G O A T

Rizky Brawijaya
Chapter #27

Substitusi

MINGGU, 13 FEBRUARI 2022.

08 : 00



Juned dan Kalula terlibat dalam kencan kami. Begitu gue tiba di rumah Koko, ia menggendong pet backpack atau tas khusus hewan berisikan mereka.

“Boleh aku melibatkan pasangan yang aku idamkan ini?” tanya Koko sebelum naik motor gue sangat ceria seperti habis menemukan uang 50 ribu di jalan.

Gue menjawab sedikit curiga. “Kenapa kamu ingin melibatkan mereka.”

“Mereka sedang jatuh cinta sama seperti kita. Boleh yah. Nanti aku akan kenalkan mereka ke keluarga kamu. Seharian ini aja. Mereka butuh kencan.”

Gue mengizikan dia pergi tapi gue juga mengingatkan dia bahwa kita gak ke Mall atau restoran ( Ada juga yang memperbolehkan membawa ) . Koko tahu. Ia sudah merencanakan rute kencan kita berdua menjelajahi taman di Jakarta. Seperti Senayan Park, Neo Soho dekat Mall Taman Anggrek.

“Iya, terserah kamu aja. Tapi mereka udah dipakein diapers kan?”

“Sudah sayang. Ayo berangkat.”


Terlihat lucu sekali begitu Koko melepaskan ke alam liar. Dua kelinci dengan pakaian super lucu serta tali pengaman supaya tidak kabur menarik perhatian pengunjung lainnya. Koko membiarkan dirinya dibawa Juned dan Kalula yang berjalan beriringan, menikmati udara pagi Jakarta.

Bahkan ada yang menawar Juned dengan harga tinggi tapi Koko tolak karena tidak tega melihat Kalula seketika menjanda.

“Imut banget kesayangan Koko ini. Hah? Senang keluar rumah, jalan-jalan?” ucap Koko duduk bermain dengan mereka sedangkan gue menyiapkan cemilan untuk istirahat siang ini. Gue yang duduk disampingnya seketika iri dan cemburu karena Koko lebih banyak ngobrol sama dua kelincinya ketimang pacarnya sendiri.

Tapi mau bagaimana lagi. Wajah dan auranya lagi cerah dan bahagia- bahagianya. Jangan mud-nya gue rusak lantaran sirik dengan hewan kuping panjang itu.


Koko membatalkan ke tempat tour Juned dan Kalula selanjutnya dan memilih ke rumah gue sebagai tempat terakhir. Abah terlihat senang sama seperti Koko sejak pagi tadi. Disitu juga Abah dan Koko ngobrol layaknya sahabat sedangkan gue sibuk membeli mi ayam buat Koko dan Abah. Lagi-lagi hanya jadi pesuruh.

Bertemulah gue dengan Rafi. Akhirnya ada yang mengajak gue ngobrol juga meski sama batangan.

“Hari minggu depan jadi pagar ayu kawinan saudara gue mau gak. Gue kekurangan orang.”

Gue mengerutkan kening. Pagar ayu? Apa dia melihat gue betina pake rok kah?

“Loh, gak salah nyebut?” tanya gue.

Lihat selengkapnya