G O A T

Rizky Brawijaya
Chapter #26

Man Of The Match

SENIN, 24 JANUARI 2022.

16 : 30.


Kondisi Koko masih belum stabil sejak berangkat kerja. Ia mengeluh masih merasakan pusing dan kunang-kunang. Gue menyuruh dia libur sehari tapi dibantah. Dia banyak pekerjaan hari ini yang harus diselesaikan.

Siang harinya Koko mengabarkan dia akan lembur bersama dua rekannya nanti. Dalam videocall saat jam istirahat ia hanya bisa pasrah menghadapi itu dalam kondisi badan yang belum membaik.

Sedangkan gue sendiri masuk kerja pukul delapan malam. Jadi masih bisa gue tunggu sampai ia selesai.

“Aku dibawah, tungguin kamu sampai selesai. Semangat sayang.”

“Maaf yah buat kamu nunggu.”

Tapi mendekati pukul delapan malam, Koko belum menampakan diri bahwa ia sudah selesai kerja. Jiwa mulai resah, apa gue harus tunggu atau tinggal dalam kondisi Koko yang begitu.

Gue mencoba menghubungi lagi. “Yank? Gimana kerjaannya?”

Ia menunjukkan situasi diri dan sekitarnya yang penuh dengan tumpukan map dan layar komputer yang menampilkan Excel bahwa dia sedang menginput data.

“Masih banyak Yank. Gimana dong.”

Gue tertegun. “Semangat yah. Aku tunggu."

“Aku gak enak sama kamu.”

“Gak usah bilang begitu. Cepat selesaikan.”



Sudah pukul delapan lewat, akhirnya gue memutuskan bolos kerja dan tetap menemani Koko sampai selesai. Gue juga sempat membelikan burger dan kentang untuk dia yang gue titipkan melalui sekuriti.

“Ya Allah. Makasih banyak makanannya. Oh, iya kamu kan kerja yah sekarang?” ucap dia melalui pesan teks.

“Aku udah izin gak masuk.” Gue harus bilang sejujurnya. Koko menunjukkan wajah bersalahnya jelas dihadapan gue. Yah, gue harus bagaimana. Tidak mungkin kabur diam-diam.

“Aku minta maaf. Udah buat kamu nunggu lama sampai bolos kerja. Ya Tuhan, maap yah.”

“Gak usah minta maaf Ko. Selesaikan kerjaan kamu sekarang yang penting. Hari makin malam. Badan kamu belum baikan. Ayo akh!!! Jangan lupa dimakan yah.”

“SIAP BOS KIKY!”


Akhirnya jam sepuluh malam Koko turun menemui gue dan memeluk gue erat. Beberapa satpam menyoraki aksi Koko yang sangat romantis tapi Koko masa bodoh. Ia merasa lega momen-momen lemburnya bisa dilalui dengan baik.

“Pangeranku yang amat setia menunggu. Makasih malam ini udah melindungi aku. Aku boleh cium gak?” kata Koko.

“Jangan disi….”

Lihat selengkapnya