G O A T

Rizky Brawijaya
Chapter #13

Create Changes

MINGGU, 10 OKTOBER 2021.

10:00.




“Duh, yang ketahuan ng*we kemaren sore. Lemes amat pagi ini.” Bagas membuka obrolan dengan sangat baik.

“Gila lo. Cewek cakep begitu mau maen sama lo. Bagi ilmunya dong bang ganteng,” lanjut Rafi sekongkol.

Kami sedang kumpul di sebuah lapangan dekat rumah Rafi. Tepat di belakang masjid megah kebanggaan warga kampung sini. Lo tahu gak betapa kagetnya Tuhan menyaksikan dua umatnya bahas bokep di dekat rumah ibadah. Ditampar Malaikat, gak kembali normal itu kepala.

“Udah njir, jangan bahas porno terus. Gue yang jadi objeknya merasa tidak enak sama kalian yang hanya mentok-mentok coli doang. Bahannya kartun jepang lagi.” Gue serang balik meski sama tidak tahu malunya dan siap ditampar Malaikat.

Bagas dan Rafi sorak tak terima. Ia menuduh gue sombong.

“Belagu lo. Gue juga bingung, muka kayak ujung charger kayak lu gini bisa dapet cewek elit begitu,” cetus Bagas sewet.

“Yang tipe C lagi.” Gue 

Gue tertawa terbahak-bahak. Melihat muka mereka yang tidak terima soal gue selalu mendapatkan kenikmatan didunia percintaan. Dan gue membalas mereka dengan kerendahan hati gue karena kalo dibalas dengan gorengan fakta buruk mereka, itu akan membuat mereka keki.

“Ya udah sih namanya rezeki baik yah gue terima saja. Itulah mengapa Tuhan adil pada umatnya. Orang jelek bukan berarti rejekinya selalu ikutan jelek. Lo pada yang lebih ganteng dari gue masih jomblo dari SMA. Jatuh cinta tuh sama cewek bukan sama komputer dan busi matik.”

Mereka hanya cengir monyet dan mengakui gue pakar cinta. Mereka memang lemah membahas soal dunia percintaan begini.

Pembahasan diganti dengan topik Bagas yang mengajak gue main futsal lawan temannya di kampung sebelah nanti sore. Gue langsung mengiyakan karena sudah begitu lama tidak main bareng mereka.

“Kita kurang satu orang lagi,” kata Bagas.

“Temen lu yang lain gak ada?” tanya gue.

“Gak ada yang mau. Sibuk maen PUBG terus.”

“Masalah itu mah entar gue tanya sama temen gue. Mau gak yeh diajak,” usul Rafi.

Telepon berdering, terpampang nama Nining yang pertama kalinya menelepon gue. Tapi begitu gue angkat yang berbicara Koko.

“Kenapa Ning?”

“Nih Koko. Kekasihmu.”

“Oh, ponsel kamu kemana?”

“Ini ponsel aku justru.”

“Lah, hape Nining kemana?”

“Rusak, lagi diservis.”

“Kenapa bukan pake WA kamu aja.”

“Emang kenapa kalo Nining yang telepon?”

“Gak apa-apa? Kaget aja.”

“Kenapa harus kaget? Dia adik aku bukan host uang kaget.”

“Kalo host uang kagetnya Nining juga gak apa-apa.”

“Kalo aku yang jadi host uang kagetnya. Gimana?”

“Jangan.”

“Kok jangan?”

“Yang ada mati kaget.”

“Lah bisa begitu!”

“Yah, ini nomor Nining tapi ternyata yang angkat kamu aja aku kaget.”

“Kagetnya begitu doang?”

“Orangtuaku aja kaget dan terpesona lihat kecantikan kamu. Keanggunan kamu. Orang lain liat kamu pertama kali juga pasti kaget dikira bidadari nyasar.”

“Ih, dasar buaya kali. Udah, daritadi kamu gak jelas omongannya.”

“Yah, kamu yang mulai.”

“Kok aku yang mulai.”

Lihat selengkapnya