G O A T

Rizky Brawijaya
Chapter #24

Akibat Mantan.

SENIN, 10 JANUARI, 2022.

05.00


Rumah kedatangan tamu pagi-pagi buta. Emak yang membukakannya terkejut bukan kepalang. Dia memanggil nama gue untuk segera keluar menemuinya

“KIKY, PACAR LU DATENG NIH!!!!!”

Gue yang tengah sarapan sehabis mandi terkejut mendengarnya. “Koko.” Gue menunda nasi uduk yang baru gue buka bungkusnya.

“Nih Koko dateng pagi-pagi udeh pake pakaian kerja. Lu masih pake sarung aja. Kesiangan?”

“Enggak Mak. Kiky juga kaget Koko dateng jam segini.”

Emak gue kaget kedua kalinya. “Lah, lu pada gak janjian dulu apa?”

Koko menjawab datar. “Enggak Ma. Ini emang ngedadak soalnya ada yang mau diomongin sama Kiky.”

“Oh, yaudah gih didalam aja. Sembari nemenin Kiky sarapan.”

Emak menggiring Koko ke meja makan. Kami saling berhadapan namun belum juga bersuara, membuka obrolan. Teh manis sudah tersaji untuk dirinya.

“Emak beliin nasi uduk kuning yah. Biar makan bareng sama pacar. Masa diliatin doang. Emang sirkus.”

Koko sempatkan menolak. “Koko udah makan roti.”

Sayangnya Emak tidak bisa dicegah. Ia kukuh membelikannya. “Ya elah, malah kenyang makan roti doang. Yaudah, tungguin.”

“Makasih Mak.”

Akhirnya gue memberanikan diri untuk bertanya alasannya dia datang pagi-pagi sekali. “Kenapa ke sini? Bukan tunggu rumah aja.”

Dia malah nuduh. “Ngusir?”

“Bukan begitu. Kasihan kamunya.”

“Lebih kasihan mana, pacarku punya trauma soal mantan tujuh tahun lalu! Pantas kamu overprotektif selama aku pergi.”

Gue rem paksa suapan nasi uduk berikutnya lebih memilih menenggak segelas teh manis buatan sendiri kemudian bertanya lagi soal masa lalu gue yang ia tahu darimana asalnya. “Maksud kamu apa?”

“2014, pacar kamu yang kini jadi mantan jatuh saat turun dari pesawat. Dia ketiduran dan turun paling belakang saat kondisi mulai sepi dan mantan kamu itu terkilir lalu jatuh menggelinding di Passenger Boarding Stairs. Kakinya cedera dan tangannya terkilir.

Hal itu yang membuat mantan kamu harus batal ikut lomba pencak silat antar sekolah se-jakarta dan gagal juga ikut perekrutan atlet mewakili Jakarta. Makanya kamu begitu terpukul dan khawatir sama dia bahkan sama aku. Kamu juga trauma pasti sama pesawat walaupun kamu gak langsung terlibat dalam masalah itu.

Aku berusaha cari tahu dan akhirnya aku paham bahwa apa yang kamu gelisah kan ke aku pasti ada latar belakang dan pengalaman yang telah kamu tempuh.”

Setelah Koko menjabarkan semua, gue hanya berbicara singkat tanpa membantah sedikitpun. “Sekarang kamu tahu kan semuanya."

Koko mengangguk. “Maafin aku menggira kamu yang tidak baik sebelumnya. Aku pikir kamu terlalu berlebihan. Drama dan dibuat-buat. Aku minta maaf.

Lihat selengkapnya