MINGGU, 21 NOVEMBER 2021.
01:00
Koko dilarang sama bokapnya nobar Arsenal vs Liverpool karena jamnya yang cukup berbahaya buat perempuan keluar rumah. Apalagi lokasinya yang cukup jauh membuat Bapak punya alasan kuat. Akhirnya gue lah yang diundang bokapnya menemani sang anak nonton. Ya mesti gue mau tidak mau harus menginap.
Di depan televisi yang luasnya 55” inc dengan kualitas super jernih, Koko terlihat sangat fokus. Kadang-kadang ia berkomentar saat ada momen krusial. Contohnya saat tim kesayangannya mempunyai kiper yang bisa menahan tendangan para pemain Liverpool di dekat gawangnya.
“Nah, ini baru kiper. Ayo Ramsdale, tahan terus sampe selesai. Ayo tepis semua. Kalo perlu bolanya bawa pulang,” ucap wanita yang mengenakan jersey Arsenal ini dengan semangat.
Eh, sayangnya. Mamang Ramsdale tidak mendengar dukungan dari Koko. Hasilnya begini.
Ini komentar Koko.
“Ah, kiper bloon. Gak ada bedanya sama Leno. Kemaren gacor sekarang memble. Tavares jual aja. Jangan jadi bek, jadi panitia Halloween aja. Kesel nontonnya ih. Udah bagus-bagus malah kebobolan banyak. Akh… Asu!!!”
Gue sih turut menenangkan tapi lain di hati. Dimana gue sangat senang klub yang
jadi rival klub gue kalah telak. Semoga besok City menang lawan Everton.
Koko tidak bisa tidur dan gue terpaksa menemani sampai pukul empat pagi. Sial, untungnya gue lagi tidak mengantuk. Dia begitu cantik tidur di pangkuan paha gue. Bibirnya yang seksi, bola matanya yang bulat sempurna layaknya bola futsal.
Tidak terasa sudah pukul setengah tujuh pagi. Gue tidak tidur sama sekali dan Koko terbangun beserta yang lainnya. Ibunya sudah sibuk di dapur. Bang Yaya baru selesai siaran dan langsung tidur sedangkan Nining membantu menyapu halaman rumah ditemani Bapak yang hendak mengurus peliharaan ayamnya sembari membaca buku yang gue belikan waktu itu.
“Aku langsung pamit yah. Aku ngantuk banget,” ucap gue dihadapan Koko yang sudah selesai mandi.
“Ih, makan dulu gih. Ibu udah buatin bubur buat kamu. Habis sarapan, tidur di sini. Gak apa-apa.”
Koko menahan gue.