G O A T

Rizky Brawijaya
Chapter #22

I'm Not Robot

SABTU, 1 JANUARI 2022.

10 : 00


Yang aku takutkan akhirnya terjadi dimana aku orang yang sedang menahan sepi ditengah keluarga dan teman-temankku yang merayakan tahun baru dengan tulus kebahagiaan. Aku paling takut dituntut pura-pura senang.

Dipaksa ikut tersenyum dan sorak gembira seperti mereka. Padahal yang aku butuhkan sekarang adalah orang yang hampir setiap hari ada dekat dan merapat lekat denganku.

Percuma ada kembang api meletup meriah dilangit , gemuruh terompet mengguncang seluruh tempat saat hitungan sudah sampai ke satu.

Yang dibilang 00:00 sebagai permulaan yang baru, itu semua sama aja jika kesepian masih ada hingga kurasa sekarang. Buktinya pukul 00:01 aku masih merindukan sang kekasih. Seterusnya bahkan sampai nanti pagi.



“Ya elah, liat tuh, orang jelek bikin puisi. So melodramatic banget. Kayak ditinggal kemana aja.”

Gue yang kebetulan selesai mandi, langsung jambret ponsel yang disadap kakak gue. Ia cengar-cengir meledek melihat sang adik yang lagi galau berat.

“Ah, rese lo Kak,” kata gue kesel.

“Pantesan orang bakar-bakaran, muka lu asem kemaren.”

“Ngapain lo Kak ke kamar?”

“Nih Koko nelepon gue barusan. Dia bilang hape lo suruh aktifin. Dia nelepon lo gak nyambung-nyambung.”

“Paket gue habis kak. Gue belum beli roamingan juga.”

“Beli gih sono. Entar nelepon lagi, panik dia.”

“Yaudah. Lo keluar sana. Gue mau pake baju.”


Benar apa kata kakak gue. 8 panggilan tak terjawab atas nama Koko tertera di layar WhatsApp gue. Gue segera menelepon kembali sang kekasih biar tidak dilanda kecemasan berlebih.

“Kamu kemana? Data gak diaktifin. Aku khawatir telepon aku gak diangkat.”

Gue jelasin dengan apa adanya. Untungnya dia hanya seperkian menit ngambeknya. Cara menenangkan Koko begitu. Jelasin apa adanya, jujur kalo bisa ada bukti akurat. Begitu dia paham, dia bakal mesra lagi seperti semula.

Lihat selengkapnya