau jadi pacarnya.”

Lihat selengkapnya