G O A T

Rizky Brawijaya
Chapter #18

Air Mata Pahlawan

RABU, 10 NOVEMBER 2021

18 :  00


“Selamat datang kembali. Pasangan yang selalu lengket kayak permen karet nempel di ban bajaj.”

Seperti itu sambutan meriah mas-mas pelayan langganan kita di kedai ramen langganan juga sih. Koko membalas tak kalah merah. 

“Selamat bertemu kembali mas-mas random. Seperti biasa yah pesanan kami. Pasti masih ingat dong!!!

Pelayan itu tertawa renyah. “Saya selalu ingat pesanan mbak permaisuri dan mas siluman bunglon.”

Gue yang sedang mode diam ikut ngoceh setelah kalimat intimidasinya itu sungguh menusuk perasaan. “Ye, bisa aje tikungan Puncak.Udah, kami sudah lapar. Cepetanlah.”

Kenapa orang jelek selalu jadi keset.

Setelah pelayan itu pergi, gue mengeluarkan sesuatu yang terselimut di kantong plastik putih tebal lalu gue serahkan kepada Koko. Ia menerima tanpa dilihat lagi. Segera ia masukkan kantong itu ke tas kerjanya.

Koko bangun dari tempat duduknya dan meminta izin ke gue pergi ke toilet membawa tas tapi meninggalkan ponsel di atas meja. Paling bersihkan make up sekalian buang air. Lima menit kemudian ia kembali dengan kondisi yang lebih segar di raut wajahnya. Ia membuat make up ulang di wajahnya yang terlihat tipis dibandingkan sebelumnya.

Yang mengejutkan gue adalah saat ia mengeluarkan kantong plastik yang dibawa lalu kembali menyerahkan itu ke gue. Kebingungan melanda pikiran.


“Ini apa? Ko dibalikin.”

“Masukin aja dulu dalam tas kamu. Cepet!!”

Gue segera menuruti perintahnya. Dan ia langsung memberitahu begitu sudah selesai.

“Itu BH aku.”

Gue kaget gak kepalang. “Buat apa?”

“Jangan pura-pura bodoh. Kemarin kamu curi BH yang disangka punya aku buat jadi souvernir kenang-kenangan kan?”

Saat itu gue langsung malu. Wajah gue mungkin memerah. “Ya, maaf. Aku cuma iseng. Terus sekarang kamu gak pake apa-apa?”


“Ya aku pake punya Nining yang kamu curi. Punya aku sama dia beda sedikit ukurannya. Jadi masih muatlah.”

Gue benar-benar tidak habis pikir apa yang Koko lakukan secara sengaja. Inikah definisi Cewek Gila atau CEGIL??? Yah, gue hanya bilang terima kasih dengan wajah mupeng. Untungnya Koko memaklumi itu. Obrolan pindah ke pembahasan sepakbola, Arsenal yang menang terus yang membuat Koko sangat bangga sampai akhirnya makanan kami datang.


Lagi-lagi hujan turun menghiasi makan malam romantis kami yang diiringi musik bergenre folk pop dari spiker-spiker kedai. Ada satu pemandangan menarik perhatian gue. Seorang anak kecil yang sedang meneduh di parkiran sembari mengeringkan ukulele yang ada di genggamannya.

Lihat selengkapnya